BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kedelai 2.1.1. Asal Usul Tanaman Kedelai
Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin berkembangnya perdagangan
antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,
Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Menurut laporan, kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan
pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Masuknya kedelai di Indonesia diduga dibawa
oleh imigran Cina yang mengenalkan beberapa jenis masakan yang berbahan baku biji kedelai Adisarwanto, 2006.
Menurut Cahyadi 2007, Bangsa cina tidak hanya dijadikan sebagai masakan. Tetapi untuk dijadikan susu yaitu dengan cara merebusnya, lalu
digiling, diperas dan diambil airnya. Resep tersebut lalu menyebar ke negara- negara seperti Jepang, Amerika dan Indonesia.
2.1.2. Taksonomi Tanaman Kedelai
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja
dan Soja max. Namun demikian, pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine
6
max L.Merill. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut Kingdom: Plantae,
Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Rosales,
Subordo: Leguminosinae,
Famili: Leguminosae,
Subfamili: Papilonaceae, Genus: Glycine,
Subgenus: Glycine, Spesies: Glycine max L.Merill Adisarwanto, 2006.
2.1.3. Morfologi Tanaman Kedelai
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak dan merupakan tanaman semusim. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar
tunggang dan serabut akar yang tumbuh dari akar tunggang. Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara
pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m atau lebih pada
kondisi yang optimal, sedangkan serabut akar dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm Adisarwanto, 2006.
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate
dan indeterminate. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga.
Pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga Adisarwanto,
2006. Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri dari tiga helai anak
daun dan umumnya berwarna hijau atau hijau kekuning-kuningan AAK, 1991.
7
Helaian daun ini mempunyai dua bentuk, yaitu bulat oval dan lancip. Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi faktor genetik Adisarwanto, 2006.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna, artinya dalam setiap bunga terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga tumbuh pada ketiak daun,
berwarna ungu atau putih yang terletak pada ruas-ruas batang Suprapto, 2001. Buah kedelai berbentuk polong dengan jumlah biji rata-rata kisaran 1-4 tiap
polong. Kulit polong berwarna hijau dan ditumbuhi bulu trikoma berwarna kuning kecoklatan. Dalam proses pematangan warna polong berubah menjadi
lebih tua, warna hijau menjadi kehitaman atau coklat tua Sumarno, 1984.
2.1.4. Manfaat Tanaman Kedelai