Hasil Penelitian Analisa Suhu Kolektor dan Air pada Tangki dari Hasil Penelitian

46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Tabel hasil pengujian dari keseluruhan tahap

4.2. Analisa Suhu Kolektor dan Air pada Tangki dari Hasil Penelitian

4.2.1. Penelitian Tahap I 4.2.1.1. Sudut 20 o Tanggal 18 Maret 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2015 di lantai 4 gedung Magister Teknik Mesin. Adapun hasil penelitian ini dapat di lihat sperti grafik No Tahap Penelitian Sudut Penelitian Tekanan vakum Temperatur Air 1 Tahap I 20 o 45 cmHg 57,49 o C 40 cmHg 54,81 o C 35 cmHg 53,00 o C 30 o 45 cmHg 61,41 o C 40 cmHg 59,25 o C 35 cmHg 57,94 o C 2 Tahap II 20 o 45 cmHg 50,56 o C 40 cmHg 49,08 o C 35 cmHg 48,84 o C 30 o 45 cmHg 59,69 o C 40 cmHg 56,47 o C 35 cmHg 49,88 o C 3 Tahap III 20 o 45 cmHg 56,21 o C 40 cmHg 55,07 o C 35 cmHg 52,91 o C 30 o 45 cmHg 51,20 o C 40 cmHg 50,72 o C 35 cmHg 50,34 o C Universitas Sumatera Utara 47 di bawah ini: 100 96 92 88 84 80 76 72 68 64 60 56 52 48 44 40 36 32 28 T e m p e ra tu r °C 08:45 18032015 10:00 11:15 12:30 13:45 15:00 Waktu WIB Tangki_1 45 cmHg Tangki_2 40 cmHg Tangki_3 35 cmHg Absorber_1 Absorber_2 Absorber_3 Pengujian 20 Derajat Gambar 4.1. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Air pada Vakum 45 cmHg, 40cmHg dan 35 cmHg Vs Waktu pada Sudut 20 o Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu. Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 57,49 o C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 54,81 o C dan 53,0 o C. Hal ini sesuai dengan besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing masing bernilai 101,74 o C 99,28 o C dan 98,39 o C 4.2.1.2. Sudut 30 o Tanggal 17 Maret 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015 di lantai 4 gedung Magister Teknik Mesin. Adapun hasil penelitian ini dapat kita lihat sperti grafik di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 48 100 100 90 90 80 80 70 70 60 60 50 50 40 40 30 30 T e m p e ra tu r ° C 08:45 17032015 08:45 17032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Pengujian 30 Derajat Tangki_1 45 cmHg Tangki_2 40 cmHg Tangki_3 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Gambar 4.2. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Air pada Vakum 45 cmHg, 40cmHg dan 35 cmHg Vs Waktu pada Sudut 30 o Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu. Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 61,41 o C, diikuti dengan tangki 3 dan tangki 2 masing masing memiliki suhu maksimum 59,24 o C dan 51,81 o C. Besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 masing masing bernilai 102,94 o C 98,93 o C dan 96,41 o C 4.2.2. Penelitian Tahap II 4.2.2.1.Sudut 20 o Tanggal 31 Maret 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret2015 di lantai 4 gedung Magister Teknik Mesin. Adapun hasil penelitian ini dapat kita lihat sperti grafik di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 49 100 100 90 90 80 80 70 70 60 60 50 50 40 40 30 30 T e m p e ra tu r ° C e lci u s 08:45 31032015 08:45 31032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Pengujian 20 Derajat Tangki_1 45 cmHg Tangki_2 40 cmHg Tangki_3 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Gambar 4.3. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Air padaVakum 45 cmHg, 40cmHg dan 35 cmHg Vs Waktu pada Sudut 20 o Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu. Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 50,56 o C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 49,08 o C dan 48,84 o C. Besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing masing bernilai 100,53 o C 96,66 o C dan 98,85 o C 4.2.2.2. Sudut 30 o Tanggal 30 Maret 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret2015 di lantai 4 gedung Magister Teknik Mesin. Adapun hasil penelitian ini dapat kita lihat sperti grafik di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 50 96 96 92 92 88 88 84 84 80 80 76 76 72 72 68 68 64 64 60 60 56 56 52 52 48 48 44 44 40 40 36 36 32 32 28 28 T e m p e ra tu r ° C 08:45 30032015 08:45 30032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Pengujian 30 Derajat Tangki_1 45 cmHg Tangki_2 40 cmHg Tangki_3 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Gambar 4.4. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Air padaVakum 45 cmHg, 40cmHg dan 35 cmHg Vs Waktu pada Sudut 30 o Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu. Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 59,69 o C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 56,47 o C dan 54,78 o C. Besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing masing bernilai 98,34 o C 93,34 o C dan 95,94 o C 4.2.3. Penelitian Tahap III 4.2.3.1. Sudut 20 o Tanggal 4 April 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 April 2015 di lantai 4 gedung Magister Teknik Mesin. Adapun hasil penelitian ini dapat kita lihat sperti grafik di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 51 100 100 95 95 90 90 85 85 80 80 75 75 70 70 65 65 60 60 55 55 50 50 45 45 40 40 35 35 30 30 T e m p e ra tu r ° C 08:45 04042015 08:45 04042015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Tangki_1 45 cmHg Tangki_2 40 cmHg Tangki_3 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Pengujian 20 Derajat Gambar 4.5. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Air padaVakum 45 cmHg, 40cmHg dan 35 cmHg Vs Waktu pada Sudut 20 o Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu. Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 56,21 o C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 55,07 o C dan 52,91 o C. Besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing masing bernilai 103,99 o C 100,49 o C dan 101,47 o C 4.2.3.2. Sudut 30 o Tanggal 11 April 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2015 di lantai 4 gedung Magister Teknik Mesin. Adapun hasil penelitian ini dapat kita lihat sperti grafik di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 52 76 76 72 72 68 68 64 64 60 60 56 56 52 52 48 48 44 44 40 40 36 36 32 32 28 28 T e m p e ra tu r ° C 09:00 11042015 09:00 11042015 10:00 10:00 11:00 11:00 12:00 12:00 13:00 13:00 14:00 14:00 15:00 15:00 16:00 16:00 Waktu WIB Tangki_1 45 cmHg Tangki_2 40 cmHg Tangki_3 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Pengujian 30 Derajat Gambar 4.6. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Air padaVakum 45 cmHg, 40cmHg dan 35 cmHg Vs Waktu pada Sudut 30 o Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu. Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 51,20 o C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 50,72 o C dan 50,34 o C. Besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing masing bernilai 72,50 o C 77,07 o C dan 76,34 o C

4.3. Pengolahan Data Tahap I Sudut 20

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

1 50 148

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16