Pengolahan Data Tahap III Sudut 30

81

4.8. Pengolahan Data Tahap III Sudut 30

o 4.8.1. Energi yang sampai ke Kolektor Q incident Energi ini dapat dihitung sebagai berikut:   2 1 Idt A Q incident dimana: A = = Luas penampang dari pelat absorber m 2 0,2 m 2 Untuk menyelesaikan persamaan:   2 1 Idt A Q incident Harga  2 1 Idt dapat dihitung dari luas dibawah kurva dengan menggunakan metode travesium. Dimana setiap 1 menit 60 detik kita menghitung luas dibawah kurva sbb: X y y L     2 1 1 Dimana 1 L : Luas daerah dibawah kurva intensitas dalam 1 menit 60 detik y : Intensitas saat awal penelitian pukul :08.00 WIB 1 y : Intensitas 1 menit kemudian X  : Waktu 1 menit 60 detik Universitas Sumatera Utara 82 Berikut grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian 700 700 650 650 600 600 550 550 500 500 450 450 400 400 350 350 300 300 250 250 200 200 150 150 100 100 50 50 In te n si ta s R a d ia si w m 2 09:00 11042015 09:00 11042015 10:00 10:00 11:00 11:00 12:00 12:00 13:00 13:00 14:00 14:00 15:00 15:00 16:00 16:00 Waktu WIB Gambar 4.22. Grafik Intensitas Matahari Vs Waktu 4.8.1.1.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 1 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 24,4 Wm 2 dan intensitas tertinggi 733,1 Wm 2 pada pukul 14.12 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 6 , 25 4 , 24 1 X L   2 1 1500 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 1500 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 14.34 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 395 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 6878691  L Universitas Sumatera Utara 83 Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 6878691 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1375,738 1375738   4.8.1.2.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 2 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 24,4 Wm 2 dan intensitas tertinggi 733,1 Wm 2 pada pukul 14.12 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 6 , 25 4 , 24 1 X L   2 1 1500 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 1500 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 14.15 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 376 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 6174594  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 6174594 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1234,918 1234918   4.8.1.3.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 3 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 24,4 Wm 2 dan intensitas tertinggi 733,1 Wm 2 pada pukul 14.12 WIB Universitas Sumatera Utara 84 Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 6 , 25 4 , 24 1 X L   2 1 1500 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 1500 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 14.12 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 373 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 6048369  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 6048369 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1209,673 1209673   4.8.2. Energi yang Diserap Air Q u Energi ini dapat dihitung sebagai berikut:   1 2 w w pw w u T T C m Q   Dimana: m w = = Massa air kg 4kg C pw = = Panas jenis dari air kJkg. C 4,18 kJkg C T w1 = Temperatur awal air sebelum dipanaskan oleh kolektor C T w2 = Temperatur aktual air setelah dipanaskan oleh kolektor C Universitas Sumatera Utara 85 4.8.2.1.Energi yang diserap air di Tangki 1 Vakum 45 cmHg 25,78 - 51,20 18 , 4 4 x x Qu  = 425,022 kJ 4.8.2.2.Energi yang diserap air di Tangki 2 Vakum 40 cmHg 25,68 50,72 18 , 4 4   x x Qu = 418,668 kJ 4.8.2.3.Energi yang diserap air di Tangki 3 Vakum 35 cmHg 71 , 25 34 , 5 18 , 4 4   x x Qu = 411,81 kJ Berikut Grafik jumlah energi yang diserap air pada pegujian tahap III sudut 30 o : 400 400 360 360 320 320 280 280 240 240 200 200 160 160 120 120 80 80 40 40 kJ 09:00 11042015 09:00 11042015 10:00 10:00 11:00 11:00 12:00 12:00 13:00 13:00 14:00 14:00 15:00 15:00 16:00 16:00 Waktu WIB Energi yang di Serap air di Tangki_1 45 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_2 40 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_3 35 cmHg Energi Yang diserap Air Pada Pengujian Tahap 3 Sudut 30 Derajat Gambar 4.23. Grafik Jumlah Energi yang Diserap Air pada Pengujian Tahap III Sudut 30 o 4.8.3. Efisiensi Kolektor Saat Suhu Air Maksimum Efisiensi kolektor untuk memanaskan air dengan menggunakan Refrigeran R-718 pada tekanan vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dapat dihitung sebagai berikut: incident Q Qu  η Universitas Sumatera Utara 86 4.8.3.1.Efesiensi Kolektor 1 pada tekanan vakum 45 cmHg 1375,738 425,022  η = 0,3089 = 30,89 4.8.3.2.Efesiensi Kolektor 2 pada tekanan vakum 40 cmHg 1234,918 418,668  η = 0,339 = 33,9 4.8.3.3.Efesiensi kolektor 3 pada tekanan vakum 35 cmHg 1209,673 411,81  η = 0,3404 = 34,04 Berikut Grafik efesiensi kolektor per satuan waktu: 2.6 2.6 2.4 2.4 2.2 2.2 2.0 2.0 1.8 1.8 1.6 1.6 1.4 1.4 1.2 1.2 1.0 1.0 0.8 0.8 0.6 0.6 0.4 0.4 0.2 0.2 0.0 0.0 E fe si e n si 09:00 11042015 09:00 11042015 10:00 10:00 11:00 11:00 12:00 12:00 13:00 13:00 14:00 14:00 15:00 15:00 16:00 16:00 Waktu WIB Kolektor 1 Pada Tekanan Vacum 45 cmHg Kolektor 2 Pada Tekanan Vacum 40 cmHg Kolektor 3 Pada Tekanan Vacum 35 cmHg Efesiensi Kolektor sudut 30 Derajat Tahap 3 Gambar 4.24. Grafik Efesiensi Kolektor per Satuan Waktu pada Pengujian Tahap III Sudut 30 o Universitas Sumatera Utara 87

4.9. Pengaruh Kemiringan Terhadap Efisiensi

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

1 50 148

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16