INTERAKSI SOSIAL DI JEJARING OMS

B. INTERAKSI SOSIAL DI JEJARING OMS

Pengembangan hubungan antar OMS dalam jejaring OMS merupakan sebuah produk dari interaksi sosial. Akan tetapi, hubungan yang positif saja tidak cukup dalam menunjang transfer pengetahuan. Dalam transfer pengetahuan, ada hal yang juga penting, yaitu komunikasi. Komunikasi tersebut menjadi bagian dari interaksi sosial di dalam jejaring, khususnya di sini jejaring OMS. Istilahnya, jaringan komunikasi. Selama ini, dengan cara yang tradisional, jaringan komunikasi dilihat melalui pola-pola yang lama. Seandainya pola jaringan komunikasi di dalam jejaring OMS dapat diramalkan melalui suatu pemetaan jaringan komunikasi, maka nantinya hal tersebut dapat membantu dalam peningkatan kemampuan dari jejaring OMS tersebut, khususnya dalam pencapaian tujuan bersama yang menjadi dasar pembentukan jejaring OMS.

By taking a look at the aspects of relationships underlying effective knowledge flow, we can offer more precise ways to improve a network‟s ability to create and share knowledge without overloading employees with yet more meetings or e- mail.

(Rob cross, Adrew Parker, dan Laurence Prusak) 42

42 Cross, Rob, Adrew Parker, dan Laurence Prusak. 2000. Knowing what we know: Supporting knowledge creation and sharing in social networks. Cambridge: IBM Institute for

Knowledge Management

Kemajuan teknologi komunikasi telah memberikan kontribusi besar pada pola komunikasi, terutama di sini pada jejaring OMS. Apabila masalah krusial dari keberlangsungan jejaring OMS terkait partisipasi, maka teknologi komunikasi mampu menjembataninya dengan adanya jejaring komunikasi, sehingga tidak memerlukan pertemuan langsung yang intens.

Communication networks are the patterns of contact that are created by flows of messages among communicators through time and space” (Monge and Contractor, 2003: 39). So, networks process flows. Flows are streams of information between nodes circulating through the channels of connection between nodes.

(Manuel Castells) 43

Jejaring komunikasi sebagai jalan untuk mengalirkan informasi. Jejaring komunikasi menjadi bagian penting terkait transfer pengetahuan. Jejaring komunikasi perlu untuk dipahami dan diidentifikasi polanya. Pola jejaring komunikasi dapat membantu dalam pemetaan transfer pengetahuan, sehingga dapat dilihat bagian mana yang menghadapai permasalahan terkait transfer pengetahuan. Sebagai bagian dari interaksi sosial, jejaring komunikasi dapat digunakan oleh partisipan jejaring OMS untuk mengembangkan relasi dan memahami antar partisipan. Relasi yang kuat diperlukan, terlebih terkait dimensi hubungan yang aman antar partisipan guna menumbuhkan kepercayaan satu sama lain.

Pada variabel interaksi pengetahuan, ada dua indikator yang digunakan untuk mengukurnya, yaitu intensitas pertemuan dan intensitas komunikasi.

43 Castells, Manuel. 2004. The Network Society: A cross-cultural Perspective. USA; Edwar Edgar Publiching, Inc. P.3

B.1. Intensitas Pertemuan

Although communications technologies such as e-mail are helpful in maintaining relationships, when creating relationships it is more important to increase the opportunity for face to face interactions between people.

(Rob cross, Adrew Parker, dan Laurence Prusak 44 )

Kutipan dari Rob Cross, Adrew Parker, dan Laurence Prusak (2000) menegaskan bahwa intensitas pertemuan menjadi permasalahan terutama dalam relasi. Kehadiran dari teknologi komunikasi ternyata belum cukup kuat untuk menggeser model pertemuan konvensional, yaitu tatap muka langsung atau face-to-face.

Mayoritas pertemuan antar anggota/ partisipan di AJI Damai, Forum LSM DIY dan JPY tidak bersifat formal. Pertemuan tersebut dilaksanakan tidak rutin per bulan. Seandainya pun ada pertemuan dalam sebulan biasanya satu kali pertemuan dan hanya dihadiri sekitar 25% dari total partisipan. Walaupun intensitas pertemuan di masing-masing jejaring tidak sering, bukan berarti partisipan di jejaring ini tidak menyadari bahwa intensitas pertemuan itu penting dalam menjaga dinamika jejaring.

Secara pribadi, kadang aku lelah juga dengan jejaring. Seperti misalnya berapa banyak jaringan yang mereka memiliki agenda rutin. Seperti GWG yang mempunyai goal besar membuat modul. Kemudian JPY seh tidak ada tujuan. Kadang ini cukup membebani kita secara psikologis. Satu sisi kita butuh jaringan ini untuk advokasi kita. Tetapi di sisi lain bahwa kita punya pekerjaan juga yang mana dampaknya ketika tidak terlaksana akan lebih luas. Terkait dengan donor. Tapi kalau kita tidak berangkat ke jejaring kan tidak enak juga kan. Tapi kalau kita berangkat dan berganti ganti orang, kemudian juga tida strategis juga.Kadang-kadang kalau saya pribadi akan malas kejaringan

44 Cross, Rob, Adrew Parker, dan Laurence Prusak. 2000. Knowing what we know: Supporting knowledge creation and sharing in social networks. Cambridge: IBM Institute for

Knowledge Management.

untuk mengikuti kegiatan rutinnya.

(OMS 2) 45

Perencanaan kerja-kerja di jejaring secara matang dapat dilakukan apabila partisipannya intens bertemu. Kesibukan di lembaga masing-masing telah banyak menguras waktu. Manajemen waktu yang baik diperlukan di sini. Terlebih kerja-kerja di jejaring juga bukan merupakan kerja sederhana. Kerja-kerja di jejaring merupakan kerja-kerja kolaboratif antar partisipannya.

Kondisi sekarang beberapa jejaring itu masih kekurangan aktor yang lebih dari hitungan lima jari. Regenerasi belum berhasil.

(OMS 4) 46

B.2. Intensitas Komunikasi

Intensitas pertemuan mengarah pada pertemuan secara fisik antar partisipan di jejaring. Sedangkan intensitas komunikasi merupakan interaksi antar partisipan yang tidak hanya mendasarkan pada pertemuan fisik. Partisipan di AJI Damai, Forum LSM DIY dan JPY menyadari bahwa komunikasi yang intensif diperlukan di jejaring OMS. Bahkan para partisipan mengaku bahwa komunikasi antar anggota di jejaring ini intensif. Akan tetapi, ketika ditelusuri lebih jauh, komunikasi intensif tersebut hanya terjadi pada aktor-aktor tertentu di jejaring ini. Bahkan di Forum LSM DIY, ada lembaga yang menjadi perantara antar lembaga lainnya untuk mempermudah komunikasi.

Keaktifan partisipan pada sebuah jejaring sosial merupakan faktor penting guna menunjang dinamika di jejaring tersebut. Bagi jejaring baru, keaktifan partisipan mungkin bukan merupakan masalah besar

45 Hasil wawancara dengan responden OMS 2 yang dilakukan pada November 2011 46 Hasil wawancara dengan responden OMS 4 yang dilakukan pada November 2011 45 Hasil wawancara dengan responden OMS 2 yang dilakukan pada November 2011 46 Hasil wawancara dengan responden OMS 4 yang dilakukan pada November 2011

Grafik 5

Pola relasi berdasarkan keaktifan di AJI Damai

Sumber : Pengolahan data lapangan dengan PAJEK

Ada tiga OMS yang menjadi sentral dari pola relasi berdasarkan keaktifan di AJI Damai, yaitu OMS 4, OMS 13, dan OMS 19.(Lihat GRAFIK 5). OMS 4 dan OMS 13 memang selalu terlibat dalam kegiatan di AJI Damai dengan selalu mengirimkan perwakilannya dalam setiap pertemuan dan kegiatan. OMS 19 dalam setahun terakhir ini tidak pernah terlibat dalam kegiatan. OMS 19 ini cukup dikenal di kalangan jejaring, terutama di AJI Damai. Meskipun OMS

19 tidak aktif di AJI Damai, OMS 19 tetap dianggap sebagai OMS yang aktif di AJI Damai. Alasannya, lokasi dan tempat OMS 19 cukup representatif digunakan oleh teman-teman jaringan untuk mengadakan berbagai kegiatan.

Grafik 6

Pola relasi berdasarkan keaktifan di Forum LSM DIY

Sumber : Pengolahan data lapangan dengan PAJEK

Pada Forum LSM, menurut GRAFIK 6, tidak ada OMS yang menjadi sentral dari pola relasi tersebut. Akan tetapi, melalui gambar tersebut dapat dilihat bahwa OMS 5 berperan sebagai mediator bagi beberapa OMS. Begitu pula dengan OMS 7. Bedanya, OMS 7 lebih sebagai perantara dari OMS yang tidak aktif di Forum LSM DIY.

Pada JPY (lihat TABEL 19), ada dua OMS yang menjadi sentral dari pola relasi tersebut, yaitu OMS 7 dan OMS 19. Kedua OMS itu memang paling aktif dalam dinamika jejaring JPY. OMS 7 seringkali melontarkan ide-ide tentang berbagai kegiatan JPY. Biasanya, OMS 7 ini selalu merangkul OMS 19 untuk pembahasan ide-ide lebih lanjut. Sehingga di kalangan perwakilan OMS di JPY menganggap memang kedua OMS ini yang sangat berperan dalam dinamika jejaring JPY

Grafik 7 Pola relasi berdasarkan keaktifan di JPY

Sumber : Pengolahan data lapangan dengan PAJEK

Ketiga gambar di atas ( GRAFIK 5, GRAFIK 6, GRAFIK 7) memperlihatkan bahwa di setiap jejaring terdapat aktor sentral, yang berperan sebagai perekat. Peran lainnya yaitu sebagai perantara, baik antara partisipan aktif, maupun partisipan tidak aktif. Pola relasi berdasarkan keaktifan di tiap jejaring menggambarkan pola komunikasi yang selama ini terjadi. Komunikasi yang ada masih didominasi oleh beberapa aktor atau partisipan. Dimungkinkan bahwa aktor tersebut juga berpengaruh terhadap bergulirnya informasi dan pengetahuan di dalam jejaring OMS.

B.3. Jenis Media Komunikasi

Menurut Tom R. Tyler 47 , internet telah mengubah cara berkomunikasi secara sosial. Misalnya saja surat elektronik (surel)/ e-mail . Surat elektronik memungkinkan untuk terkoneksinya beberapa orang tanpa memerlukan kedekatan secara fisik. Contoh lainnya yaitu telepon. Telepon membantu untuk komunikasi jarak jauh dan lebih cepat untuk penyampaian berita. Internet mampu menyediakan komunikasi dalam bentuk tertulis melalui surat elektronik. Kecenderungan yang terjadi sekarang bahwa orang dapat menulis sesuatu dengan mudah melalui surat elektronik dan kemudian mentransmisikannya secara virtual dan cepat ke seluruh dunia.

Akan tetapi, revolusi dalam komunikasi telah mengubah relasi, baik antar individu, maupun dalam kelompok. Tyler memberikan pandangannya bahwa fungsi internet lebih merupakan cara baru untuk mengelola permasalahan-permasalaan sosial yang sudah ada dan mempertemukan kebututuhan-kebutuhan sosial yang sudah lama, dibandingkan dengan sebuah transformasi teknologi yang secara fundamental memiliki pola-pola yang berubah dari proses- proses antar individu atau group. Tyler menambahkan bahwa fungsi lain dari internet yaitu meningkatkan frekuansi dan kualitas dari komunikasi interpersonal. Komunikasi-komunikasi internet mampu menggantikan komunikasi tatap muka langsung (face —to-face) dan telepon. Dalam tulisannya, Tyler mengatakan bahwa hubungan yang berkembang melalui internet merupakan hubungan yang dekat, penuh arti dan sifatnya lama. Hal tersebut menunjukkan bahwa

47 Tyler, Tom R. 2002. Is the internet changing social life? It seems the more change, the more they stay the same. Journal of the social issues, Vol.58, No.1, pp. 195-205.

banyaknya kekhawatiran yang terlihat tentang kualitas dan kebermaknaan dari interaksi-interaksi internet tidak ditemukan.

Penemuan-penemuan Tyler terkait dengan komunikasi internet mendukung penyataan McKenna dan Bargh (2000) 48 , yaitu tidak ada dampak sederhana yang mendasar dari internet pada masyarakat kebanyakan. Internet sebagai sebuah alat yang digunakan oleh orang untuk mengatasi permasalahan tertentu. Lebih lanjut, Tyler menyarankan untuk mengembangkan dan mengartikulasikan sebuah model yang dapat dipahami parameter yang membentuk kualitas dari pengalaman-pengalaman interpersonal. Poin utama yang dikemukakan oleh Tyler ialah bahwa teknologi mengubah realitas sosial dan psikologis masyarakat, atau dengan kata lain yaitu masyarakat mengubah penggunaan teknologi untuk memfasilitasi kreasinya atas sebuah realitas sosial dan psikologis yang diinginkan. Oleh karenanya, usaha untuk memahami pengaruh dari teknologi- teknologi baru harus melihat teknologi-telnologi sebagai alat yang mana orang dapat mempergunakannnya untuk mendapatkan tujuan-tujuan sosialnya.

Bahasan tentang jejaring dan teknologi tentu tidak terlepas dari Manuel Castells. Berikut ini beberapa kutipan dari Manuel Castells 49 .

The ability of networks to introduce new actors and new contents in the process of social organization, with relative independence of the power centers, increased over time with technological change, and, more precisely, with the evolution of communication technologies. ..... early, electrically based communication technologies were not powerful enough to equip networks with autonomy in all their nodes, as this autonomy

48 McKenna, K.Y.A., Bargh, J.A. 1998. Coming out in the age of internet: Identity

―demarginalization‖ through virtual group participation. Jpurnal of Personality and Social Psychology, 75, 681-694.

49 Castells, Manuel. 2004. The Network Society: A cross-cultural Perspective. USA; Edwar Edgar Publiching, Inc.

would have required multidirectionality and a continuous flow of interactive information processing. But it also means that the availability of proper technology is a necessary, but not sufficient condition for the transformation of the social structure. ....

digital technologies are also characterized by their ability to recombine information on the basis of recurrent, interactive communication. ....

The added value of the Internet over other communication media is its capacity to recombine in chosen time information products and information processes to generate a new output, which is immediately processed in the Net, in an endless process of production of information, communication, and feedback in real time or chosen time (Castells, 2001). This is crucial because recombination is the source of innovation, and innovation is at the root of economic productivity, cultural creativity, and political power-making. .... The third feature of new information and communication technologies is their flexibility, which allows the distribution of processing power in various contexts and applications. (Manuel Castells)

Menurut Castells, teknologi komunikasi memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemampuan jejaring dalam memperkenalkan aktor-aktor dan muatan-muatan barunya dalam proses organisasi sosial dengan berpusat pada kekuatan independen. Namun, teknologi komunikasi belum cukup dalam jejaring di mana aktor juga memiliki otonomi. Oleh sebab itu, proses sosial interaksi informasi harus terus berjalan. Sederhananya, teknologi saja tidak cukup untuk melakukan transformasi sosial. Teknologi komunikasi digunakan untuk mengkombinasikan informasi dari berbagai sumber terpercaya di masing-masing jaringan OMS guna menciptakan inovasi-inovasi. Teknologi informasi dan komunikasi ini memberikan fleksibilitas dalam distribusi proses penguatan di jejaring OMS.

Wei-chung Chang 50 berpendapat sama, bahwa transfer pengetahuan tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi informasi. Bahkan, teknologi menciptakan pengertian baru tentang transfer pengetahuan. Namun, perlu menjadi catatan bahwa teknologi yang berdiri sendiri tidak dapat memecahkan permasalahan transfer pengetahuan. Hal mendasar dalam transfer pengetahuan ialah daya serap dari individu-individu yang tergabung di dalamnya, sehingga hal ini akan menjadi pertimbangan apakah pembaharuan pengetahuan perlu dilakukan atau tidak.

Tabel 17

Penggunaan Media Komunikasi di AJI Damai

AJI DAMAI

Media Internet

Tele-

Konven-

sional n Lai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyebaran undangan

2 Efektif untuk menyebar 2 1 1 3 1 5 2 undangan

3 Favorit di jejaring

4 Favorit responden

5 Efektif untuk pertukaran informasi kerja-kerja

jaringan 6 Efektif untuk keakraban

7 Efektif untuk bertukar pengalaman- 2 2 5 1 pengalaman kerja lembaga ke jejaring

8 Efektif

mengkampanyekan isu- 2 4 1 3 1

isu jaringan

9 Paling banyak diakses di 3 5 1 jejaring 1

10 Paling menunjang 1 2 5 1 1 1 1

kinerja jejaring.

Sumber: Pengolahan data lapangan.

50 Chang, Wei-chung. . Research on capacities of Community of Practices to facilitate knowledge transfer in organisations. Taiwan: Departemen of Management Information System,

National Chengchi University

TABEL 17 menggambarkan penggunaan media komunikasi di AJI Damai. Mulai dari penyebaran undangan, pertukaran informasi, dan sebagainya, media komunikasi yang mayoritas digunakan ialah internet, meliputi e-mail, facebook, dan maillist-groups. Ketiganya merupakan jejaring sosial media yang memang digemari di dunia maya. Namun, untuk penyebaran undangan seputar agenda di AJI Damai, partisipannya lebih memilih disebarkan melalui telpon seluler, yaitu dengan sms. Alasannya, telepon seluler lebih fleksibel dan dapat dibawa ke mana-mana, tanpa harus terkoneksi terlebih dahulu melalui internet. Penggunaan media komunikasi konvensional, sepertinya sudah ditinggalkan, misalnya melalui dokumen/ surat menyurat. Pertemuan langsung atau face-to-face juga tidak menjadi pilihan partisipan AJI Damai untuk berkomunikasi. Kesibukan di masing-masing lembaga sudah cukup menyita waktu partisipan sehari-hari, sehingga partisipan mengaku kesulitan untuk membagi waktunya. Hal inilah merupakan salah satu faktor rendahnya partisipasi dalam jejaring OMS. Namun, dukungan partisipan itu selalu ada apabila AJI Damai membutuhkannya.

Tabel 18 Penggunaan Media Komunikasi di Forum LSM DIY

Media Internet FORUM LSM DIY Tele- Konven-

sional Lai n

1 Penyebaran undangan

2 Efektif untuk menyebar 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 undangan

3 Favorit di jejaring

4 Favorit responden

5 Efektif untuk pertukaran informasi kerja-kerja

jaringan 6 Efektif untuk keakraban

7 Efektif untuk bertukar pengalaman- 1 3 2 pengalaman kerja lembaga ke jejaring

8 Efektif

mengkampanyekan isu- 1 3 2

isu jaringan

9 Paling banyak diakses di 1 3 1 1 1 jejaring 1

10 Paling menunjang 3 2 1

kinerja jejaring.

Sumber: Pengolahan data lapangan.

Kecenderungan yang sama terjadi pada Forum LSM DIY (lihat TABEL 18). Media internet masih menjadi favorit dalam melakukan berbagai agenda di jejaring OMS, yaitu email dan mail-list groups. Hal menarik ialah pada penyebaran undangan terkait agenda di Forum LSM DIY. Media yang digunakan masih konvensional, yaitu dengan surat/ dokumen. Forum LSM DIY yang bersifat formal membuat penyebaran undangan pun juga harus resmi.

Tabel 19

Penggunaan Media Komunikasi di JPY

JPY

Media Internet

sional y n n

1 Penyebaran undangan

2 Efektif untuk menyebar 2 6 8 7 1 2

undangan 3 Favorit di jejaring

4 Favorit responden

5 Efektif untuk pertukaran informasi kerja-kerja

jaringan

6 Efektif untuk keakraban

7 Efektif untuk bertukar

pengalaman- 2 2 1 2 8 2 1

pengalaman kerja

lembaga ke jejaring

8 Efektif mengkampanyekan isu-

isu jaringan 9 Paling banyak diakses di

3 1 4 8 1 1 2 jejaring 10 Paling menunjang

1 1 2 9 2 kinerja jejaring.

Sumber: Pengolahan data lapangan.

Dibanding kedua jejaring di atas, interaksi dinamis dengan menggunakan media komunikasi internet lebih terlihat pada JPY (lihat TABEL 19). Mulai dari sekedar menyapa, kemudian berbagi informasi dan pengetahuan, dan lain sebagainya. Ada partisipan yang bersedia mengelola jejaring sosial media JPY.

Secara menyeluruh, para aktor di setiap jejaring OMS mengandalkan internet, atau secara lebih spesifik yaitu maillist-groups, untuk melakukan transfer pengetahuan dan informasi. Cara ini lebih efektif mengingat kendala untuk melakukan pertemuan langsung. Hanya saja, komunikasi pengetahuan dan informasi di tiap jejaring OMS juga masih mengalami berbagai kendala. Salah satunya, rendahnya kebiasaan menulis entah itu pengalaman-pengalaman kerja, atau Secara menyeluruh, para aktor di setiap jejaring OMS mengandalkan internet, atau secara lebih spesifik yaitu maillist-groups, untuk melakukan transfer pengetahuan dan informasi. Cara ini lebih efektif mengingat kendala untuk melakukan pertemuan langsung. Hanya saja, komunikasi pengetahuan dan informasi di tiap jejaring OMS juga masih mengalami berbagai kendala. Salah satunya, rendahnya kebiasaan menulis entah itu pengalaman-pengalaman kerja, atau

Yang penting progressnya diberi lewat email. Jadi pas butuh dukungan besar, rasa memiliki jaringan masih ada. Dan itu cukup membantu.

(OMS 8) 51

Gambar 8

Tingkat Interaksi Sosial di AJI Damai

Sumber: Pengolahan data lapangan dengan SPSS

Pengukuran tingkat interaksi sosial di jejaring OMS dalam penelitian ini menggunakan indikator intensitas pertemuan dan komunikasi. Hasil pengukuran menunjukkan di Forum LSM DIY dan JPY berada pada tingkat interaksi sosial yang sedang . Hal berbeda pada AJI Damai. Ada variasi tingkat interaksi sosialnya, yaitu 10% berada pada tingkat interaksi sosial yang tinggi dan 90% berada pada tingkat interaksi sosial yang sedang. Angka-angka tersebut pada dasarnya menunjukkan kecenderungan yang sama antar jejaring OMS. Problematika terkait partisipasi partisipan menjadi permasalahan di semua jejaring OMS. Hal tersebut diprediksi mempengaruhi tingkat interaksi sosial secara internal di jejaring OMS.

51 Hasil wawancara dengan responden OMS 8 yang dilakukan pada November 2011.