peserta didik Memberikan
informasi kepada
peserta didik sampai pada saatnya dibutuhkan
Menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik Penilaian hanya untuk akademik
formal berupa ujian Penilaian autentik melalui penerapan
praktis pemecahan problem nyata
19
2. Strategi pembelajaran Kontekstual
Kurikulum dan instruksi yang berdasarkan strategi pembelajaran kontekstual haruslah dirancang untuk merangsang 5 lima bentuk dasar dari pembelajaran:
Pertama, Menghubungkan relating. Relating adalah belajar dalam suatu konteks sebuah pengalaman hidup yang nyata atau awal sebelum pengetahuan itu
diperoleh siswa. Guru menggunakan relating ketika mereka mencoba menghubungkan konsep baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh siswa.
Kedua, mencoba experiencing. Pada experiencing mungkin saja mereka tidak mempunyai pengalaman langsung berkenaan dengan konsep tersebut. Akan tetapi,
pada bagian ini guru harus dapat memberikan kegiatan yang hands-on kepada siswa sehingga dari kegiatan yang dilakukan siswa tersebut, siswa dapat
membangun pengetahuannya. Ketiga, mengaplikasi applying. Strategi applying sebagai belajar dengan
menerapkan konsep-konsep. Kenyataannya, siswa mengaplikasikan konsep- konsep ketika mereka berhubungan dengan aktivitas penyelesaian masalah yang
hands-on dan proyek-proyek. Guru juga dapat memotivasi suatu kebutuhan untuk memahami konsep dengan memberikan latihan yang realistis dan relevan.
Keempat, bekerja sama cooperating. Bekerja sama belajar dalam konteks berbagi, merespons, dan berkomunikasi dengan pelajar lainnya adalah strategi
instruksional yang utama dalam pengajaran kontekstual. Kelima, proses transfer ilmu transferring. Transferring adalah strategi mengajar yang kita definisikan
19
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM Surabaya: Pustaka Pelajar, 2009, h. 83
sebagai menggunakan pengetahuan dalam sebuah konteks baru atau situasi baru suatu hal yang belum teratasidiselesaikan dalam kelas.
20
Menurut Zahorik urutan-urutan pembelajaran konteksual adalah activating knowledge, acquiring knowledge, understanding knowledge, applying knowledge,
dan reflecting knowledge. Pembelajaran konteksual diawali dengan pengaktifan pengetahuan yang sudah ada atau telah dimilliki peserta didik. Selanjutnya,
perolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan dahulu, kemudian memerhatikan detailnya. Integrasi pengetahuan baru ke dalam
pengetahuan yang sudah ada dan penyesuaian pengetahuan awal terhadap pengetahuan baru merupakan urutan selanjutnya. Dengan cara merumuskan
konsep sementara, melakukan sharing, dan perevisian serta pengembangan konsep, integrasi dan akomodasi menghasilkan pemahaman pengetahuan. Urutan
berikutnya adalah mempraktikkan pengetahuan yang telah dipahami dalam berbagai konteks dan melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan
selanjutnya terhadap pengetahuan tersebut.
21
3. Komponen dan karakteristik CTL
Komponen CTL meliputi: 1 making meaningful connections menjalin hubungan-hubungan yang bermakna, 2 doing significan work mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang berarti, 3 self-regulated learning melakukan proses belajar yang diatur sendiri, 4 collaborating mengadakan kolaborasi, 5 critical
and creative thinking berfikir kritis dan kreatif, 6 nurturing the individual memberikan layanan secara individual, 7 reaching high standards
mengupayakan pencapaian standar yang tinggi, 8 using authentic assessment menggunakan assesmen otentik. Johnson B. Elaine.
Dalam pembelajaran kontekstual ada 7 hal pokok yang harus dikembangkan oleh guru:
20
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, Cet. 3, h. 109
21
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM Surabaya: Pustaka Pelajar 2009, h. 84-85