Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran GI juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
Kelebihan pembelajaran model Group Investigation: 1.
Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
4. Model pembelajaran Group Investigation melatih siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Kelemahan pembelajaran dengan model Group Investigation:
Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran yang komplek dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation
juga membutuhkan waktu yang lama http:www.ras- eko.co.cc201105model-pembelajaran-group-investigation.html
dalam Desi Saptawati,2012:28
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Tabel 4. Hasil Penelitian Yang Relevan NO PENULIS
JUDUL HASIL
1 Dinar sapta
putri Studi Perbandingan
hasil belajar kewirausahaan siswa
melalui metode pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head
Together
NHT dan Think Pair and Share
TPS dengan memperhatikan
motivasi berprestasi pada siswa kelas X
SMK Negeri 1 metro tahun pelajaran 2011-
2012 Ada Perbandingan hasil
belajar kewirausahaan siswa melalui metode
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together
NHT dan Think Pair and Share
TPS dengan memperhatikan
motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK Negeri
1 Metro Tahun Pelajaran 2011-2012 perhitungan
8,879 4,11
yang berarti hasil pembelajaran NHT lebih
tinggi dibandingkan TPS 2
Ivan Seprayoga
Studi perbandingan hasil belajar ekonomi
melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan Numbered Head Together
pada siswa kelas X semester
genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung
tahun pelajaran 20112012
Ada perbedaan antara hasil belajar ekonomi melalui
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered
Head Together
, hal ini ditunjukkan dengan hasil
belajar model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw diperoleh
11,215 4,00 berarti hipotesis
diterima. 3
Desi Saptawati Studi perbandingan hasil belajar ekonomi
antara siswa melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation
GI dan Student Team
Achievement Division STAD dengan
memperhatikan kemampuan awal
studi pada siswa kelas X SMA Gajah
Mada Tahun Pelajaran 20112012
Ada perbandingan hasil belajar ekonomi dengan
menggunakan model pembelajaran tipe GI dan
tipe STAD pada siswa kelas X SMA Gajah Mada
tahun pelajaran 20112012 dengan perhitungan
7,997 4.,043 yang berarti
terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara
model pembelajaran kooperatif tipe GI dan
STAD
Tabel 4 berikutnya
Lanjutan Tabel 4 4
Fajar Subekti Studi perbandingan
hasil belajar ekonomi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dan tipe Student Teams Achievement
Divisions
STAD Studi pada siswa
kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo tahun
pelajaran 20092010 Ada perbedaan hasil
belajar ekonomi model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dan tipe STAD dengan perhitungan t
hitung
2,104 t
tabel
1,997 yang berarti ada perbedaan hasil
belajar antara kelas eksperimen dengan model
pembelajaran jigsaw dan kelas pembanding dengan
model pembelajaran STAD
Berdasarkan tabel 4, penelitian yang relevan adalah studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam skripsi ini telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, oleh sebab itu pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah
ini, antara lain. Menurut Dinar Sapta Putri pada perhitungan penelitiannya menggunakan
model pembelajaran NHT Numbered Head Together F
hitung
sebesar 8,879 dan
model pembelajaran TPS Think Pair Share F
tabel
sebesar 4,11, oleh karena itu
hasil NHT lebih maksimal untuk digunakan dalam pembelajaran. Menurut Ivan Seprayoga pada perhitungan penelitiannya menggunakan model
pembelajaran Jigsaw F
hitung
sebesar 11,215 dan model pembelajaran NHT
Numbered Head Together F
tabel
sebesar 4,00, oleh karena itu hasil NHT Numbered Head Together masih kurang maksimal dalam pembelajaran
karena model tersebut masih sulit dipahami oleh siswa di dalam kelas.
Menurut Desi Saptawati pada perhitungan penelitiannya menggunakan model pembelajaran GI Group Investigation F
hitung
sebesar 7,997 dan model
pembelajaran STAD Students Teams Achievement Divisions F
tabel
sebesar 4,043, oleh karena itu hasil pada GI lebih maksimal untuk digunakan dalam
pembelajaran. Menurut Fajar Subekti pada perhitungan penelitiannya menggunakan model
pembelajaran jigsaw T
hitung
sebesar 2,104 dan model pembelajaran STAD Students Teams Achievement Divisions T
tabel
sebesar 1,997 oleh karena itu
hasil jigsaw lebih maksimal dalam pembelajaran.
C. Kerangka Pikir
Penerapan model pembelajaran yang tepat dapat menunjang keberhasilan siswa dengan membuat pembelajaran jadi semakin menarik dan menyenangkan.
Pembelajaran kooperatif ini sifat pembelajarannya students centered sehingga pembelajarannya aktivitas siswa lebih mendominasi di dalam kelas.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat menitikberatkan pada rasa kerja sama antar siswa dalam berkelompok, yang
saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dua jenis model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu tipe kooperatif
Numbered Head Together NHT dan tipe kooperatif Group Investigation GI.
Dari kedua model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together NHT dan Group Investigation GI terdapat langkah-langkah yang berbeda namun
tetap satu jalur yaitu pembelajaran secara kelompok yaitu berpusat pada siswa student centered dan guru sebagai fasilitator, hal ini dibuktikan dengan
adanya penelitian yang dilakukan oleh Fajar Subekti yang berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw dan Tipe Student Teams Achievement Divisions STAD” yang ditunjukkan dengan hasil t
hitung
2,104 t
tabel
1,997. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif lebih membantu siswa dalam beraktivitas
dalam kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT,
menuntut siswa untuk aktif dalam aktivitas belajar, guru membagi kelompok secara acak yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang. Setiap siswa di kelompok
tersebut mendapat nomor number card, guru memberikan tugas dan masing- masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan jawabannya, guru memberikan pengarahan secukupnya. Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan
presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT lebih mengacu pada
aktivitas siswa. Hal ini telah dibuktikan oleh Ivan Seprayoga dalam penelitiannya yang berjudul “Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered Head Together pada siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung” yang ditunjukkan dengan F
hitung
16,916 F
tabel
4,00. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
jigsaw lebih rendah dibandingkan model pembelajaran Numbered Head Together
NHT.