Selanjutnya marketing berkontribusi besar terhadap partai politik dalam cara mengemas pesan politik yang berbentuk iklan dengan cara
mentransfer pesan politik ke publik, juga bagi masyarakat umum dalam memetakan posisi sebuah partai politik diantara partai lainnya, membantu
partai politik dalam segmentasi pemilih berdasarkan geografis, demografis, perilaku dan psikografi. Selain itu, marketing berkontribusi
penting terhadap pemilihan media yang paling efektif berdasarkan kondisi sosial-budaya sebuah negara, sehingga pesan politik yang disampaikan
bisa tepat sasaran.
3. Kontra Marketing Politik
Sikap apatis terhadap marketing politik lahir dari pemahaman bahwa marketing adalah ilmu yang dikembangkan oleh dunia bisnis dan bukan
ilmu politik. Hal yang menjadi pusat perhatian marketing adalah upaya membuat konsumen membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Tugas dan peran ilmu marketing adalah melancarkan fungsi transaksi ekonomi dalam mengefisiensikan distribusi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Aplikasi dalam dunia politik meninggalkan masalah etika dan moral. Pada aktivitas marketing tidak jarang sebuah media mengemas informasi yang
berbeda dengan kenyataannya. Bahkan tidak jarang terjadi manipulasi informasi demi mendapatkan perhatian masyarakat sebagai penikmat
media. Masyarakat hanya diberikan informasi yang menyangkut satu sisi
saja, yaitu
informasi yang
semata-mata dimaksudkan
untuk menguntungkan media dan kandidat itu sendiri.
O’Soughnessy dalam Firmanzah 2012: 153 menyebutkan bahwa isu politik berkaitan erat dengan nilai dan ideologi, bukan merupakan
sebuah produk yang diperjual belikan. Isu politik merupakan sistem nilai simbol yang menghubungkan individu dengan struktur sosial.
Antara marketing dan politik adalah dua sistem yang berbeda, dimana masing-masing struktur memiliki aturan masing-masing. Penerapan
marketing dalam dunia politik harus melihat dan mengadaptasi nilai- nilai yang ada dalam dunia politik. Penerapan marketing yang
membabi buta tanpa memperhatikan kondisi masyarakat hanya akan menjauhkan ketertarikan masyarakat terhadap dunia politik.
Lock dan Harris dalam Firmanzah 2012: 154-155 menyatakan bahwa adanya perbedaan antara politik dengan produk dan jasa komersial. 1
dalam pemilu, semua pemilih memberikan suara pilihannya dalam kurun waktu sehari secara bersamaan. Fenomena seperti ini tidak dapat ditemui
dalam perilaku pembelian sebuah produk jasa dan komersial. 2 meskipun dimungkinkan adanya kekecewaan dalam jangka panjang setelah memilih,
kenyataannya tidak ada harga nominal yang harus dibayar dalam memilih sebuah partai atau kandidat politik. 3 meskipun tidak ada harga yang
mesti dibayar, pemilih harus menerima hasil pemilihan kolektif meskipun itu berbeda dengan pilihannya. 4 partai politik atau calon adalah produk
tidak nyata dimana masing-masing pemilih tidak akan dapat menganalisisnya secara utuh. Sebagai konsekuensinya kebanyakan pemilih
akan mengartikan partai dan kandidat politik dari pesan-pesan yang diterima di masa lampau. Kalau pemilih membuat kesalahan saat memilih
maka ia harus menunggu pemilihan berikutnya untuk memperbaiki kesalahannya. 5 dari sudut brand, kapasitas dan kualitas sebuah partai dan
pemimpin adalah identitas yang melekat dan tidak dapat dipisahkan, sehingga partai politik dan pemimpin tidak dapat dengan mudah
mengganti brand seperti yang terjadi pada dunia bisnis.
4. Kerangka Pikir
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana strategi yang dilakukan oleh Ridho Ficardo atau tim pemenangannya dalam proses marketing
politik salah satu kandidat Calon Gubernur Lampung periode 2014-2019. Penelitian ini akan membahas strategi apa saja yang dilakukan Ridho
Ficardo dan tim pemenangannya dalam marketing politik Ridho Ficardo melalui media cetak.
Strategi marketing politik yang dilakukan melalui media cetak oleh pasangan Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri memiliki strategi-strategi
tersendiri agar berhasil membentuk opini publik. Strategi-strategi tersebut antara lain Strategi Pemilihan Media, Strategi Brand Building dan Tagline,
Strategi Penulisan Berita yang terdiri dari: 1 strategy of publicity, 2 strategy of persuation, 3 strategy of argumentation, 4 strategy of image.
Dengan strategi-strategi tersebut Ridho Ficardo dan tim pemenangannya berusaha membentuk opini publik agar memilih Ridho Ficardo dan
Bakhtiar Basri sebagai Gubernur periode 2014-2019. Strategi-strategi yang dilakukan Ridho Ficardo dan tim pemenangannya kemudian dilakukan
melalui media cetak dalam bentuk artikel dan foto-foto kegiatan mengenai Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri.
Gambar 1. Kerangka Pikir
Marketing Politik
Strategi political marketing atau strategi pemasaran Politik dilakukan oleh Ridho Ficardo dan tim pemenangannya melalui
media cetak Lampung Post dan Radar Lampung
Media Cetak Lampung Post dan Radar Lampung
1. Strategi Pemilihan Media
2. Strategi Brand BuildingTagline
3. Strategi Penulisan Berita Harwood Childs
a. Strategy of publicity
b. Strategy of persuation
c. Strategy of argumentation
d. Strategy of image
Gambar Foto Kegiatan
Tulisan artikel atau advertorial