Anti Sara adalah suatu tindakan sistimatis untuk memerangi masalah Sara dalam segala macam bentuknya, termasuk sistim dan kebijakan diskriminatif serta
sentimen-sentimen Sara yang telah ditanamkan secara tidak sadar sejak usia kanak-kanak. Oleh karena persoalan Sara sering melibatkan persoalan kekuatan
ekonomi dan politik, dimana suatu kelompok berhasil menguasai kekuatan ekonomi atau politik dan tidak bersedia mendistribusikannya kepada kelompok
lainnya, maka gerakan moral Anti Sara juga berupaya untuk mengikis ketimpangan-ketimpangan tersebut dan mengkoreksi sistim yang mengakomodir
ketidakadilan sosial ini. Sara adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut suku, agama, ras dan antar
golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan
Sara. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia.
Sara dapat digolongkan dalam tiga katagori :
•
Individual : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Termasuk di dalam katagori ini adalah tindakan maupun
pernyataan yang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan menghina identitas diri maupun golongan.
•
Institusional : merupakan tindakan Sara yang dilakukan oleh suatu institusi, termasuk negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau
tidak sengaja telah membuat peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun kebijakannya.
•
Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi dan ide-ide diskriminatif melalui struktur budaya masyarakat.
sumber : http:insearching.tripod.comsara.html
2.2.1. Suku bangsa etnis
Menurut Anthony Smith dalam Brown, 1997:81, komunitas etnis adalah: Suatu konsep yang digunakan untuk menggambarkan sekumpulan manusia yang
memiliki nenek moyang yang sama, ingatan sosial yang sama, dan beberapa elemen kultural. Elemen-elemen kultural itu adalah keterkaitan dengan tempat
tertentu, dan memiliki sejarah yang kurang lebih sama. Kedua hal ini biasanya menjadi ukuran bagi solidaritas dari suatu komunitas.
Sebuah kelompok suku bangsa akan sangat mudah dibedakan dengan kelompok suku bangsa lainya, hal ini dikarenakan adanya keidentikan dari sebuah suku yang
ada dan hal ini juga menjadi identitas pribadi bagi pemilik suku tersebut.
Rasa kebanggaan tersendiri ketika seseorang tersebut memiliki suku bangsa itu, hal ini merupakan fitrah yang tidak bisa dirubah yang telah diberikan oleh Sang
Pencipta kepada Umatnya.
Berbicara mengena suku bangsa yang kemudian akan penulis sebut sebagai etnis, Smith 1997 menjelaskan ada enam hal yang harus dipenuhi oleh sebuah
kelompok agar mejadi sebuah komunitas etnis yaitu:
1 Kelompok tersebut harus memiliki nama tersendiri yang lain daripada yang lain, sehingga tidak ada kelompok yang dirugikan atas kesamaan
nama tersebut. 2 Orang-orang dalam anggota kelompok tersebut haruslah meyakini bahwa
mereka memiliki nenek moyang yang sama. Keyakinan ini sangatlah penting karena perasaan memiliki nenek moyang yang sama dapat menjadi
pemersatu yang kuat daripada kesamaan dari keturunan ikatan biologis.
3 Anggota kelompok tersebut haruslah memiliki ingatan sosial yang sama dengan cara menyamakan persepsi terhadap mitos-mitos maupun legenda-
legenda yang ada dan disampaikan pada generasi penerus berikutnya agar tetap memiliki persepsi yang sama dengan generasi yang telah lewat.
4 Dalam sebuah kelompok kesamaan kultur haruslah sama, mulai dari cara berpakaian, tutur bahasa, norma-norma adat, musik, karya seni, arsitektur
dan bahkan dari segi makanan pun harus memiliki ciri khas yang sama. 5 Orang-orang tersebut haruslah terikat dalam satu teritori tertentu yang
kemudian kelak akan dijadikan sebuah kampung halaman ketika salah seorang anggota kelompok tersebut berpindah ke tempat lain.
6 Adanya kesamaan fram berfikir atas rasa memiliki dan rasa satu kelompok haruslah tertanam dalah-dalam didalam diri anggota kelompok tersebut.
Hanya dengan begitulah sebuah kelompok bisa disebut sebagai komunitas etnis.
Keidentikan dari setiap etnis inilah yang menjadikan Negara kita ini adalah sebuah Negara yang kaya akan kelompok etnisnya. Terdapat 1.128 kelompok
etnis yang ada di Indonesia ini. Rusman Heriawan, dalam rapat dengar pendapat RDP dengan Komisi XI DPR RI, menyampaikan bahwa dari hasil sensus
penduduk terakhir, diketahui bahwa Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa. sumber : http:www.jpnn.com.
Kekayaan akan keberaneka ragaman ini merupakan sebuah kebanggaan sekaligus tantangan bagi Pemerintah Republik Indosesia pada khususnya dan seluruh warga
Negara pada umumnya untuk selalu menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan dalam berkehidupan sehari-hari agar tidak terjadi perselisihan atar
etnis satu denagn etnis lainya.
Suku bangsa merupakan sesuatu cirikhas yang melekat kepada setiap individu manusia, yang tidak dapat diganti, memilih dan atau mengaku-aku. Suku bangsa
ini bisa menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya, hal ini dikarenakan kebiasaan adat yang berbeda dengan suku lainya, namun rasa bangga
ini dapat menimbulkan sikap etnsentrisme. Dalam KBBI disebutkan Etnosentrisme merupakan sikap atau pandangan yg berpangkal pads masyarakat
dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain, sehingga sikap etnsentrisme ini
bisa menjakan setiap pemilik suku menganggap bahwa sukunya adalah suku terbaik daripada suku lainya. Anggapan seperti ini yang kemudian menjadi sebuah
celah kearogansian pemilik suku yang bisa menjadi penyebab timbulnya konflik antar suku.
2.2.2. Agama