Karakteristik Jaringan

A.3. Karakteristik Jaringan

Jejaring OMS mempunyai aneka-ragam latar belakang pembentukannya. Kecenderungan yang terjadi di Yogyakarta, jejaring OMS terbentuk sebagai reaksi atas isu-isu atau peristiwa besar. Misalnya pada AJI Damai dan JPY. Meskipun Forum LSM DIY dalam pembentukannya sebenarnya juga dipengaruhi isu-isu

33 Hasil wawancara dengan responden OMS 9 yang dilakukan pada November 2011.

yang berkembang saat itu, yaitu kebutuhan akan sebuah wadah OMS. Jejaring OMS dibentuk untuk menggalang kekuatan bersama. Asumsinya, dengan bergerak bersama dalam jumlah banyak, maka apa yang diperjuangkan akan tercapai. Hal ini mendasarkan atas kepentingan bersama dari masing-masing partisipan jejaring OMS. Dari ketiga jejaring OMS (AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY), alasan utama membentuk jejaring OMS lebih pada kepentingan para OMS partisipan, bukan oleh pihak luar, seperti misalnya lembaga donor. Menurut pengalaman para aktivis OMS, sebuah jejaring OMS yang terbentuk atas permintaan lembaga donor, mayoritas akan tidak bertahan lama. Setelah proyek yang diusung oleh lembaga donor tersebut selesai, maka biasanya jejaring OMS itu pun bubar.

Saya melihatnya, ada ketakutan bahwa jejaring ini kan terformalkan dalam bentuk kelembagaan, jadi itu dihindari.

(OMS 8) 34

JPY tidak memiliki pengurus/ koordinator tetap dan menerapkan sistem keanggotaan terbuka, sehingga sangat cair. AJI Damai memiliki kepengurusan tetap yang dipilih enam bulan sekali melalui konggres, dan sifat keanggotaannya juga sangat cair. OMS sewaktu-waktu dapat bergabung dan keluar dari jejaring. Tidak ada aturan yang mengikat. Satu sisi, hal tersebut merupakan kelebihan jejaring, di mana membuat OMS flexibel. Di sisi lain, itu dapat menjadi kelemahan jejaring, yaitu ketika partisipannya berkurang.

34 Hasil wawancara dengan responden OMS 8 yang dilakukan pada November 2011.

JPY pijakannya lebih, kan kita sepakat tidak mau kalau JPY ada koordinator. Ini cair saja lah. Ada kecurigaan dari temen-temen nanti kalau misalkan dibuat koordinator lalu seperti forum LSM, yang akhirnya ada direktur dan ujung-ujungnya jadi LSM baru. Nah itu yang ditakutkan teman-teman.

(OMS 1) 35

Tidak ada ketentuan untuk memiliki latar belakang isu yang sama saat OMS bergabung dengan AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY. Jejaring OMS tersebut memiliki isu besar dan universal, sehingga membuat OMS dapat bergabung dengan mudah. Lagipula, pembatasan akan isu tertentu akan berpengaruh terhadap minat OMS untuk berpartisipasi. Padahal, jejaring OMS mendasarkan pada mobilisasi massa. Mayoritas OMS-OMS akan merapat ke jejaring apabila ada isu publik yang mencuat ke permukaan dan cakupannya besar.

Pada Forum LSM DIY terdapat kepengurusan yang bersifat hierarkis. Hal tersebut berdampak pada sifat keanggotaannya yang tidak cair. Partisipan tidak dapat keluar masuk begitu saja dari keanggotaan di jejaring ini. Menurut partisipannya, di Forum LSM DIY tiap tahunnya juga tidak ada penerimaan anggota baru secara resmi, misal dengan formulir pendaftaran. Data partisipan dari tahun ke tahun selalu sama dan tidak diperbarui. Padalal ketika dilakukan pengecekan lapangan, banyak OMS yang sudah mati. Di sisi lain, data pada Bab II menunjukkan bahwa partisipan yang aktif di Forum LSM DIY dalam kurun waktu satu tahun terakhir hanya sekitar 6,1 % dari 82 OMS yang ada dalam daftar keanggotaan. Keanggotaan Forum LSM DIY memang diatur melalui ketentuan dalam AD/ART-nya, namun ketidak-aktifan partisipannya juga tidak dapat dihindari. Pada kenyataannya,

35 Hasil wawancara dengan responden OMS 1 yang dilakukan pada November 2011.

permasalahan penting yang dihadapi ketiga jejaring ini sama, yaitu ketidak-aktifan anggota.

Konsistensi sifat cair di JPY dapat dilihat dengan tidak adanya kewajiban-kewajiban tertentu yang diatur dalam platform jejaring ini. Pada AJI Damai yang sifat jejaringnya semi formal, memiliki aturan tentang kewajiban bagi partisipannya. Kewajiban tersebut bukan merupakan sesuatu yang mengikat atas keanggotaan partisipannya. Hal itu lebih ditujukan pada pembentukan identitas bersama sebagai bagian dari jejaring tersebut.

Dinamika jejaring dapat dilihat melalui interaksi yang terjadi. Interaksi yang terjadi di ketiga jejaring OMS termasuk dinamis, walaupun itu hanya melibatkan OMS yang aktif dalam kurun waktu satu tahun ini. Interaksi dinamis tersebut memberikan keuntungan bagi partisipannya, misalnya mempermudah kerja- kerja OMS partisipannya dan adanya proses peningkatan kapasitas yang dinamis. Diskusi wacana tersebut untuk memperkaya perspektif partisipannya, terkait wacana yang sesuai dengan platform jaringan. Wacana-wacana tersebut tentu saja bersifat kekinian.

Menurut data yang ada, latar belakang identitas yang sama dapat memperkuat gerakan di jejaring OMS. AJI Damai dan Forum LSM tidak mensyaratkan partisipannya memiliki latar belakang identitas yang sama. Lain halnya yang terjadi di JPY. JPY menjadi sebuah wadah di mana partisipannya memiliki latar belakang identitas yang sama, yaitu OMS yang konsen pada isu gender. Salah satu alasannya ialah untuk memperkuat pergerakan dan advokasi di

JPY. Temuan yang menarik ialah bahwa keikut-sertaan OMS dalam jejaring OMS dapat memperkuat identitas lembaganya.

Ketiga jejaring (AJI Damai, Forum LSM, dan JPY) memiliki struktur jaringan yang berbeda satu sama lain. JPY tidak memiliki kepengurusan, sehingga tidak ada pembagian tugas pada tataran pengurus. Mayoritas kerja-kerja di JPY bersifat eventual. Dalam kegiatan tersebut selalu ditunjuk seorang koordinator kegiatan. Koordinator tersebut akan mengkoordinir partisipan yang lain sampai terpilih koordinator baru untuk kegiatan selanjutnya. Sistem semacam itu membuat semua partisipannya untuk merasakan menjadi koordinator jaringan. AJI Damai dan Forum LSM memiliki kepengurusan yang jelas. Implikasinya ialah adanya pembagian kerja yang jelas. Kepengurusan tersebut dipilih bersama di konggres dan setiap partisipan memiliki hak yang sama dalam memilih atau pun dipilih. Pada Forum LSM DIY ada tahapan pemilihan kepengurusan, sedangkan pada AJI Damai tidak ada. Namun, keduanya mendasarkan bahwa kepengurusan dipilih atas dasar kesepakatan seluruh anggota jejaring.

Kerja-kerja kolaboratif memiliki peranan dalam dinamika jejaring OMS. AJI Damai, Forum LSM DIY dan JPY memiliki kerja-kerja kolaboratif yang dilakukan seluruh partisipannya untuk dinamika dan keberlangsungan jejaring. Pembagian kerja-kerja di jejaring tersebut bersifat jelas. Meskipun JPY tidak memiliki struktur kepengurusan, namun pembagian kerja-kerjanya jelas. Pada AJI Damai dan JPY, pembagian kerja itu sifatnya fleksibel. Pembagian kerja dapat dikembangkan dan diubah sesuai kebutuhan. Tidak seperti pada Forum LSM DIY, pembagian kerja-kerja di jejaring bagi tiap partisipannya bersifat tetap, sesuai dengan divisinya.

Isu kekinian juga merupakan hal penting dalam jejaring OMS. Sebagai bagian dari pergerakan sosial, jejaring OMS dituntut senantiasa merespon dengan cepat segala permasalahan di masyarakat. Begitu pula pada AJI Damai, Forum LSM DIY, dan JPY. Ketiganya bersifat responsif atas isu-isu kekinian. Ketika isu bersama muncul, terutama isu yang sesuai platform di jejaring masing-masing, maka secara otomatis setiap partisipan akan menjalankan perannya masing-masing. Peran tersebut biasanya disesuaikan dengan kapasitas masing-masing OMS. Kapasitas mengacu pada sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing OMS. Dalam menanggapi isu-isu kekinian, jejaring OMS membutuhkan pergerakan yang cepat. Oleh karenanya, persebaran informasi dan respon partisipan di jejaring juga dituntut cepat. Pada jejaring AJI Damai dan JPY, partisipan mengatakan bahwa informasi yang berputar tidak hanya yang sesuai platform jejaring masing-masing. Namun pada Forum LSM DIY, informasi yang beredar hanya yang sesuai platform di jejaring ini.

Jejaring yang sifatnya cair, seperti pada JPY, membuat mayoritas kegiatannya bersifat informal. AJI Damai juga memiliki kecenderungan yang sama. Akan tetapi, pada Forum LSM DIY mayoritas kegiatannya bersifat formal. Kegiatan-kegiatan tersebut umumnya terdokumentasikan. Partisipan di setiap jejaring OMS membutuhkan dokumentasi hasil-hasil kegiatan di jejaring. Oleh karenanya, pendokumentasian dari setiap kegiatan menjadi kebutuhan yang penting. Informasi dari dokumentasi hasil kegiatan pun diakses oleh pihak luar jejaring. Bahkan tidak jarang, jejaring tersebut menjadi rujukan apabila ada permasalahan yang sesuai

jejaring. Bentuk jejaring. Bentuk

Forum tidak begitu kuat. Lima tahun belakang tidak ada sesuatu progress dalam mengawal isu tertentu. AJI Damai untuk isu pluralisme sudah sangat dikenal. Kalau ada kelompok minoritas yang diperlakukan tidak sesuai. Maka bisa ke AJI Damai. JPY sebetulnya dia maunya tentang advokasi hak2 perempuan secara umum. Menurutku JPY jadi tidak punya jenis atau advokasi hak perempuan terlalu luas.

(OMS 4) 36

Keberlanjutan kerja merupakan hal penting di jejaring. Hal ini terkait dengan tujuan jejaring ini, apakah untuk jangka waktu yang panjang, atau kah hanya sementara saja. Usia AJI Damai, Forum LSM, dan JPY yang sudah lebih dari 3 tahun menunjukkan bahwa jejaring ini memang ditujukan untuk waktu yang panjang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa isu-isu yang diusung oleh jejaring ini merupakan isu-isu penting di masyarakat, dimana masih memerlukan perjuangan panjang untuk meraih tujuan jejaring ini.