Waktu dan Tempat Pengamatan Rancangan Penelitian dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta dan Rumah Kaca yang terbuat dari bambu yang atapnya ditutupi oleh plastik. Kegiatan dimulai pada bulan April 2008 sampai September 2008.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas Slamet deskripsi di Lampiran 2, isolat fungi PH1-3F Paku Haji pada lokasi kesatu, fungi ketiga, PH1-4F Paku Haji pada lokasi kesatu, fungi keempat dan PH5-5F Paku Haji pada lokasi kelima, fungi kelima yang diisolasi dari sampel tanah dareah Paku Haji Tangerang, dextrose, umbi kentang, Bacto Agar , kain kasa, kertas saring, akuades, alkohol 70, insektisida Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5 mlL pupuk dasar N Urea 250 kgha dan K, KCl 100 kgha serta pupuk perlakuan P merek SP 36 150 kgha. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah polybag dengan diameter 35 cm, gelas beaker, timbangan analitik, penangas air, stirrer, spatula, labu Erlenmeyer, gelas ukur, sekop, autoklaf dan penggaris atau meteran. Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran fisik adalah luxmeter, soil tester dan termometer . 23 3.3. Cara Kerja di Laboratorium 3.3.1. Pembuatan Media Potato Dextrose Broth PDB dan Potato Dextrose Agar PDA Kentang dikupas bersih, dipotong bentuk dadu dan ditimbang sebanyak 150 g. Setelah itu, kentang dimasukkan ke dalam gelas beaker dan ditambahkan 300 ml akuades kemudian dipanaskan dengan menggunakan penangas air. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kain kasa 4 lapis dan ditambahkan akuades sampai volumenya mencapai 500 ml, kemudian ditambahkan dextrose sebanyak 7,5 g. Media tersebut dipanaskan kembali sampai homogen kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. Hal yang sama dilakukan pada pembuatan PDA dengan penambahan agar sebanyak 7,5 g.

3.3.2. Peremajaan dan Pembuatan Inokulum Fungi Pelarut Fosfat

Isolat fungi dari kultur stok diambil satu ose kemudian diinokulasikan ke dalam media PDA dan diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari. Kultur stok isolat fungi pelarut fosfat PH1-4F, PH1-3F dan PH5-5F yang telah diremajakan diinokulasi sebanyak 1-2 ose ke dalam erlemeyer 1000 ml media PDB dan dikocok dengan shaker kecepatan 120 rpm selama 2-4 minggu atau sampai diperoleh pelet miselia. Pelet yang terbentuk disaring kemudian dikemas sebanyak 20 g pelet sebagai inokulum. 24

3.4. Cara Kerja di Rumah Kaca Persiapan Tanah

Tanah diambil dari daerah Paku Haji Analisis Tanah di Lampiran 3, yaitu tempat pengisolasian mikroba pelarut fosfat terdahulu. Setelah dibersihkan dan diayak, tanah diisikan ke dalam polybag yang telah disediakan, masing- masing sebanyak 4 kg.

3.4.2. Persiapan Benih

Banyaknya benih yang diperlukan sangat tergantung pada jarak tanam dan besar kecilnya benih. Untuk varietas Slamet benih yang dihasilkan berukuran kecil-kecil. Dalam penelitian ini, benih yang digunakan untuk ditanam dalam polibag adalah benih kedelai yang sehat seperti mengkilat, bersih dari kotoran, tidak keriput dan memiliki ukuran dan bentuk yang sama satu sama lain. Penanaman Sebelum penanaman, benih diberi perlakuan inokulum segar isolat fungi pelarut fosfat sebanyak 20 g per tanaman Hasanudin dan Bambang G, 2004, dengan cara melapisi benih dengan tanah. Polybag yang telah siap untuk ditanami dibuat lubang penanaman benih. Benih untuk masing-masing perlakuan ditanam empat buah benih setiap polybag kemudian lubang ditutup kembali. 25 Pemupukan Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali, pemupukan pertama dilakukan pada tanah sebelum penanaman dengan menggunakan pupuk N Urea, P SP 36 dan K KCl dengan dosis N 100 kgha, P 200 kgha dan K 100kgha. Pemupukan kedua adalah perlakuan pemberian pupuk P yang dilakukan 10 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk P SP 36 yaitu sebanyak 0 g, 0,5 g dan 1 g. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman satu hari sekali pada waktu pagi hari. Pembersihan gulma di sekitar tanaman dengan cara dicabuti. Pembersihan hama diberi insektisida dengan cara disemprotkan ke tanaman.

3.4.6. Panen

Dalam penelitian ini waktu panen tanaman kedelai varietas Slamet pada umur 86 hst. Waktu panen ditentukan apabila sudah terlihat adanya perubahan warna polong, dari kehijauan menjadi coklat kekuningan. Panen dilakukan bila lebih dari 95 polong kedelai sudah berwarna coklat kekuningan dan daun banyak yang gugur.

3.5. Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap dua karakter, yaitu pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Pertumbuhan tanaman kedelai diukur pada saat muncul 26 kecambah, tinggi tanaman yang diukur pada umur 10 hari, 30 hari dan pada saat panen serta jumlah cabang dihitung pada saat panen Lampiran 6. Produksi tanaman kedelai diamati pada saat pertama kali bunga muncul. Parameter yang diamati mulai dari umur berbunga dihitung pada saat tanaman kedelai berbunga untuk setiap tanaman. Varietas Slamet memiliki warna bunga ungu. Jumlah bunga dihitung pada saat tanaman kedelai berbunga untuk setiap tanaman. Umur panen dihitung pada saat tanaman kedelai menghasilkan polong. Polong yang sudah masak memiliki ciri-ciri berwarna kuning atau coklat dan daun sudah banyak yang menguning atau gugur. Jumlah polong yang dihitung dari tiap tanaman adalah polong yang bernas. Jumlah biji yang dihitung dari tiap tanaman adalah biji yang bernas, kemudian dihitung bobot 100 biji dan bobot total biji Lampiran 7.

3.6. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 4x3 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah jenis inokulum isolat fungi pelarut fosfat, yang terdiri atas tiga taraf, yaitu tanpa inokulum M0, 20 g inokulum PH1-3F per tanaman M1, 20 g inokulum PH1- 4F per tanaman M2, 20 g inokulum PH5-5F per tanaman M3. Faktor kedua adalah dosis pupuk P, terdiri atas tiga taraf, yaitu tanpa pupuk SP 36 P0, 0,5 g pupuk SP 36 per tanaman P1 dan 1 g pupuk SP 36 per tanaman P2 Lampiran 4. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis variansi dan uji Duncan = 0,05 dengan Software SPSS 12.0 Lampiran 9. 27 Rumusan Hipotesis Pratisto, 2004 : 1. Hipotesis nihilnol H : Parameter pada kontrol dan perlakuan tidak berbeda nyata. 2. Hipotesis alternatif H1 : Parameter pada kontrol dan perlakuan berbeda nyata. Interpretasi : a. Nilai F hitung F tabel atau nilai probabilitas sig 0,05 = signifikan, maka H ditolak b. Nilai F hitung F tabel atau nilai probabilitas sig 0,05 = tidak signifikan, maka H diterima 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertumbuhan Tanaman Kedelai 4.1.1. Perkecambahan Kecambah tanaman kedelai yang diteliti muncul ke permukaan tanah pada umur 5-6 hst. Munculnya kecambah kedelai ini sedikit terlambat Lampiran 6 dibandingkan hasil penelitian Dasumiati 2007, yaitu munculnya kecambah kedelai dengan inokulasi fungi pelarut fosfat ke permukaan tanah pada umur 3-5 hst. Hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu tanam kedelai. Dalam penelitian waktu tanam kedelai dilakukan pada saat musim kemarau sekitar bulan Juni. Secara umum, waktu tanam kedelai yang baik dimulai pada musim hujan yaitu antara bulan Oktober atau November dan bulan Februari atau Maret. Selain adanya perbedaan waktu tanam keterlambatan benih untuk berkecambah juga dipengaruhi berbagai faktor internal dan eksternal. Menurut Hidayat 2000, benih akan berkecambah setelah mengalami masa dorman yang dapat disebabkan berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal, seperti embrio belum masak dari segi fisiologi, kulit biji tahan atau impermeabel dan adanya penghambat tumbuh. Sedangkan faktor eksternal, seperti kadar air, kelembaban, cahaya dan suhu. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa hari munculnya kecambah ini tidak berbeda nyata =0,05 pada perlakuan jenis isolat fungi, dosis pupuk P dan kombinasi jenis isolat fungi – dosis pupuk P Lampiran 9. Tidak berpengaruhnya