25
4. Dampak Motif Berprestasi
Menurut Morgan et al. 1986 motif berprestasi merupakan salah satu motif sosial karena motif ini dipelajari dalam lingkungan dan melibatkan orang lain,
serta merupakan komponen yang penting dalam kepribadian yang membuat individu berbeda satu sama lain. Motif berprestasi merupakan suatu faktor
peramal kesuksesan seseorang, baik itu dalam lingkup pekerjaan dan pendidikan Weiner dalam Djiwandono, 2002 menyatakan bahwa individu yang
memiliki motif berprestasi ingin dan mengharapkan kesuksesan. Jika mereka gagal, mereka akan berusaha lebih keras lagi sampai sukses. Individu yang
mempunyai motif berprestasi akan mendapat nilai yang baik, aktif di sekolah dan masyarakat serta ulet dalam pekerjaan. Martaniah dalam Uyun, 1998
mengatakan bahwa motif berprestasi juga merupakan faktor yang membuat individu mampu meraih sukses di perguruan tinggi.
C. Mahasiswa Salim Salim 2002 mendefinisikan mahasiswa sebagai orang yang terdaftar
dan menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Winkel 1997 menyatakan bahwa masa mahasiswa meliputi rentang umur
dari 1819 tahun sampai 2425 tahun. Rentang umur mahasiswa ini masih dapat dibagi-bagi atas periode 1819 tahun sampai 2021 tahun, yaitu mahasiswa dari
semester I sampai dengan semester IV; dan periode waktu 2122 tahun sampai 2425 tahun, yaitu mahasiswa dari semester V sampai dengan semester VIII. Pada
rentang umur yang pertama pada umumnya tampak ciri-ciri sebagai berikut: stabilitas dalam kepribadian mulai meningkat; pandangan yang lebih realistis
Universitas Sumatera Utara
26 tentang diri sendiri dan lingkungan hidupnya; kemampuan untuk menghadapi
segala permasalahan secara lebih matang; gejolak-gejolak dalam alam perasaan mulai berkurang. Meskipun demikian ciri khas dari masa remaja masih sering
muncul, tergantung dari laju perkembangan masing-masing mahasiswa. Pada rentang umur yang kedua, pada umumnya tampak ada usaha untuk memantapkan
diri terhadap keahlian yang dipilih dan dalam membina hubungan percintaan; memutarbalikkan pikiran untuk mengatasi beranekaragam masalah. Pada masa ini
terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan terutama yang bersifat psikologis, seperti mendapat penghargaan dari teman, dosen, dana sesama anggota
keluarga yang lainnya; mempunyai pandangan spritual tentang makna kehidupan manusia; memiliki rasa harga diri dengan mendapatkan tanggapan dari lawan
jenis dan menikmati rasa puas karena sukses dalam studi akademik.
D. Hubungan Antara Motif Berprestasi dengan Kecenderungan Berwirausaha Pada Mahasiswa
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997, menimbulkan berbagai masalah, di antaranya yaitu rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya
inflasi, menurunnya pendapatan perkapita serta bertambahnya jumlah pengangguran Riyanti, 2003. Sampai saat ini, Indonesia masih belum mampu
secara maksimal untuk keluar dari krisis yang secara nasional terkesan semakin memburuk ini Nasution, dkk., 2001.
Menurut Hidayat 2000 dalam kondisi perekonomian yang sedang dilanda krisis, dunia wirausaha adalah pilihan yang paling rasional. Keberadaan kelompok
wirausahawan berperan mendinamisasikan bahkan menjadi penopang
Universitas Sumatera Utara
27 perekonomian pada masa resesi Rachbini dalam Iwantono, 2002. Selain itu,
wirausahawan juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan serta perilakunya
menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat. Pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan karena kemampuan pemerintah sangat terbatas.
Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan yang sangat membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan Alma,
2002. Holt dalam Riyanti, 2003 menyebut wirausahawan sebagai agen perubahan
dari ekonomi yang progresif. Oleh karena itulah, Indonesia perlu menggerakkan munculnya wirausahawan-wirausahawan baru. Gerakan itu dapat mulai
diwujudkan dalam suatu lingkungan yang kecil terlebih dahulu, misalnya dari lingkungan rumah, perusahaan, pondok pesantren, dan tidak terkecuali perguruan
tinggi Astamoen, 2005. an Bang
Menurut Suryana 2003 kewirausahaan dapat dikembangkan oleh mahasiswa yang merupakan kaum intelektual bangsa. Hal ini dikarenakan jiwa dan sikap
wirausaha dimiliki setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif, menyukai perubahan, kemajuan serta tantangan baik di kalangan usahawan
maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, guru dan termasuk di dalamnya mahasiswa.
Hal ini dipertegas oleh Baumassepe dalam Ifham, 2002 yang menyatakan bahwa adalah sangat masuk akal bagi mahasiswa untuk berpola pikir sebagai
seorang wirausahawan. Mahasiswa memiliki sikap berkorban dan berani mengambil resiko terhadap cita-cita yang diperjuangkannya, juga berpengetahuan
Universitas Sumatera Utara
28 dan berpandangan luas. Dengan bekal pengetahuan dan ilmu yang dimiliki
setidaknya menjadi embrio untuk lahir menjadi wirausahawan sejati. Namun untuk menjadi wirausahawan memang tidaklah mudah, karena penuh
tantangan dan mengandung resiko Winardi, 2003. Menurut Drucker 1985 seorang wirausahawan memiliki kepribadian dan sifat spesifik. Hidayat 2000
menyebutkan ada beberapa karakteristik kepribadian yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi wirausahawan, yaitu motif dorongan berprestasi,
kemandirian, toleransi terhadap perubahan, dan sikap terhadap uang.
Mc. Clelland 1987 mengemukakan bahwa motif berprestasi adalah unsur kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan
terus maju, selalu berpikir untuk berbuat lebih baik dan memiliki tujuan yang realistik. Individu dengan motif berprestasi yang tinggi adalah individu yang
mencari tantangan dan tidak menyukai keberhasilan yang diperoleh dengan sangat mudah, menyukai situasi-situasi kerja yang memiliki tanggung jawab pribadi, dan
merasa bertanggung jawab secara pribadi atas keberhasilan maupun kegagalan yang dialaminya.
Motif berprestasi juga biasanya dikaitkan dengan sikap positif dan keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan untuk mencapai suatu sasaran yang telah
ditentukan. Menurut Mc. Clelland 1987 karakteristik yang menonjol pada individu dengan motif berprestasi yang tinggi adalah mereka bekerja dengan
memperhitungkan resiko. Mereka akan cenderung menetapkan tujuan menengah moderate yang sebanding dengan kemampuannya sendiri. Pada mereka juga
tampak keinginan untuk selalu mengetahui hasil nyata dari tindakannya sebagai umpan balik, sehingga dengan segera mereka dapat memperbaiki kesalahan serta
Universitas Sumatera Utara
29 mendorong untuk bekerja lebih baik dengan menggunakan cara-cara baru yang
dia peroleh As’ad, 1995. Dengan demikian, maka motif berprestasi yang dimiliki individu dapat
menunjukkan potensi individu untuk menjadi seorang wirausahawan. Motif berprestasi merupakan unsur kepribadian yang diperlukan seseorang, dalam hal
ini mahasiswa, untuk berani mengambil resiko menjadi wirausahawan. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini
adalah:
Gambar 1 Kerangka Berpikir Penelitian
Keterangan: diperlukan
berhubungan
Krisis Ekonomi: - Pengangguran - Kemiskinan
Pemerintah
Mahasiswa
Faktor Kepribadian:
a. Motif dorongan
Berprestasi b.
Kemandirian c.
Sikap terhadap uang d.
Toleransi terhadap perubahan
Perguruan Tinggi Masyarakat
Kecenderungan Berwirausaha
mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
30
E. Hipotesis