15
Pedoman Teknis Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2012
1. Lokasi
Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang teknis yang membidangi hortikultura di tingkat kabupatenkota di 98
kabupatenkota pada
23 provinsi
di Indonesia,
sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 1c. 2. Output, Sub Output, Komponen
Output : 02
Pengembangan Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat
Sub Output : 001 Pengembangan Kawasan Bawang Merah
002 Pengembangan Kawasan Bawang Putih
003 Pengembangan Kawasan Cabe 004 Pengembangan Kawasan Jamur
005 Pengembangan Kawasan Kentang 006 Pengembangan Kawasan Sayuran
Organik 007 Pengembangan Kawasan Sayuran
dan Tanaman Obat Pekarangan 008 Pengembangan Kawasan Tanaman
Obat
16
Pedoman Teknis Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2012
009 Pengembangan Kawasan Temula- wak
Komponen : 011 IdentifikasiKoordinasi 012 Fasilitasi Bantuan kepada petani
013 PembinaanPendampingan Perte-
muanSosialisasi 014 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah bidang teknis yang menangani pengembangan hortikultura di tingkat kabupatenkota, dan
penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota.
Penerima manfaat
kegiatan Pengembangan Kawasan Sayuran dan Tanaman Obat
adalah Kelompok TaniGapoktan yang mendapatkan pendampingan dalam pelaksanaan pengembangan
kawasan sayuran, tanaman obat dan jamur.
4. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN melalui dana Tugas Pembantuan
pada Satker Dinas Pertanian KabupatenKota TA. 2012.
17
Pedoman Teknis Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2012
5. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pengembangan kawasan sayuran, tanaman obat dan jamur dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan yang mendukung peningkatan pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat di kabupatenkota
secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Penumbuhan dan pengembangan kawasan dilakukan pada lahan usaha tani atau unit usaha atau pekarangan milik
petanimasyarakat sebagai anggota kelompok tani, berupa penataan kawasan dan atau pengutuhan kawasan dengan
luasan dan jenis komoditas yang sudah ditetapkan dalam dokumen anggaran tahun 2012.
Pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat dilaksanakan
dengan melibatkan
petugas Pembina
pengembangan hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi BidangSeksi, BPTPH, BPSB, Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian BPTP,
dan instansi
yang menangani
penyuluhan di tingkat provinsi dan kabupatenkota. Pihak – pihak yang terkait dalam pengembangan kawasan
ditetapkan dengan dengan surat keputusan Kepala Dinas Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran KPA.
Pelaksanaan kegiatan dapat terdiri atas komponen utama berupa 012 Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, yang
didukung oleh seluruh dan atau sebagian komponen lainnya dengan penjelasan sebagai berikut :
18
Pedoman Teknis Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2012
011 IdentifikasiKoordinasi, dengan akun Belanja Bahan 521211, dan atau Belanja Barang Non Operasional
Lainnya 521219, dan atau Belanja Perjalanan Lainnya 524119
Identifikasi dilakukan untuk menentukan calon kelompok tani atau Gapoktan penerima manfaat
dan lokasinya. Pertemuan koordinasi ditujukan untuk
memantapkan rancangan
kegiatan, mengkoordinasikan rancangan penetapan petani
dan lokasi pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan petugas
Dinas Pertanian
Kabupaten Kota,
pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya. 012 Fasilitasi Bantuan Kepada Petani, dengan akun
Belanja Bantuan Sosial untuk Pemberdayaan Sosial dalam bentuk uang 573111 untuk pengembangan
kawasan sayuran dan tanaman obat. Penyaluran dana bansos dilakukan dalam bentuk transfer uang
langsung dari Satker Dinas Pertanian Kabupaten Kota kepada Kelompok TaniGapoktan penerima
manfaat yang telah ditetapkan. Pemanfaatan dana Bansos untuk pengembangan kawasan dilaksanakan
berdasarkan Rencana Usaha Kelompok RUK yang telah disusun dan disepakati oleh kelompok tani
penerima manfaat dan telah disetujui oleh tim teknis. Komponen kegiatan yang dibiayai dari dana
bansos hanya yang penting dan menjadi pengungkit
19
Pedoman Teknis Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2012
dalam kegiatan petani, dapat mencakup komponen budidaya ataupun pascapanen.
Bantuan disampaikan
melalui mekanisme
penyaluran dana
langsung ke
Kelompok TaniGapoktan mengacu kepada Permentan tentang
Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2012 dan Peraturan
Direktur Jenderal Hortikultura tentang Pedoman Penyaluran dan Pengelolaan Bantuan Sosial Lingkup
Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2012.
013 Pembinaanpendampinganpertemuansosialisasi, dengan akun Belanja Bahan 521211, dan atau
Barang Non Operasional Lainnya 521219, dan atau Belanja Jasa Profesi 522151 dan atau Belanja
Perjalanan Lainnya 524119.
Pembinaan dan pendampingan dilakukan secara terintegrasi, melibatkan petugas tingkat provinsi,
kabupatenkota, BPTPH, pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya.
Pertemuansosialisasi ditujukan untuk mengkoor- dinasikan rancangan penetapan petani dan lokasi
pelaksanaan kegiatan yang melibatkan provinsi pelaksana, dinas kabupatenkota terkait, pemangku
kepentingan dan instansi terkait lainnya.
20
Pedoman Teknis Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2012
014 Monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan akun Belanja Bahan 521211, dan atau Belanja Barang
Non Operasional Lainnya 521219, dan atau Belanja Perjalanan Lainnya 524119 dilakukan
secara periodik oleh pelaksana kegiatan.
21
Pedoman Teknis Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2012
BAB III INDIKATOR KINERJA
A.
Masukan
Input
1. Dana 2. Sumber Daya Manusia petugas, petani, pelaku usaha
3. Data dan teknologi
B. Keluaran
Output
1. Terbentuknya kawasan sayuran dan tanaman obat seluas 5.148 Ha, meliputi komoditas cabe, bawang merah,
kentang, tomat, bawang putih, jamur, tanaman obat dan temulawak pada 157 kabupatenkota di 32 Provinsi;
2. Berkembangnya kawasan sayuran organik di 8 provinsi dan 12 KabKota;
3. Tumbuhnya lahan pekarangan di 4 provinsi dan 9 perkotaan sebagai sumber sayuran dan tanaman obat untuk
kebutuhan keluarga; 4. Dihasilkannya produk bermutu untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri, bahan baku industri dan ekspor dengan menerapkan praktek budidaya dan pascapanen sayuran dan
tanaman obat yang baik.