Prosedur Perencanaan Apabila kegiatan kegiatan-kegiatan di atas telah dilakukan,

pelaksanaan pentas budaya di lokasi tersebut untuk kegiatan pariwisata.

5.8.2 Prosedur Perencanaan Apabila kegiatan kegiatan-kegiatan di atas telah dilakukan,

maka selanjutnya adalah prosedur yang praktis sederhana, jelas dan wajar. Artinya, bentuk rencana itu benar-banar dapat dilaksanakan oleh masyarakat sekitar danau dengan dukungan dan fasilitas lembaga pendamping dan lembaga mitra yang mempunyai hubungan kerja dengan masyarakat ataupun pemerintah stakeholders. Adapun langkah-langkah serta prosedur yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat adalah dengan berlandaskan pada hasil diskusi yang melibatkan masyarakat, akan didapat berbagai permasalahan di sekitar kehidupan social masyarakat sekitar kawasan pengembangan dan masyarakat lainnya yang secara tidak langsung akan terkena dampak dari pembangunan kawasan Danau Lebo ini, dan bersama-sama masyarakat tersebut, masalah-masalah tersebut ditampilkan secara keseluruhan, serta di listing, kemudian dikaji ulang serta disepakati apakah masalah-masalah yang ditampilkan tersebut merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat tersebut. Masalah-masalah tersebut dapat dikurangi atau bahkan ditambah, tergantung kesepakatan yang disepakati bersama. Jika warga masyarakat telah menyepakati masalah- masalah tersebut, maka masalah-masalah tadi dikelompokkan dengan tujuan untuk menyederhanakan tampilan seluruh permasalahan masyarakat tersebut. Selain itu pengelompokkan dapat digunakan untuk mendiskusikan dan menyepakati perencanaan pembidangan pengelolaan lingkungan social masyarakat tersebut. Hal lain untuk mempermudah bidang atau aspek apa saja dalam kehidupan komunitas bersangkutan yang paling banyak masalahnya. Berlandaskan pada hal terakhir ini dapat ditentukan prioritas masalah yang harus direncanakan secara lebih seksama dan dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat sekitar danau dan masyarakat lain yang secara tidak langsung mendapatkan dampak dari pembangunan kawasan Danau Lebo ini. Ini dilakukan dengan masyarakat secara keseluruhan tanpa perwakilan. Karena dengan sistem perwakilan ini dikhawatirkan apa yang menjadi harapan dan keinginan dari semua lapisan masyarakat tidak terakomodasi. Apabila kegiatan penentuan masalah telah selesai, kegiatan selanjutnya adalah kajian hubungan sebab akibat masalah dengan tujuan untuk memahami masalah-masalah yang mana menjadi penyebab dari masalah lain. Dari kegiatan ini akan diketahui akar masalah yang harus diselesaikan. Berlandaskan pada kegiatan ini, masyarakat akan mampu melihat permasalahan yang mereka hadapi secara menyeluruh. Selain itu masyarakat tersebut akan mampu menilai bahwa masalah tersebut sebagai suatu keadaan yang tidak bisa dipisah-pisah sehingga perlu dipecahkan bersama. Jika kegiatan tersebut telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengurutan prioritas masalah yang paling penting dipecahkan, sekaligus menentukan langkah- langkah kegiatannya. Untuk mempermudah skala prioritas, perlu dilakukan kesepakatan untuk menentukan kriteria skala prioritas tersebut. Menurut Kantor Menteri Lingkunan Hidup 2002, belajar dari pengalaman LSM di Konsorsium Pengembangan Dataran Tinggi NTT, kriteria tersebut adalah: kriteria kemendesakan, kriteria masalah utama akar masalah, kriteria kepentingan umum, kriteria ketersediaan sumber daya, kriteria menambah pendapatan, dan kriteria lainnya termasuk kriteria kebijakan dan kriteria tabu-tabu atau pemali-pemali.

5.8.3 Implementasi