50
2. Hasil Utama Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan hasil pengolahan data mengenai hubungan antara variabel motif berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha yang diperoleh
dengan menghitung koefisien korelasi. Metode yang dipilih untuk mengkorelasikan data adalah uji analisis regresi dengan bantuan program SPSS
12.0. Hasil perhitungan menyatakan bahwa koefisien korelasi sebesar R = 0.391 tabel 9. Ini menunjukkan adanya hubungan positif antara motif berprestasi
terhadap kecenderungan berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Dengan demikian, maka hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara motif berprestasi dengan kecenderungan berwirausaha diterima.
Dari hasil analisis regresi pada tabel 9, koefisien determinan R-square yang diperoleh dari pengaruh motif berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha
adalah sebesar 0.153 R-square = 0.153. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
motif berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha adalah sebesar 15.3 . Artinya, motif berprestasi memberikan sumbangan efektif sebesar 15.3 dalam
membentuk kecenderungan berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU, sedangkan sisanya yang sebesar 84.7 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
seperti kemandirian, toleransi terhadap perubahan, sikap terhadap uang, citra kewirausahaan, conviction career preferences, lingkungan universitas, dan niat
menjadi wirausaha Hidayat, 2000 yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
51
Tabel 9 Hasil Analisa Regresi
R R Square
Persamaan Regresi
0.391 0.153 KB
= 61,54 + 1,12MB
Selain itu, garis persamaan regresi yang dihasilkan, yaitu kecenderungan berwirausaha =
61,54 + 1,12 motif berprestasi, artinya nilai kecenderungan berwirausaha akan bertambah sebesar 61,54 + 1,12
jika nilai motif berprestasi = 1 satuan, dengan kata lain bahwa semakin tinggi motif berprestasi maka akan
semakin tinggi pula kecenderungan mahasiswa untuk berwirausaha.
3. Hasil Tambahan a. Kategorisasi Data Penelitian
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2000 menyatakan bahwa kategorisasi
ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang, rendah. Tabel 10
berikut ini menunjukkan deskripsi data penelitian motif berprestasi.
Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian Motif Berprestasi
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik Min Maks Mean
SD Min Maks Mean SD Motif Berprestasi
44 79 66.7 6.25 17 85 42.5
11.3
Berdasarkan tabel 10 diperoleh mean empirik skala motif berprestasi adalah 66.7 dengan standard deviasi empirik 6.25 dan mean hipotetiknya adalah 42.5
Universitas Sumatera Utara
52 dengan standard deviasi hipotetik sebesar 11.3. Dari perbandingan mean empirik
dan mean hipotetik terlihat bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik 66.7 42.5 , yang berarti bahwa secara umum motif berprestasi subjek
penelitian lebih tinggi daripada rata-rata motif berprestasi populasi pada umumnya.
Tabel 11 Kriteria Kategorisasi Jenjang Data Hipotetik Pengaruh Motif Berprestasi
Terhadap Kecenderungan Berwirausaha Variabel Kriteria
Jenjang Kategori
Motif
Berprestasi
X X
H
-1.0SD
H
Rendah X
H
-1.0SD
H
≤ X X
H
+1.0SD
H
Sedang X
H
+1.0SD
H
≤ X Tinggi
Kecenderungan Berwirausaha
X X
H
-1.0SD
H
Rendah X
H
-1.0SD
H
≤ X X
H
+1.0SD
H
Sedang X
H
+1.0SD
H
≤ X Tinggi
Tabel 12 Kategorisasi Data Hipotetik Motif Berprestasi
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi
Persentase Motif
Berprestasi
X 39.7 Rendah
39.7 ≤ X 62.3
Sedang 12
19.35 62.3
≤ X Tinggi
50 80.65
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa termasuk dalam kategorisasi motif berprestasi tinggi 80.65 .
Sedangkan selebihnya 19.35 tergolong sedang dan tidak ada yang tergolong rendah. Pada data empirik motif berprestasi tabel 12, mean empirik
Universitas Sumatera Utara
53 menunjukkan angka 66.7, yang mana dalam kategorisasi termasuk dalam
kategorisasi tinggi. Artinya, dari keseluruhan, mahasiswa Fakultas Psikologi yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki motif berprestasi yang tinggi.
Deskripsi data penelitian kecenderungan berwirausaha dapat dilihat pada tabel 13 berikut.
Tabel 13 Deskripsi Data Penelitian Kecenderungan Berwirausaha
Variabel Skor Empirik Skor
Hipotetik Min Maks
Mean SD Min Maks Mean SD
Kecenderungan Berwirausaha
99 190 136.2
17.87 39 195 117 26
Berdasarkan tabel 13 diperoleh mean empirik skala kecenderungan berwirausaha adalah 136.2 dengan standard deviasi empirik 17.87 dan mean
hipotetiknya adalah 117 dengan standard deviasi hipotetik sebesar 26. Dari perbandingan mean empirik dan mean hipotetik terlihat bahwa mean empirik
lebih besar dari mean hipotetik 136.2 117, yang berarti bahwa secara umum kecenderungan berwirausaha subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata
kecenderungan berwirausaha populasi pada umumnya. Kriteria untuk variabel kecenderungan berwirausaha dengan jumlah frekuensi dan persentase individu di
dalamnya dapat dilihat pada tabel 14 berikut.
Universitas Sumatera Utara
54
Tabel 14 Kategorisasi Data Hipotetik Kecenderungan Berwirausaha
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi
Persentase
Kecenderungan
Berwirausaha
X 91 Rendah
91 ≤ X 143
Sedang 35
56.45 143
≤ X Tinggi
27 43.55
Kategorisasi pada tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa termasuk dalam kategorisasi sedang 56.45 dalam kecenderungannya
berwirausaha. Selebihnya 43.55 tergolong sedang dan tidak ada yang rendah. Artinya, dari keseluruhan subjek yang diteliti, mahasiswa yang tergolong pada
tingkat kecenderungan berwirausaha sedang lebih besar daripada yang tergolong tingkat rendah dan tinggi. Pada data empirik kecenderungan berwirausaha tabel
13 juga terlihat mean empiriknya bernilai 136.2. sehingga termasuk dalam kategorisasi sedang. Artinya, mahasiswa yang menjadi subjek penelitian memiliki
kecenderungan untuk berwirausaha yang tergolong kategori sedang. Untuk melihat penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori dapat ditunjukkan
pada tabel 15.
Tabel 15 Matriks Hubungan Antar Variabel Dalam Bentuk Kategori
Motif Berprestasi
Rendah Sedang Tinggi
Kecenderungan Berwirausaha
Rendah Sedang
11 17.7
24 38.7
Tinggi
1 1.6
26 42
Jumlah 62 100
Universitas Sumatera Utara
55 Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki
persentase terbesar terlihat pada frekuensi motif berprestasi tinggi dan kecenderungan berwirausaha yang tinggi pula yaitu sebanyak 26 orang 42 .
Frekuensi mahasiswa yang memiliki motif berprestasi tinggi dan kecenderungan berwirausaha yang sedang sebanyak 24 orang 38.7 . Hasil ini menunjukkan
bahwa motif berprestasi berkorelasi positif dengan kecenderungan berwirausaha. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini, yakni ada hubungan positif antara motif
berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha. Frekuensi mahasiswa yang memiliki motif berprestasi sedang dan
kecenderungan berwirausaha yang sedang terdapat 11 orang 17.7 . Frekuensi mahasiswa yang memiliki motif berprestasi sedang dan kecenderungan
berwirausaha yang tinggi terdapat 1 orang 1.6 . Hasil ini menunjukkan bahwa selain motif berprestasi ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan
berwirausaha, seperti kemandirian, toleransi terhadap perubahan, sikap terhadap uang, citra kewirausahaan, conviction career preferences, lingkungan
universitas, dan niat menjadi wirausaha Hidayat, 2000 yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Sementara frekuensi mahasiswa yang memiliki motif berprestasi rendah dan kecenderungan berwirausaha rendah, frekuensi mahasiswa yang memiliki motif
berprestasi rendah dan kecenderungan berwirausaha sedang, frekuensi mahasiswa yang memiliki motif berprestasi rendah dan kecenderungan berwirausaha tinggi,
frekuensi mahasiswa yang memiliki motif berprestasi sedang dan kecenderungan berwirausaha rendah, dan frekuensi mahasiswa yang memiliki motif berprestasi
tinggi dan kecenderungan berwirausaha rendah adalah sebesar 0 . Hasil ini
Universitas Sumatera Utara
56 menunjukkan bahwa motif berprestasi dan kecenderungan berwirausaha hanya
memiliki korelasi positif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa ada hubungan positif antara motif berprestasi dan kecenderungan berwirausaha.
Kesimpulannya adalah penyebaran hubungan variabel motif berprestasi dan kecenderungan berwirausaha tidak pada semua level ada, sebagian besar
bertumpu pada pada level-level yang berkorelasi. Hal ini sejalan dengan hasil utama penelitian, yakni ada pengaruh positif motif berprestasi terhadap
kecenderungan berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan kesimpulan atas hasil-hasil yang telah diperoleh dalam penelitian. Kesimpulan tersebut akan didiskusikan berdasarkan teori-teori
penelitian. Pada akhir bab ini akan dikemukakan juga saran-saran yang dapat dipergunakan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan topik penelitian
ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa :
1. Berdasarkan analisa regresi dari variabel motif berprestasi X dengan
kecenderungan berwirausaha Y, diperoleh persamaan garis regresi: Y = 61,54 + 1,12
X. Selanjutnya, koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0.153 15.3 . Hal ini berarti, motif berprestasi menyumbang 15.3 dalam
membentuk kecenderungan berwirausaha pada mahasiswa. 2.
Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel kecenderungan berwirausaha, diperoleh bahwa secara umum kecenderungan berwirausaha
yang dimiliki oleh subjek penelitian tergolong sedang. 3.
Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel motif berprestasi, diperoleh bahwa secara umum motif berprestasi yang dimiliki oleh subjek
penelitian tergolong tinggi.
Universitas Sumatera Utara