Data dan Sumber Data

39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Data dan Sumber Data

Data penelitian bahasa dibagi menjadi dua yakni, data primer dan sekunder Simatupang, 1983:12. Data penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer, yaitu bentuk-bentuk reduplikasi dalam BM yang diperoleh dari tata bahasa baku BM Sofyan 2009, kamus lengkap Bahasa Madura-Indonesia Adrian 2009. Data sekunder yaitu bentuk- bentuk reduplikasi yang terdapat dalam penelitian terdahulu. Data sekunder diperoleh dari majalah Jokotole yang terbit tiga bulanan edisi tahun 2009— 2013 yang masing-masing diambil salah satu edisi pada bulan tertentu saja dan beberapa daftar tanyaan yang berisi daftar reduplikasi dari media sosial berbahasa Madura, yaitu Lontar Madhura dan Okara Madhura. Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni sumber data substantif dan sumber data lokasional Sudaryanto, 1993. Sumber data substantif adalah bongkahan data yang berupa tuturan yang dipilih karena dipandang mewakili, sedangkan sumber data lokasional adalah sumber data yang merupakan asal-muasal data lingual yang biasa disebut dengan istilah informan. Bahasa yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah bahasa Madura yang dipakai oleh penutur Madura, khususnya dialek Sumenep. Penelitian ini menggunakan dua jenis informan, yaitu informan 40 tetap dan informan tidak tetap. Kedua informan ini bertujuan agar data yang diperoleh valid adanya. Informan tetap bertindak sebagai informan kunci penutur asli yang bertindak untuk memperoleh data berupa reduplikasi BM dialek Sumenep. Informan tetap sebagai penutur asli Sumenep yaitu bernama Badiah berusia 55 tahun, sebagai sumber data lisan dengan bantuan data pancingan berupa kata-kata ulang atau reduplikasi dalam BM. Informan tidak tetap bertindak sebagai penerjemah dari kalimat yang mengandung reduplikasi dalam majalah atau media sosial berbahasa Madura dan validasi ahli bahasa. Informan kedua adalah Alifia Nurma Aidini, penutur asli Sumenep berusia 18 tahun, mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Surabaya, berperan sebagai penerjemah majalah berbahasa Madura. Informan tambahan tersebut hanya untuk mengetahui kebenaran penggunaan bahasa khususnya reduplikasi tersebut yang biasa digunakan baik secara lisan maupun tulis di Madura- Sumenep. Informan ketiga adalah sebagai pengoreksi struktur bahasa Madura, khususnya mengenai reduplikasi, Ina Herdiyana, usia 23 tahun bekerja sebagai editor bahasa media cetak Radar Madura. Penelitian ini tidak menggunakan metode intuisi peneliti karena peneliti berperan sebagai pembelajar bahasa yang dibantu oleh informan serta ahli bahasa sasaran, yaitu BM. 41

3.2 Metode Penyediaan Data