Kekuatan Media Massa Media Massa

politik pada masyarakat seperti ini dapat dilakukan oleh tokoh-tokoh yang dinilai mempuni oleh masyarakat pedesaan itu sendiri. Berbeda dengan masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap politik. Masyarakat perkotaan juga sebagian besar telah banyak yang meluangkan waktunya untuk membaca harian setiap hari. Mereka sudah mulai tertarik dengan masalah politik dan untuk memenuhi rasa ingin tahu tentang politik inilah yang coba dimanfaatkan oleh media. Media berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat modern dengan menyuguhkan informasi-informasi politik melalui media massa. Disinilah media massa mulai berperan sebagai penyedia informasi bagi masyarakat modern.

6. Media Massa Cetak Pers dan Surat Kabar

Pers adalah media massa tertua dan paling konvensional dibandingkan media massa lainnya. Pers merupakan media cetak yang bersifat visual, hanya dapat ditangkap oleh mata yang memiliki keunggulan dan kekurangan sekaligus. Kelemahan media cetak seperti surat kabar dan majalah adalah hanya dapat dibaca dan tidak memiliki unsur suara sehingga kurang persuasif dari segi hiburannya. Oleh karena itu dalam menggugah dan menyentuh emosi khalayak surat kabar dan majalah hanya bersifat sederhana dan tidak terlalu mengikat publik dalam penerapannya. Istilah pers berasal dari kata pressa atau bahasa Inggris press yang artinya tekan atau tindis, yang selanjutnya berarti mesin cetak. Kemudian pengertian itu berkembang menjadi alat untuk mecetak dari suatu ide untuk disebarkan lebih lanjut kepada masyarakat. Pengertian tersebut berkembang menjadi media yang menyebarkan ide atau pesan kepada masyarakat. Media yang dimaksud adalah buku, surat kabar, majalah, bulletin, brosur, atau pamflet yang isinya mengandung ide atau pemberitahuan kepada masyarakat. Arifin 2014: 115- 116 mengatakan bahwa “Pers adalah alat komunikasi manusia dalam arti saluran dari pernyataan manusia yang bersifat umum atau terbuka dan aktual serta teratur waktu terbitnya dan dalam bentuk bercetak. Pers kemudian dibagi menjadi dua jenis, yaitu pers dalam arti yang luas dan pers dalam arti yang sempit. Pers dalam arti yang luas meliputi semua barang tercetak seperti surat kabar, majalah, buku, bulletin, dan pamflet. Sedangkan pers dalam arti yang sempit adalah surat kabar. Kemudian pers berkembang menjadi media massa dan alat komunikasi yang menyelenggarakan kegiatan jurnalistik. Selain itu istilah pers juga dipakai untuk orang-orang yang bekerja dalam bidang redaksi, sehingga pers dimaknai sama dengan wartawan”. Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara berkala. Pers merupakan alat revolusi, alat kontrol sosial, alat pendidikan, alat penyalur dan pembentuk pendapat umum serta penggerak massa. Media massa yang terbit secara berkala dan continue menjadi salah satu alat pendidikan yang paling mudah ditemui. Informasi yang diterima dari media massa secara terus menerus akan lebih melekat di ingatan seseorang. Undang-Undang No.40 Tahun 1999 dalam http:www.dewanpers.or.idpagedatauu?id=452, diakses tanggal 6 Maret 2014 mengemukakan “bahwa Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia ”.

C. Pemasaran Politik Political Marketing

Nursal 2004: 23 mengatakan bahwa meskipun terlihat baru, konsep pemasaran politik ternyata telah ada sejak lama. Political marketing hampir dapat dipastikan sebagai bentuk pemasaran tertua. “liberate”, “eligate”, “fraternite” yang dikemukanakan dalam Revolusi Perancis pada Tahun 1789 adalah salah satu slogan terbaik dari sudut pandang disiplin pemasaran. Tahun 1830-an seorang praktisi periklanan professional Charles Barker telah menciptakan iklan politik. Pada tahun 1930-an, Franklin Delano Roosevelt menggunakan media penyiaran dengan meluncurkan “fire side chats” Inilah awal mula dikenalnya konsep pemasaran politik. Berawal dari sini, konsep pemasaran semakin beragam, terutama di negara-negara maju ketika terbukanya peluang memanfaatkan radio, televisi dan media cetak sebagai alat kampanye partai politik. Terbukti, kemenangan Margaret Thatcher untuk menduduki kursi Perdana Menteri Inggris pada tahun 1979, tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan Saatchi seorang marketer professional Firmanzah, 2012: 150

1. Definisi Political Marketing Pemasaran Politik

Nursal 2004: 23 mengatakan bahwa political marketing atau pemasaran Politik adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis dan juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih. http:teorimp.wordpress.com20101228pengertian-marketing-politik, diakses tanggal 17 Februari 2014 menyebutkan bahwa menurut O’Shaughnessy, seperti dikutip Firmanzah 2008, marketing politik berbeda dengan marketing komersial. Marketing politik bukanlah konsep untuk “menjual” partai politik atau kandidat kepada pemilih, namun sebuah konsep yang menawarkan bagaimana sebuah parpol atau seorang kandidat dapat membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Di samping itu, marketing politik merupakan sebuah teknik untuk memelihara hubungan dua arah dengan publik. Marketing politik didefinisikan sebagai pemasaran ide-ide dan opini-opini yang berhubungan dengan isu-isu politik atau isu-isu mengenai kandidat. Secara umum, marketing politik dirancang untuk mempengaruhi suara pemilih di dalam pemilu. Marketing politik adalah analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol terhadap politik dan program-program pemilihan yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran hubungan yang menguntungkan antara partai dan pemilih demi tujuan untuk mencapai political marketers objectives. http:teorimp.wordpress.com20101228pengertian-marketing-politik, tanggal 17 Februari 2014, menyebutkan bahwa menurut Firmanzah, paradigma dari konsep marketing politik adalah; Pertama, marketing politik lebih dari sekedar komunikasi politik. Kedua, marketing politik diaplikasikan dalam seluruh proses, tidak hanya terbatas pada kampanye politik, namun juga mencakup bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image, platform dan program yang ditawarkan. Ketiga, marketing politik menggunakan konsep marketing