Pengolahan Data Tahap I Sudut 20

52 76 76 72 72 68 68 64 64 60 60 56 56 52 52 48 48 44 44 40 40 36 36 32 32 28 28 T e m p e ra tu r ° C 09:00 11042015 09:00 11042015 10:00 10:00 11:00 11:00 12:00 12:00 13:00 13:00 14:00 14:00 15:00 15:00 16:00 16:00 Waktu WIB Tangki_1 45 cmHg Tangki_2 40 cmHg Tangki_3 35 cmHg Absorber 1 Absorber 2 Absorber 3 Pengujian 30 Derajat Gambar 4.6. Grafik Temperatur Pelat Absorber, Air padaVakum 45 cmHg, 40cmHg dan 35 cmHg Vs Waktu pada Sudut 30 o Gambar di atas menunjukkan hubungan temperatur pelat absorber, temperatur air yang menggunakan refrigeran R-718 pada vakum 45 cmHg Tangki 1, vakum 40 cmHg Tangki 2 dan vakum 35 cmHg Tangki 3 terhadap waktu. Dari grafik itu ditunjukkan bahwa tangki 1 memiliki suhu maksimum tertinggi, yaitu 51,20 o C, diikuti dengan tangki 2 dan tangki 3 masing masing memiliki suhu maksimum 50,72 o C dan 50,34 o C. Besaran panas maksimum yang terdapat di absorber 1, 2 dan 3 yang memiliki suhu maksimum masing masing bernilai 72,50 o C 77,07 o C dan 76,34 o C

4.3. Pengolahan Data Tahap I Sudut 20

o 4.3.1. Energi yang sampai ke Kolektor Q incident Energi ini dapat dihitung sebagai berikut: ð  2 1 Idt A Q incident dimana: A = = Luas penampang dari pelat absorber m 2 0,2 m 2 Universitas Sumatera Utara 53 Untuk menyelesaikan persamaan:  2 1 Idt A Q incident Harga 2 1 Idt dapat dihitung dari luas dibawah kurva dengan menggunakan metode travesium. Dimana setiap 1 menit 60 detik kita menghitung luas dibawah kurva sbb: X y y L     2 1 1 Dimana 1 L : Luas daerah dibawah kurva intensitas dalam 1 menit 60 detik y : Intensitas saat awal penelitian pukul :08.00 WIB 1 y : Intensitas 1 menit kemudian X  : Waktu 1 menit 60 detik Berikut grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian 920 880 840 800 760 720 680 640 600 560 520 480 440 400 360 320 280 240 200 In te n si ta s R a d ia si w m 2 08:45 18032015 10:00 11:15 12:30 13:45 15:00 Waktu WIB Besaran Radiasi Matahari Gambar 4.7. Grafik Intensitas Matahari Vs Waktu Universitas Sumatera Utara 54 4.3.1.1.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 1 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 201,9 Wm 2 dan intensitas tertinggi 920,6 Wm 2 pada pukul 11.51 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 4 , 204 9 , 201 1 X L   2 1 12189 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 12189 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 13.51 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 352 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 11537166  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 11537166 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 2307,43 2307433   4.3.1.2.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 2 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 201,9 Wm 2 dan intensitas tertinggi 920,6 Wm 2 pada pukul 11.51 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 4 , 204 9 , 201 1 X L   2 1 12189 m Joule L  Universitas Sumatera Utara 55 Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 12189 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 13.45 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 346 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 11251788  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 11251788 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 2250,358 2250358   4.3.1.3.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 3 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 201,9 Wm 2 dan intensitas tertinggi 920,6 Wm 2 pada pukul 11.51 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 4 , 204 9 , 201 1 X L   2 1 12189 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 12189 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 13.13 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 314 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 9882387  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 9882387 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1976,477 1976477   Universitas Sumatera Utara 56 4.3.2. Energi yang Diserap Air Q u Energi ini dapat dihitung sebagai berikut:   1 2 w w pw w u T T C m Q   Dimana: m w = = Massa air kg 4kg C pw = = Panas jenis dari air kJkg. C 4,18 kJkg C T w1 = Temperatur awal air sebelum dipanaskan oleh kolektor C T w2 = Temperatur aktual air setelah dipanaskan oleh kolektor C 4.3.2.1.Energi yang diserap air di Tangki 1 Vakum 45 cmHg 27,44 57,39 18 , 4 4   x x Qu = 500,764 kJ 4.3.2.2.Energi yang diserap air di Tangki 2 Vakum 40 cmHg 27,80 54,81 18 , 4 4   x x Qu = 451,60kJ 4.3.2.3.Energi yang diserap air di Tangki 3 Vakum 35 cmHg 24 , 7 2 53,00 18 , 4 4   x x Qu = 430,71 kJ Berikut Grafik jumlah energi yang diserap air pada pegujian tahap I sudut 20 o : 480 440 400 360 320 280 240 200 160 120 80 40 kJ 08:45 18032015 10:00 11:15 12:30 13:45 15:00 Waktu WIB Energi yang di Serap air di Tangki_1 45 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_2 40 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_3 35 cmHg Energi Yang diserap Air Pada Pengujian Tahap 1 Sudut 20 Derajat Gambar 4.8. Grafik Jumlah Energi yang Diserap Air pada Pengujian Tahap I Sudut 20 o Universitas Sumatera Utara 57 4.3.3. Efisiensi Kolektor Saat Suhu Air Maksimum Efisiensi kolektor untuk memanaskan air dengan menggunakan Refrigeran R-718 pada tekanan vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dapat dihitung sebagai berikut: incident Q Qu  η 4.3.3.1.Efesiensi Kolektor 1 pada tekanan vakum 45 cmHg 2307,43 500,764  η = 0,217 = 21,7 4.3.3.2.Efesiensi Kolektor 2 pada tekanan vakum 40 cmHg 2250,358 451,60  η = 0,2006 = 20,06 4.3.3.3.Efesiensi kolektor 3 pada tekanan vakum 35 cmHg 1976,477 430,71  η = 0,2179 = 21,79 Berikut Grafik efesiensi kolektor per satuan waktu: 0.90 0.85 0.80 0.75 0.70 0.65 0.60 0.55 0.50 0.45 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 E fe si e n si 08:45 18032015 10:00 11:15 12:30 13:45 15:00 Waktu WIB Kolektor 1 Pada Tekanan Vacum 45 cmHg Kolektor 2 Pada Tekanan Vacum 40 cmHg Kolektor 3 Pada Tekanan Vacum 35 cmHg Efesiensi Kolektor 20 Derajat tahap 1 Gambar 4.9. Grafik Efesiensi Kolektor per Satuan Waktu pada Pengujian Tahap I Sudut 20 o Universitas Sumatera Utara 58

4.4. Pengolahan Data Tahap I Sudut 30

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

1 50 148

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16