Metode Penyediaan Data METODE PENELITIAN

41

3.2 Metode Penyediaan Data

Data penelitian ini didukung dengan data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara informan penutur asli BM menggunakan teknik elisitasi. Selain itu, data primer juga didapatkan untuk memperkuat data penelitian dengan teknik catat. Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder melalui wawancara yang diperoleh dari tiga penutur asli BM yang dipilih dan telah memenuhi persyaratan sebagai informan kunci Samarin, 1988. Metode wawancara dibagi atas dua klasifikasi, yaitu metode wawancara terstruktur structured interview dan metode wawancara tidak terstruktur unstructured interview. Metode wawancara jenis pertama menyangkut pada persiapan peneliti untuk menyusun daftar pertanyaan kepada informan tetap untuk memperoleh bentuk reduplikasi dan kalimat yang mengandung reduplikasi BM. Wawancara tersebut dilakukan di daerah Asta Tinggi-Sumenep lebih tepatnya di Jalan Raya Lenteng RT 01- RW 01, desa Kebun Agung, kota Sumenep-Madura. Asta Tinggi merupakan kawasan pemakaman khusus para pembesarrajakerabat raja yang teletak di kawasan dataran tinggi bukit Kebon Agung-Sumenep, Madura. Asta Tinggi dalam bahasa Madura memiliki arti Asta Rajâ yang bermakna makam para Pangradjâ pembesar kerajaan yang merupakan astamakam para raja, anak keturunan beserta kerabat-kerabatnya yang dibangun sekitar tahun 1750M. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang sejarah. Hal ini disebabkan untuk mengetahui bentuk bahasa 42 standar BM yaitu dialek Sumenep. Berdasarkan sejarahnya wilayah Asta tinggi ini merupakan keraton Sumenep, yakni tempat kediaman resmi para adipatiraja-raja dan sebagai tempat untuk menjalankan roda pemerintahan. Pemilihan informan penutur asli BM dialek Sumenep ini pun diperoleh di sekitar penduduk wilayah Asta tinggi-Sumenep untuk mengetahui bentuk- bentuk reduplikasi BM dialek Sumenep. Wawancara dilakukan untuk menemukan bentuk reduplikasi serta menerjemahkan kalimat yang diperoleh dari media cetak berbahasa Madura. Biasanya peneliti membuat sejumlah pertanyaan berdasarkan rumusan masalah yang akan dipecahkan. Berdasarkan data yang tersedia, peneliti akan menganalisis pemecahan masalah tersebut. Metode wawancara jenis kedua, peneliti justru mempersiapkan pertanyaan pokok saja. Metode wawancara kedua ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari tata bahasa Madura khususnya bentuk reduplikasi BM kepada ahli bahasa informan tambahan. Ketika wawancara berlangsung, informan akan memberi jawaban pertama dan dengan jawaban pertama itu peneliti akan memperjelas jawaban itu dengan mengajukan pertanyaan yang sifatnya lebih mendalam, begitu seterusnya secara beruntun. Apabila dipandang sudah jelas, peneliti akan beralih pada pertanyaan dengan pokok bahasan yang lain. Untuk mendapatkan data yang lengkap, peneliti bisa menggunakan teknik elisitasi Spolsky, 2003: 9, yaitu satu strategi untuk memancing atau mengarahkan informan dalam memberi informasi yang sebenarnya. Sistem 43 wawancara tidak terstruktur ini seringkali disamakan pengertiannya dengan metode wawancara mendalam indept interwiewing method yaitu dengan cara peneliti berperan sebagai pembelajar bahasa Madura kepada informan utama atau pun informan tambahan untuk mengetahui kebenaran data tulis serta data lisan yang diperoleh. Data sekunder diperoleh melalui media lembar tanyaan, majalah Jokotole majalah berbahasa Madura, kamus bahasa Madura, buku tata bahasa bahasa Madura. Data yang terkumpul disesuaikan dengan proses sesuai dengan teori yang digunakan pada bentuk reduplikasi tersebut. Tata kerja dalam mendapatkan data adalah dengan menyusun instrumen penelitian berupa daftar reduplikasi BM pada media cetak berbahasa Madura. Tahap kedua adalah mengidentifikasi data reduplikasi BM. Tahap ketiga adalah mengadakan studi pustaka yang erat kaitannya dengan tujuan penelitian sistem perulanganreduplikasi. Setelah data diperoleh, dilanjutkan dengan klasifikasi data ke dalam jenis-jenis perulangan menurut kelas kata dan bentuk perulangan. Tahap selanjutnya adalah data diseleksi dan dianalisis untuk kaidah sistem perulangan reduplikasi bahasa Madura baik secara bentuk, fungsi, serta produktivitas reduplikasi. Tahapan terakhir adalah data disimpulkan berdasarkan hasil analisisnya.

3.3 Validasi Data