Strategi Media Media Massa

berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih. http:teorimp.wordpress.com20101228pengertian-marketing-politik, diakses tanggal 17 Februari 2014 menyebutkan bahwa menurut O’Shaughnessy, seperti dikutip Firmanzah 2008, marketing politik berbeda dengan marketing komersial. Marketing politik bukanlah konsep untuk “menjual” partai politik atau kandidat kepada pemilih, namun sebuah konsep yang menawarkan bagaimana sebuah parpol atau seorang kandidat dapat membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Di samping itu, marketing politik merupakan sebuah teknik untuk memelihara hubungan dua arah dengan publik. Marketing politik didefinisikan sebagai pemasaran ide-ide dan opini-opini yang berhubungan dengan isu-isu politik atau isu-isu mengenai kandidat. Secara umum, marketing politik dirancang untuk mempengaruhi suara pemilih di dalam pemilu. Marketing politik adalah analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol terhadap politik dan program-program pemilihan yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran hubungan yang menguntungkan antara partai dan pemilih demi tujuan untuk mencapai political marketers objectives. http:teorimp.wordpress.com20101228pengertian-marketing-politik, tanggal 17 Februari 2014, menyebutkan bahwa menurut Firmanzah, paradigma dari konsep marketing politik adalah; Pertama, marketing politik lebih dari sekedar komunikasi politik. Kedua, marketing politik diaplikasikan dalam seluruh proses, tidak hanya terbatas pada kampanye politik, namun juga mencakup bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image, platform dan program yang ditawarkan. Ketiga, marketing politik menggunakan konsep marketing secara luas yang meliputi teknik marketing, strategi marketing, teknik publikasi, penawaran ide dan program, desain produk, serta pemrosesan informasi. Keempat, marketing politik melibatkan banyak disiplin ilmu, terutama sosiologi dan psikologi. Kelima, marketing politik dapat diterapkan mulai dari pemilu hingga lobby politik di parlemen. Menurut Nursal 2004: 9-10 di Indonesia political marketing merupakan keniscayaan. Ada lima faktor yang membuat political marketing akan berkembang di Indonesia: 1. Sistem multipartai yang memungkinkan siapa saja boleh mendirikan partai politik dan konsekuensinya menyebabkan persaingan tajam antar partai politik. 2. Pemilih telah lebih bebas menentukan pilihannya dibandingkan Pemilu-Pemilu sebelumnya, sehingga syarat bagi penerapan Political Marketing telah terpenuhi. 3. Partai-partai telah lebih bebas menentukan Platform dan identitas organisasinya. 4. Pemilu merupakan momentum sejarah yang penting dalam perjalanan bangsa, sehingga pihak-pihak berkepentingan, terutama elit politik akan berusaha keras untuk ambil bagian. 5. Sistem pemilihan anggota parlemen, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden secara langsung serta pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.