BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan pendekatan pre test and post test group design. Rancangan penelitian ini
dilakukan pada tiga kelompok hewan percobaan mencit strain DDW.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2011 sampai Desember
2011. Penelitian ini akan mulai dilaksanakan setelah mendapat ethical clearance dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah mencit umur jantan dengan umur 3-4 bulan dengan berat badan 20-35 gr dan sehat yang ditandai dengan gerakan yang
aktif, diperoleh dari Laboratorium Biologi Fakultas MIPA USU. Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini berdsaarkan rumus
Federer 1963 dalam Wahyuni.:
- t = kelompok perlakuan 3 kelompok
- n = jumlah sampel tiap kelompok
Banyaknya sampel pada penelitian ini adalah : t-1 n-1 ≥ 15
2n-2 ≥ 15
n ≥ 9
t-1 n-1 ≥ 15
Universitas Sumatera Utara
Dari penelitian ini ada tiga kelompok penelitian. Dari rumus di atas maka jumlah sampel ditiap kelompok ada sembilan ekor mencit, namun peneliti memutuskan
untuk memakai 10 ekor mencit tiap kelompok dengan perincian sebagai berikut:
1. K = kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan sehat sebanyak 11 ekor
2. P1 = kelompok perlakuan yang diinduksi alloksan dan diberikan placebo sebanyak 16 ekor tikus selama 2 minggu
3. P2 = kelompok perlakuan yang diinduksi alloksan dan diberikan jus jambu biji
merah dengan
dosis 0,78ml20ghari sebanyak 16 ekor selama 2 minggu
Universitas Sumatera Utara
4.4. Alur Penelitian
L1
L2
Gambar 4.1 Alur Penelitian
42 ekor mencit Mus musculus strain SW umur 3-4 bulan
Adaptasi selama 1 minggu
Randomisasi
Pemeriksaan kolesterol pertama pre-test 11 ekor mencit diberi diet
standar selama 1 minggu Kontrol Negatif
Diberikan diet standar dan minuman secara ad libitum dengan porsi yang 32 ekor mencit diinduksi alloksan
dan diberi diet standar selama 1 minggu Kontrol Positif
Randomisasi
K 11 ekor Kontrol Negatif dengan
plasebo P1 16 ekor Kontrol
Positif dengan plasebo
P2 16 ekor Kontrol positif dengan jus
buah jambu biji 0,78 mL20gr BB hari
Pemeriksaan kolesterol kedua post-test
Analisa data dan penarikan kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: K
: Kelompok Kontrol P1
: Kelompok Perlakuan 1 P2
: Kelompok Perlakuan 2 L1
: Pengambilan darah dan pemeriksaan kolesterol 1 pemeriksaan awal L2
: Pengambilan darah dan pemeriksaan kolesterol 2 pemeriksaan akhir
4.5.Teknik Pengumpulan Data 4.5.1.Penentuan Dosis Alloxan dan Jus Jambu Biji
Dosis ditentukan dengan menggunakan tabel konversi menurut Laurence and Bacarach, 1964 yaitu manusia berat badan 70 kg dikonversi pada mencit
berat badan 20 gr dengan angka konversi 0,0026. Dosis alloksan yang digunakan adalah 150 mgkgBB hewan Cheng dan Yang, 1983. Maka dosis alloksan yang
digunakan pada mencit dengan berat badan 20 gr adalah:
150 mg x 201000gr = 3 mg20 grBB
Sedangkan konsumsi jus jambu biji pada manusia rata-rata 300 mghari, dikonversikan menjadi:
300 x 0,0026 = 0,78 mg20 grBB .
4.5.2. Pemeliharaan Hewan percobaan
Mencit yang digunakan untuk penelitian adalah mencit jantan, sehat dengan berat badan 20-35 gr. Kandang percobaan dibersihkan setiap hari untuk
mencegah infeksi yang dapat terjadi akibat kotoran tikus tersebut dan tikus dapat tetap sehat.Kandang ditempatkan dalam suhu kamar, ventilasi yang cukup, dan
cahaya menggunakan sinar matahari tidak langsung.Makanan hewan percobaan diberikan berupa pellet.Makanan dan minuman diberikan secukupnya dalam
wadah terpisah dan diganti setiap hari.
Universitas Sumatera Utara
4.5.3. Persiapan Hewan Percobaan
Setiap kelompok hewan percobaan dipersiapkan dalam kandang yang terpisah dan disiapkan untuk beradaptasi selama satu minggu sebelum dilakukan
penelitian.Sebelum perlakuan setiap mencit ditimbang berat badannya terlebih dahulu dan diamati kesehatan fisiknya gerakannya, berat badan, makan dan
minum. Bila terdapat mencit yang sakit pada saat berdaptasi maka mencit diganti yang baru dengan kriteria yang sama dan diambil secara acak.
4.5.4. Perlakuan Hewan Percobaan
Setelah persiapan selesai maka hewan percobaan kelompok I, kelompok II, dan kelompok III diberikan perlakuan sebagai berikut :
- Kelompok I dijadikan kontrol kolesterol yang normal dan tidak diberi intervensi
- Kelompok II dijadikan kelompok uji tanpa diberi jus jambu biji merah. Mencit mula-mula diadaptasikan dalam lingkungan baru selama
seminggu, dan setelahnya dipuasakan selama 12 jam dengan air minum ad libitum. Kemudian mencit disuntikkan dengan alloksan
dengan dosis 0,78 mg20grBB secara intramuskular untuk menginduksi DM. Mencit lalu diberi makanan standar selama
seminggu dan diperiksa kadar kolesterolnya untuk memastikan tikus mengalami DM.
- Kelompok III dijadikan kelompok uji dengan diberi jus jambu biji. Induksi DM dilakukan seperti pada kelompok II, namun pada
kelompok III diberi jus jambu biji dengan dosis 0,78 mg20grBB satu kali sehari selama penelitian.
Setelah 2 minggu, hewan percobaan diambil darahnya dan kemudian diperiksa kadar kolesterolnya dengan menggunakan metode strip test.
Universitas Sumatera Utara
4.5.5 Alat Dan Bahan 4.5.5.1. Alat
Alat-alat yang digunakn antara lain alat strip test, spuit 1 mL, oral sonde,
lemari pendingin, dan alat-alat pemeliharaan mencit. 4.5.5.2. Bahan
a. Hewan Uji
Hewan yang dipakai dalam penelitian adalah mencit jantan dengan galur Swiss Webster yang sehat, berusia 3-4 bulan, dan berat 20-35 gram. Mencit diperoleh
dari Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Mencit yang diikutkan dalam penelitian harus sehat dengan tanda mata jernih dan berkilau, bulu tidak berdiri,
tingkah laku normal, nafsu makan dan minum yang baik dan berat badan yang termasuk ideal untuk penelitian.
b. Jus Buah Jambu Biji