Pengolahan Data Tahap I Sudut 30

58

4.4. Pengolahan Data Tahap I Sudut 30

o 4.4.1. Energi yang sampai ke Kolektor Q incident Energi ini dapat dihitung sebagai berikut:   2 1 Idt A Q incident dimana: A = = Luas penampang dari pelat absorber m 2 0,2 m 2 Untuk menyelesaikan persamaan:   2 1 Idt A Q incident Harga  2 1 Idt dapat dihitung dari luas dibawah kurva dengan menggunakan metode travesium. Dimana setiap 1 menit 60 detik kita menghitung luas dibawah kurva sbb: X y y L     2 1 1 Dimana 1 L : Luas daerah dibawah kurva intensitas dalam 1 menit 60 detik y : Intensitas saat awal penelitian pukul :08.00 WIB 1 y : Intensitas 1 menit kemudian X  : Waktu 1 menit 60 detik Berikut grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian Universitas Sumatera Utara 59 900 900 800 800 700 700 600 600 500 500 400 400 300 300 200 200 In te n si ta s R a d ia si w m 2 08:45 17032015 08:45 17032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Besaran Radiasi Matahari Gambar 4.10. Grafik Intensitas Matahari Vs Waktu 4.4.1.1.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 1 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 240,6 Wm 2 dan intensitas tertinggi 924,4 Wm 2 pada pukul 12.02 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 9 , 246 6 , 240 1 X L   2 1 14625 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 14625 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 12.03 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 244 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 8131959  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: Universitas Sumatera Utara 60 8131959 2 , 0 x Q incident  J k J Q incident 391 , 626 1 626391 1   4.4.1.2.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 2 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 240,6 Wm 2 dan intensitas tertinggi 924,4 Wm 2 pada pukul 12.02 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 9 , 246 6 , 240 1 X L   2 1 14625 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 14625 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 11.50 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 231 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 7805187  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 7805187 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 037 , 561 1 561037 1   4.4.1.3.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 3 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 240,6 Wm 2 dan intensitas tertinggi 924,4 Wm 2 pada pukul 12.02 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut Universitas Sumatera Utara 61 60 2 9 , 246 6 , 240 1 X L   2 1 14625 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 14625 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 12.03 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 244 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 8167584  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 8167584 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1633,516 1633516   4.4.2. Energi yang Diserap Air Q u Energi ini dapat dihitung sebagai berikut:   1 2 w w pw w u T T C m Q   Dimana: m w = = Massa air kg 4kg C pw = = Panas jenis dari air kJkg. C 4,18 kJkg C T w1 = Temperatur awal air sebelum dipanaskan oleh kolektor C T w2 = Temperatur aktual air setelah dipanaskan oleh kolektor C 4.4.2.1.Energi yang diserap air di Tangki 1 Vakum 45 cmHg 32,52 61,41 18 , 4 4   x x Qu = 483,11kJ 4.4.2.2.Energi yang diserap air di Tangki 2 Vakum 40 cmHg 30,68 59,25 18 , 4 4   x x Qu Universitas Sumatera Utara 62 = 477,76kJ 4.4.2.3.Energi yang diserap air di Tangki 3 Vakum 35 cmHg 92 , 8 2 57,94 18 , 4 4   x x Qu = 485,15kJ Berikut Grafik jumlah energi yang diserap air pada pegujian tahap I sudut 30 o : 480 480 440 440 400 400 360 360 320 320 280 280 240 240 200 200 160 160 120 120 80 80 40 40 kJ 08:45 17032015 08:45 17032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Energi Yag diserap Air Pada Pengujian Tahap 1 Sudut 30 Derajat Energi yang di Serap air di Tangki_1 45 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_2 40 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_3 35 cmHg Gambar 4.11. Grafik Jumlah Energi yang Diserap Air pada Pengujian Tahap I Sudut 30 o 4.4.3. Efisiensi Kolektor Saat Suhu Air Maksimum Efisiensi kolektor untuk memanaskan air dengan menggunakan Refrigeran R-718 pada tekanan vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dapat dihitung sebagai berikut: incident Q Qu  η 4.4.3.1.Efesiensi Kolektor 1 pada tekanan vakum 45 cmHg 391 , 626 1 483,11  η = 0,2971 = 29,71 4.4.3.2.Efesiensi Kolektor 2 pada tekanan vakum 40 cmHg 037 , 561 1 477,76  η Universitas Sumatera Utara 63 = 0,3060 = 30,60 4.4.3.3.Efesiensi kolektor 3 pada tekanan vakum 35 cmHg 1633,516 485,5  η = 0,2972 = 29,72 Berikut Grafik efesiensi kolektor per satuan waktu: 0.80 0.80 0.70 0.70 0.60 0.60 0.50 0.50 0.40 0.40 0.30 0.30 0.20 0.20 0.10 0.10 0.00 0.00 E fe si e n si 08:45 17032015 08:45 17032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Efesiensi Kolektor sudut 30 Derajat Tahap 1 Kolektor 1 Pada Tekanan Vacum 45 cmHg Kolektor 2 Pada Tekanan Vacum 40 cmHg Kolektor 3 Pada Tekanan Vacum 35 cmHg Gambar 4.12. Grafik Efesiensi Kolektor per Satuan Waktu pada Pengujian Tahap I Sudut 30 o

4.5. Pengolahan Data Tahap II Sudut 20

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

1 50 148

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16