Pengolahan Data Tahap II Sudut 30

69 4.5.3.3.Efesiensi kolektor 3 pada tekanan vakum 35 cmHg 1388,57 374,22  η = 0,2695 = 26,95 Berikut Grafik efesiensi kolektor per satuan waktu: 1.40 1.40 1.30 1.30 1.20 1.20 1.10 1.10 1.00 1.00 0.90 0.90 0.80 0.80 0.70 0.70 0.60 0.60 0.50 0.50 0.40 0.40 0.30 0.30 0.20 0.20 0.10 0.10 0.00 0.00 E fe si e n si 08:45 31032015 08:45 31032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Efesiensi Kolektor sudut 20 Derajat Tahap 2 Kolektor 1 Pada Tekanan Vacum 45 cmHg Kolektor 2 Pada Tekanan Vacum 40 cmHg Kolektor 3 Pada Tekanan Vacum 35 cmHg Gambar 4.15. Grafik Efesiensi Kolektor per Satuan Waktu pada Pengujian Tahap II Sudut 20 o

4.6. Pengolahan Data Tahap II Sudut 30

o 4.6.1. Energi yang sampai ke Kolektor Q incident Energi ini dapat dihitung sebagai berikut:   2 1 Idt A Q incident dimana: A = = Luas penampang dari pelat absorber m 2 0,2 m 2 Untuk menyelesaikan persamaan:   2 1 Idt A Q incident Universitas Sumatera Utara 70 Harga  2 1 Idt dapat dihitung dari luas dibawah kurva dengan menggunakan metode travesium. Dimana setiap 1 menit 60 detik kita menghitung luas dibawah kurva sbb: X y y L     2 1 1 Dimana 1 L : Luas daerah dibawah kurva intensitas dalam 1 menit 60 detik y : Intensitas saat awal penelitian pukul :08.00 WIB 1 y : Intensitas 1 menit kemudian X  : Waktu 1 menit 60 detik Berikut grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian 1000 1000 950 950 900 900 850 850 800 800 750 750 700 700 650 650 600 600 550 550 500 500 450 450 400 400 350 350 300 300 250 250 200 200 150 150 In te n si ta s R a d ia si w m 2 08:45 30032015 08:45 30032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Besaran Radiasi Matahari Gambar 4.16. Grafik Intensitas Matahari Vs Waktu Universitas Sumatera Utara 71 4.6.1.1.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 1 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 269,4 Wm 2 dan intensitas tertinggi 1011,9 Wm 2 pada pukul 12.27 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 4 , 274 4 , 269 1 X L   2 1 16314 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 16314 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 12.22 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 262 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 8230256  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 8230256 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1646,051 1646051   4.6.1.2.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 2 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 269,4 Wm 2 dan intensitas tertinggi 1011,9 Wm 2 pada pukul 12.27 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 4 , 274 4 , 269 1 X L   Universitas Sumatera Utara 72 2 1 16314 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 16314 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 11.12 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 193 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 5671563  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: 5671563 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1134,312 1134312   4.6.1.3.Energi Yang Sampai Ke Kolektor 3 Penelitian dimulai pukul 08.00 WIB pada intensitas awal 269,4 Wm 2 dan intensitas tertinggi 1011,9 Wm 2 pada pukul 12.27 WIB Dengan memperhatikan grafik intensitas matahari yang terjadi pada saat penelitian ini maka dapat kita hitung besarnya energi berguna kolektor Alat pemanas air tenaga surya sebagai berikut 60 2 4 , 274 4 , 269 1 X L   2 1 16314 m Joule L  Sehingga luas dibawah kurva dalam 1 satu menit adalah 16314 Joulem 2 Karena air telah mencapai temperatur maksimum pada pukul 11.06 WIB maka besarnya luas di bawah kurva hingga pukul tersebut adalah 188 2 1 ........ L L L L    Dengan menggunakan bantuan MS Exel, maka didapat: 5378535  L Sehingga yang sampai pada kolektor adalah: Universitas Sumatera Utara 73 5378535 2 , 0 x Q incident  kJ J Q incident 1075,707 1075707   4.6.2. Energi yang Diserap Air Q u Energi ini dapat dihitung sebagai berikut:   1 2 w w pw w u T T C m Q   Dimana: m w = = Massa air kg 4kg C pw = = Panas jenis dari air kJkg. C 4,18 kJkg C T w1 = Temperatur awal air sebelum dipanaskan oleh kolektor C T w2 = Temperatur aktual air setelah dipanaskan oleh kolektor C 4.6.2.1.Energi yang diserap air di Tangki 1 Vakum 45 cmHg 27,34 - 59,69 18 , 4 4 x x Qu  = 540,95 kJ 4.6.2.2.Energi yang diserap air di Tangki 2 Vakum 40 cmHg 27,24 - 56,47 18 , 4 4 x x Qu  = 488,675kJ 4.6.2.3.Energi yang diserap air di Tangki 3 Vakum 35 cmHg 63 , 26 78 , 54 18 , 4 4   x x Qu = 470,668kJ Universitas Sumatera Utara 74 Berikut Grafik jumlah energi yang diserap air pada pegujian tahap II sudut 30 o : 520 520 480 480 440 440 400 400 360 360 320 320 280 280 240 240 200 200 160 160 120 120 80 80 40 40 kJ 08:45 30032015 08:45 30032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Energi Yang diserap Air Pada Pengujian Tahap 2 Sudut 30 Derajat Energi yang di Serap air di Tangki_1 45 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_2 40 cmHg Energi yang di Serap air di Tangki_3 35 cmHg Gambar 4.17. Grafik Jumlah Energi yang Diserap Air pada Pengujian Tahap II Sudut 30 o 4.6.3. Efisiensi Kolektor Saat Suhu Air Maksimum Efisiensi kolektor untuk memanaskan air dengan menggunakan Refrigeran R-718 pada tekanan vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dapat dihitung sebagai berikut: incident Q Qu  η 4.6.3.1.Efesiensi Kolektor 1 pada tekanan vakum 45 cmHg 1646,05 540,95  η = 0,328 = 32,8 4.6.3.2.Efesiensi Kolektor 2 pada tekanan vakum 40 cmHg 1134,312 488,675  η = 0,4308 = 43,08 4.6.3.3.Efesiensi kolektor 3 pada tekanan vakum 35 cmHg 1075,707 470,668  η = 0,4375 = 43,75 Universitas Sumatera Utara 75 Berikut Grafik efesiensi kolektor per satuan waktu: 1.20 1.20 1.10 1.10 1.00 1.00 0.90 0.90 0.80 0.80 0.70 0.70 0.60 0.60 0.50 0.50 0.40 0.40 0.30 0.30 0.20 0.20 0.10 0.10 0.00 0.00 E fe si e n si 08:45 30032015 08:45 30032015 10:00 10:00 11:15 11:15 12:30 12:30 13:45 13:45 15:00 15:00 Waktu WIB Efesiensi Kolektor sudut 30 Derajat Tahap 2 Kolektor 1 Pada Tekanan Vacum 45 cmHg Kolektor 2 Pada Tekanan Vacum 40 cmHg Kolektor 3 Pada Tekanan Vacum 35 cmHg Gambar 4.18. Grafik Efesiensi Kolektor per Satuan Waktu pada Pengujian Tahap II Sudut 30 o

4.7. Pengolahan Data Tahap III Sudut 20

Dokumen yang terkait

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

1 50 148

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air Dengan Penambahan External Helical Fins Pada Pipa Dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

0 0 6

PENGARUH SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN OPTIK BROKOLI SELAMA PROSES PENGERINGAN VAKUM DENGAN TEKANAN 15 cmHg

0 0 8

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg, dan 35 cmHg dengan Variasi Sudut Kolektor 200 dan 300

0 0 6

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 20 DAN 30

0 0 15

Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas - Pengujian Pemanas Air Tenaga Surya Sistem Pipa Panas Menggunakan Fluida Kerja Refrigeran R-718 pada Tekanan Vakum 45 cmHg, 40 cmHg dan 35 cmHg dengan Variasi Kemiringan Kolektor 400 dan 500.

0 0 32

PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA REFRIGERAN R-718 PADA TEKANAN VAKUM 45 cmHg, 40 cmHg DAN 35 cmHg DENGAN VARIASI KEMIRINGAN KOLEKTOR 40 DAN 50

0 0 16