Media Massa Cetak Pers dan Surat Kabar
secara luas yang meliputi teknik marketing, strategi marketing, teknik publikasi, penawaran ide dan program, desain produk, serta pemrosesan
informasi. Keempat, marketing politik melibatkan banyak disiplin ilmu, terutama sosiologi dan psikologi. Kelima, marketing politik dapat
diterapkan mulai dari pemilu hingga lobby politik di parlemen.
Menurut Nursal 2004: 9-10 di Indonesia political marketing merupakan keniscayaan. Ada lima faktor yang membuat political marketing akan
berkembang di Indonesia: 1.
Sistem multipartai yang memungkinkan siapa saja boleh mendirikan partai politik dan konsekuensinya menyebabkan persaingan tajam
antar partai politik. 2.
Pemilih telah lebih bebas menentukan pilihannya dibandingkan Pemilu-Pemilu sebelumnya, sehingga syarat bagi penerapan Political
Marketing telah terpenuhi. 3.
Partai-partai telah lebih bebas menentukan Platform dan identitas organisasinya.
4. Pemilu merupakan momentum sejarah yang penting dalam perjalanan
bangsa, sehingga pihak-pihak berkepentingan, terutama elit politik akan berusaha keras untuk ambil bagian.
5. Sistem pemilihan anggota parlemen, Dewan Perwakilan Daerah dan
Presiden secara langsung serta pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.
Kontestan pemilu di Indonesia bisa menggunakan konsep, metode dan teknik yang terdapat dalam ilmu pemasaran. Ilmu ini dapat membantu
partai politik dan kandidat dalam merumuskan strategi mengenai bagaimana membangun hubungan kandidat dengan pemilih, yaitu selama
periode sebelum, selama dan setelah pemilu. Pernyataan ini dikuatkan oleh Butler, Collins dan Bohnet yang menyatakan bahwa pemasaran politik
jangan hanya dilakukan selama periode kampanye saja, namun harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini dilakukan untuk membangun
kepercayaan publik untuk periode waktu yang panjang Alie, 2013: 54- 55.