EFEKTIVITAS KERJA-KERJA DI JEJARING OMS

C. EFEKTIVITAS KERJA-KERJA DI JEJARING OMS

TABEL 20 memperlihatkan kerangka pengukuran variabel efektivitas kerja-kerja di jejaring OMS pada penelitian ini. Bertumpu pada pemikiran Alan Fowler, bahwa ada tiga hal yang digunakan sebagai ukuran performa suatu organisasi/ lembaga/ komunitas/ jejaring, yaitu outputs, outcomes , dan impacts.

Tabel 20 Accessing Achievements

Point of

What is

Implementation of Outputs

Efforts

Activities Use of outputs and

Outcomes

Effectiveness

sustained production

of benefits

Difference from the Impacts

Change

original situation

Sumber : Alan Fowler (1997; P.164)

Outputs mengukur usaha-usaha yang telah dilakukan. Outputs merupakan implemetasi dari aktivitas-aktivitas yang ada. Outcomes mengukur efektifitasan dengan menggunakan outputs. Sedangkan impacts mengukur perubahan dari kondisi sebelumnya ke kondisi sesudahnya.

Gambar 9

Tingkat Efektivitas Kerja-Kerja Jejaring OMS

AJI Damai

JPY Sumber: Pengolahan data lapangan dengan SPSS

FORUM LSM DIY

Mengacu pada poin pengukuran di TABEL 20, diperoleh tingkat efektivitas kerja-kerja di jejaring OMS sebagai berikut (lihat GAMBAR 9). Jejaring OMS yang memiliki tingkat efektivitas kerja-kerja yang paling tinggi ialah JPY dengan presentase sebesar 90,91%. Kemudian di urutan kedua ada AJI Damai dengan presentasi sebesar 70%. Terakhir yaitu Forum LSM DIY dengan presentase sebesar 60%. Gambaran detail terkait masing-masing indikator dalam tingkat efektivitas kerja-kerja di jejaring OMS dapat dilihat pada uraian masing-masing indikator di bawah ini.

C.1. Kegiatan-kegiatan

Setiap jejaring OMS memiliki bermacam-macam kerja-kerja/ kegiatan-kegiatan. Kerja-kerja tersebut mengusung kepentingan bersama dan mendasarkan pada platform di masing-masing jejaring OMS. Kerja-kerja tersebut merupakan kerja kolaboratif seluruh partisipannya. Setiap partisipan mengambil peran dalam kerja-kerja tersebut.

Pada umumnya, kerja-kerja/ kegiatan-kegiatan yang ada di ketiga jejaring OMS direncanakan dengan mempertimbangkan isu-isu yang menjadi fokus di jejaring tersebut. Perencanaan setiap kerja/ kegiatan juga mempertimbangkan hasil yang akan didapatkan. Mayoritas partisipan di ketiga jejaring OMS merasa puas dengan kerja-kerja/ kegiatan-kegiatan yang diadakan di jejaring tersebut. Ada apresiasi oleh dan untuk para partisipan di jejaring tersebut atas kerja-kerja yang dilakukan. Hal ini digunakan untuk menjaga semangat pergerakan. Semangat menghargai kinerja yang dilakukan bersama, apa pun itu hasilnya, diharapkan mampu menjaga dinamika jejaring.

Kegiatan-kegiatan di AJI Damai mayoritas didominasi aksi damai dengan melibatkan massa, audiensi ke stakeholder dan media, dan konferensi pers terkait kasus-kasus kekerasan yang muncul di masyarakat. Pencapaian terbesar dalam dua tahun ini yang paling membanggakan bagi partisipan AJI Damai ialah kampanye pemilu kepala daerah (Pilkada) damai dan youth-camp yang kemudian melahirkan jejaring API Damai (Aliansi Pelajar Untuk Indonesia Damai) untuk anak-anak SMA. Kegiatan-kegiatan di Forum LSM DIY diwarnai oleh aksi damai, menerbitkan buletin, advokasi, penelitian, dan riset. Kemudian, kegiatan di JPY berupa peringatan hari tertentu (misalnya: Internationa l Women‘s Day/IWD; Hari anti kekerasan terhadap perempuan/ HAKTP; Hari seksualitas), diskusi paublik, seminar, aksi damai, dan advokasi kasus (Misal: Kasus Syeh Puji, UU Pronografi, dan lainnya).

Jejaring OMS di Yogyakarta identik digunakan untuk kampanye ke masyarakat yang lebih luas. Tidak heran apabila di ketiga jejaring OMS tersebut memiliki agenda yang sama yaitu aksi damai. Di

Yogyakarta, ada kebiasaan yang selalu dilakukan para aktivis pergerakan sosial ketika melakukan aksi damai. Pertama, aksi dilakukan ketika ada isu atau peristiwa besar yang muncul. Kedua, partisipan jejaring OMS yang biasanya tidak aktif, lalu tiba-tiba sudah bergabung dalam aksi tersebut. Ketiga, tempat untuk melakukan aksi selalu di titik nol Yogyakarta atau di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret dan di Tugu Yogyakarta. Tempat tersebut dianggap paling strategis. Keempat, aksi ini lebih ditujukan ke media supaya diliput. Hal ini digunakan sebagai ukuran sukses atau tidaknya aksi yang dilakukan, yaitu dengan berapa banyak media (terutama media cetak) yang meliput kegiatan aksi tersebut.

C.2. Outputs

Mayoritas hasil kerja/ kegiatan yang ada di jejaring OMS, baik itu di AJI Damai, Forum LSM, dan JPY merupakan target bersama. Hanya sedikit saja hasil kerja/kegiatan yang bukan merupakan target bersama. Hasil dari kegiatan/kerja yang ada sering menjadi acuan dalam membuat rencana kerja/ kegiatan selanjutnya. Perencanaan suatu kegiatan selalu mengacu pada platform di jejaring masing-masing, sehingga hasil dari kegiatan/kerja diperkirakan akan sesuai dengan platform jejaring. Hasil dari kerja/kegiatan sering digunakan sebagai ukuran sukses atau tidaknya suatu kerja/ kegiatan. Hasil tersebut menjadi bahan refleksi dan evaluasi dari masing-masing jejaring terkait dengan dinamika pergerakan sosial yang ada di masing-masing jejaring. Apabila kegiatan/kerja di tingkat jejaring ini dinilai sukses, tidak jarang akan dijadikan model kerja/kegiatan di tingkat lembaga partisipannya masing-masing.

C.3. Outcomes

Partisipan di AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY mengaku bahwa masing-masing jejaring memiliki tujuan yang dapat dilihat jelas. Hasil yang ingin diraih pada setiap kerja/kegiatan mempengaruhi tujuan yang dingin dicapai. Tujuan yang telah tercapai, kemudian menjadi ukuran dinamika pergerakan di jejaring masing-masing. Pencapaian tujuan juga merupakan poin penting dalam evaluasi kinerja masing-masing jejaring. Hal tersebut dikarenakan bahwa setiap kegiatan/keja di jejaring mendasarkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh jejaring ini.

Tujuan yang ingin dicapai oleh tiap jejaring menjadi dasar pemilihan strategi pergerakan di masing-masing jejaring. Pada AJI Damai dan JPY, tujuan yang ingin dicapai oleh jejaring merupakan tujuan bersama dari semua partisipannya. Namun, di Forum LSM DIY, tujuan tersebut bukan merupakan tujuan bersama dari seluruh partisipannya. Hal ini dikarenakan bahwa partisipan di Forum LSM DIY memiliki latar belakang yang jauh lebih variatif dibandingkan pada AJI Damai dan JPY. Setiap OMS tentu memiliki tujuan masing-masing. Pembentukan AJI Damai dan JPY mendasarkan pada isu bersama yang besar. Pembentukan Forum LSM DIY lebih dikarenakan adanya kebutuhan wadah bagi para OMS di Yogyakarta. Oleh karenanya, di Forum LSM DIY, tidak semua partisipan merasa bahwa tujuan-tujuan dari kegiatan/kerja merupakan tujuan bersama, karena pada dasarnya bukan merupakan tujuan dari para partisipannya meski tergabung di Forum LSM DIY. Faktor keaktifan partisipan mempengaruhi hal ini. OMS yang aktif di Forum LSM DIY jumlahnya sedikit. Ada Tujuan yang ingin dicapai oleh tiap jejaring menjadi dasar pemilihan strategi pergerakan di masing-masing jejaring. Pada AJI Damai dan JPY, tujuan yang ingin dicapai oleh jejaring merupakan tujuan bersama dari semua partisipannya. Namun, di Forum LSM DIY, tujuan tersebut bukan merupakan tujuan bersama dari seluruh partisipannya. Hal ini dikarenakan bahwa partisipan di Forum LSM DIY memiliki latar belakang yang jauh lebih variatif dibandingkan pada AJI Damai dan JPY. Setiap OMS tentu memiliki tujuan masing-masing. Pembentukan AJI Damai dan JPY mendasarkan pada isu bersama yang besar. Pembentukan Forum LSM DIY lebih dikarenakan adanya kebutuhan wadah bagi para OMS di Yogyakarta. Oleh karenanya, di Forum LSM DIY, tidak semua partisipan merasa bahwa tujuan-tujuan dari kegiatan/kerja merupakan tujuan bersama, karena pada dasarnya bukan merupakan tujuan dari para partisipannya meski tergabung di Forum LSM DIY. Faktor keaktifan partisipan mempengaruhi hal ini. OMS yang aktif di Forum LSM DIY jumlahnya sedikit. Ada

C.4. Impacts

Sejauh ini, dampak yang muncul dari pergerakan yang dilakukan oleh masing-masing jejaring (AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY) merupakan bagian dari harapan bersama. Di tingkat lembaga partisipannya, dampak dari pergerakan masing-masing jejaring dirasakan positif. Untuk merasakan dampak dari pergerakan masing-masing jejaring, membutuhkan waktu dan tidak dapat seketika dirasakan.

Ada dampak dari pergerakan di masing-masing jejaring yang di luar perkiraan, namun jumlahnya sedikit dan jarang terjadi. Dampak yang muncul tidak selalu dapat menunjang kegiatan- kegiatan di tingkat lembaga partisipannya masing-masing. Hal yang terpenting ialah dampak yang ada mampu memberikan pengaruh positif bagi dinamika pergerakan sosial di masing- masing jejaring. Perlu menjadi catatan bahwa dampak yang muncul tidak serta merta mempengaruhi pola kerja di tingkat masing- masing lembaga partisipannya. Pada lingkup yang lebih luas, yaitu masyarakat, para aktor di masing-masing jejaring tersebut menganggap hanya sebagian saja dampak tersebut berpengaruh dan mampu mengubah perilaku masyarakat secara umum.

Apakah JPY itu cuma jaringan yang untuk merespon acara- acara saja ya? Memang dari proses kerjanya seperti itu. Dulu pernah membahas, sebenarnya JPY mau di bawa ke mana sih isunya? Oke isu perempuan. Tapi di jejaring ini kan banyak lembaga yang isunya macam-macam tho. Kemarin itu begini, apa sih yang pernah kita lakukan dan itu memberikan dampak yang nyata. Oke lah kalau JPY soal kampanye itu sudah masive.

Setiap ada momentum kita pasti kampanye. Refleksi kemarin, misalnya ada kasus terkait isu gender, atau kelompok rentan. harapannya JPY melakukan advokasi yang semacam itu. Tidak hanya momentum.

(OMS 1) 52

Dampak yang muncul selalu menjadi bahan evaluasi di jejaring masing-masing. Dampak yang muncul dapat memperkuat posisi jejaring di ranah pergerakan sosial. Sejauh ini, dampak yang muncul dapat meningkatkan kinerja jejaring. Pola kerja di jejaring dipengaruhi oleh kerja-kerja/kegiatan yang sudah dilakukan. Partisipan menganggap bahwa apa yang dilakukan di jejaring ini memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Pikiran positif inilah yang membuat dinamika jejaring terus berjalan.