Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT:
a.
Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
b.
Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang
memadai.
c.
Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim 2000:18, antara lain adalah :
a Rasa harga diri menjadi lebih tinggi; b Memperbaiki kehadiran; c Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; d Perilaku
mengganggu menjadi lebih kecil; e Konflik antara pribadi berkurang; f Pemahaman yang lebih mendalam; g Meningkatkan kebaikan budi,
kepekaan dan toleransi; dan h Hasil belajar lebih tinggi Berdasarkan pendapat di atas bahwa model pembelajaran Numbered Head
Together NHT adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap
anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam
satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation GI
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang melatih aktivitas para siswa
berpartisipasi dalam pengembangan materi informasi dengan mencari sendiri melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya buku pelajaran atau
siswa dapat mencari di media internet. Siswa dilibatkan dari perencanaan,
baik dengan menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya dengan investigasi. Pada model ini siswa dibagi ke dalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa
melanggar ciri-ciri cooperative learning Isjoni, 2013:58 Menurut Ibrahim,dkk 2000:23:
“Dalam kooperatif tipe Group Investigation GI guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen
dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan
kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan.
Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.”
Pendapat dari Isjoni dan Ibrahim model pembelajaran Group Investigation GI ini adalah suatu pembelajaran kooperatif yang pada umumnya
membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 sampai 6 siswa dengan karakteristik heterogen. Pembagian kelompok ini berdasarkan
keakraban dalam berteman atau kesamaan minat dalam materi tertentu. Para siswa memilih materi atau topik yang ingin dipelajari dan menganalisis
materi tersebut, kemudian menyimpulkan dan mempresentasikan hasilnya didepan kelas secara menyeluruh.
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI ini menuntut siswa agar dapat memiliki kemampuan yang baik dalam belajar, berkomunikasi
ataupun dalam proses kelompok. Model ini melibatkan siswa untuk kreatif dalam menumbuhkan kemampuan berfikir sendiri mandiri. Sedangkan
para guru selama model pembelajaran berlangsung membina siswa, memfasilitasi investigasi siswa dan menjaga aturan perilaku kooperatif.
Enam tahapan di dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation
GI dapat dilihat pada tabel berikut, menurut Slavin dalam Siti Maesaroh 2005:29-30:
Tabel 3. Sintaks Pembelajaran Group Investigation GI Tahapan GI
Keterangan Tahapan
Tahap I Mengidentifikasi topik
dan membagi siswa ke dalam kelompok.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan
mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II Merencanakan tugas
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat
perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan
dipakai.
Tahap III Membuat penyelidikan
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi
informasi, membuat
kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam
mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV Mempersiapkan tugas
akhir Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir
yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V Mempresentasikan
tugas akhir Siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI Evaluasi
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat sintaks pembelajaran Group Investigation GI. Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation
Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran GI juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
Kelebihan pembelajaran model Group Investigation: 1.
Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
4. Model pembelajaran Group Investigation melatih siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Kelemahan pembelajaran dengan model Group Investigation:
Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran yang komplek dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
juga membutuhkan waktu yang lama http:www.ras- eko.co.cc201105model-pembelajaran-group-investigation.html
dalam Desi Saptawati,2012:28