TINJAUAN PUSTAKA Bagi Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat

xxiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan tentang kerangka teori, pengertian pengelolaan lingkungan, lingkungan sosial, dampak, dampak lingkungan, dampak sosial, pembangunan kawasan, pariwisata dan kawasan wisata, ruang lingkup pariwisata, pembangunan pariwisata dan dampak lingkungan, pariwisata berkelanjutan, serta beberapa penelitian lain yang sejenis sebagai bahan perbandingan dalam perencanaan terhadap Danau Lebo. 2.1 Kerangka Teori Selama empat dasawarsa pembangunan nasional, kebijakan kepariwisataan telah mengalami perubahan yang signifikan. Awalnya, pariwisata dipandang sebagai kegiatan pembangunan yang berbasiskan kebudayaan, kemudian sebagai salah satu andalan sektor ekonomi terutama bagi peningkatan penerimaan devisa Ardawidjaja, 2007. Terakhir, sejak tahun 1999 sampai sekarang pariwisata dikembalikan pada konsep semula sebagai program pembangunan sosial budaya. Perubahan kebijakan tersebut telah membawa implikasi luas, baik pada kegiatan kepariwisataan itu sendiri, maupun bagi pengelolaan lingkungan alam, sosial dan budaya sebagai sumber daya yang menjadi andalan utama dalam kegiatan pariwisata. Apa yang penyebabnya? Perubahan kebijakan pariwisata tersebut telah membawa dampak luas baik pada kegiatan kepariwisataan itu sendiri, maupun pemanfaatan lingkungan alam, sosial dan budaya sebagai sumber daya pariwisata. Beberapa hal ketidaksesuaian ada dalam kebijakan pariwisata kita. Misalnya, hingga tahun ‘90-an, kebijakan pariwisata sangat bersifat sentralistik, ekonomi sentris dan eksploitatif dalam penerapannya. Untuk itu, pengembangkan pariwisata perlu melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu, bersifat interdisipliner, dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomis, teknis, ergonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan. xxv Dalam era otonomi daerah, Undang-Undang No. 32 tahun 2004 menggariskan bahwa basis pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman budaya, seni dan alam pesona alam. Pengembangan sumber daya tersebut, tentunya harus dikelola melalui peningkatan nilai tambah sumber daya secara terpadu dengan memperhatikan aspek good governance, desentralisasi, SDM dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam rangka pengembangan pariwisata community-based tourism development. Berikut ini dapat dilihat gambaran pendekatan yang digunakan dalam pembangunan kawasan terkait dengan pengembangan kepariwisataan. Gambar 2.1 Pendekatan Bidang Kepariwisataan Dokumen Pembangunan Kawasan Danau Lebo, 2006 Salah satu tujuan utama pengelolaan lingkungan adalah terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Untuk itu sejak awal perencanaan kegiatan sudah harus memperkirakan perubahan rona lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan akibat diselenggarakannya pembangunan. Setiap kegiatan pembangunan, dimanapun dan kapanpun, pasti akan menimbulkan dampak. Dampak disini dapat bernilai positif yang berarti memberi manfaat bagi kehidupan manusia, dan dapat berarti negatif yaitu timbulnya resiko yang merugikan masyarakat. Dampak positif pembangunan diantaranya adalah: PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN ECONOMICALLY VIABLE ENVIRONMENTALLY SUSTAINABLE SOCIALLY ACCEPTABLE TECHNOLOGICALLY APPROPRIATE PEMBANGUNAN KAWASAN DANAU LEBO KEC. TALIWANG xxvi 1 meningkatnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat; 2 meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara bertahap sehingga terjadi perubahan struktur ekonomi yang lebih baik, maju, sehat dan seimbaing; 3 meningkatnya kemampuan dan penguasaan teknologi yang akan menumbuhkembangkan kemampuan dunia usaha; 4 memperluas dan meratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha; 5 menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang sehat dan dinamis dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional. Demikian pula dampak positif pembangunan terhadap lingkungan hidup, misalnya terkendalinya hama dan penyakit, tersedianya air bersih, terkendalinya banjir, dan lain-lain; sedangkan dampak negatif akibat pembangunan terhadap lingkungan, yang sangat menonjol adalah masalah pencemaran lingkungan, yang secara langsung akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan biologis. Selain itu perubahan prilaku masyarakat sekitar pembangunan yang cenderung konsumtif juga merupakan dampak negatif lain dari pembangunan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang matang dan mendalam terkait dengan kegiatan pembangunan agara pelaksanaan pembangunan dapat mencapai sasaran yang telah digariskan. Pada umumnya dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan kawasan sebagai kawasan wisata adalah gangguan ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial. Hal lain yang menjadi dampak pembangunan kawasan dalam berbagai skala adalah perubahan fungsi lahankawasan yang dibangun, gangguan lalu lintas, pembebasan lahan, dan juga masalah sampah.

2.2 Landasan Teori