Perjanjian Hak Tanggungan Sebagai Perjanjian Accessoir

buku yang sama ditentukan menurut tanggal pembuatan APHT yang bersangkutan. 45 Sebaliknya satu Hak Tanggungan dapat dibebankan atas lebih dari satu obyek Hak Tanggungan. Obyek yang dibebani bisa terdiri atas lebih dari satu bidang tanah hak. Atau pada satu bidang tanah yang dibebani Hak Tanggungan, diadakan pemisahan menjadi dua satuan baru atau lebih atau satu bangunan rumah susun yang dibebani Hak Tanggungan lalu mengalami pemisahan menjadi beberapa satuan rumah susun ataupun suatu proyek real estate yang mengalami pemisahan. Kalau pembangunan rumah susun dan real estate itu menggunakan dana pinjaman yang dijamin dengan Hak Tanggungan, maka Hak Tanggungan yang bersangkutan membebani secara utuh seluruh proyek dan bagian-bagiannya. Jika hutang atau kredit tersebut dilunasi secara angsuran, Hak Tanggungan yang bersangkutan tetap membebani seluruh proyek untuk sisa hutang yang belum dilunasi. 46

5. Perjanjian Hak Tanggungan Sebagai Perjanjian Accessoir

Hak Tanggungan menurut sifatnya adalah perjanjian ikutan accessoir pada suatu piutang tertentu yang didasarkan pada suatu perjanjian utang-piutang atau perjanjian lain dan tidak merupakan hak yang berdiri sendiri zelfstandigrecht. Adanya dan hapusnya perjanjian ikutan accessorium 45 Ibid, halaman 429. 46 Ibid, halaman 429. tergantung dari adanya piutang yang dijamin pelunasannya. Bahwa perjanjian Hak Tanggungan adalah suatu perjanjian accessoir adalah berdasarkan Pasal 3, Pasal 10 ayat 1 dan Pasal 18 ayat 1 UUHT, yaitu karena : a. Pasal 3 UUHT menentukan bahwa tanpa adanya suatu piutang tertentu yang secara tegas dijamin pelunasannya, menurut hukum tidak akan ada Hak Tanggungan. b. Pasal 10 ayat 1 UUHT menentukan bahwa perjanjian untuk memberikan Hak Tanggungan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian utang- piutang yang bersangkutan. c. Pasal 18 ayat 1 huruf a menentukan Hak Tanggungan hapus karena hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan. Jadi perjanjian Hak Tanggungan bukanlah merupakan perjanjian yang berdiri sendiri. Keberadaannya ada karena adanya perjanjian lain, yang disebut perjanjian pokok. Perjanjian pokok bagi perjanjian Hak Tanggungan adalah perjanjian utang-piutang yang menimbulkan utang yang dijamin. Dengan kata lain, perjanjian Hak Tanggungan adalah suatu perjanjian accessoir pada suatu piutang tertentu sehingga peralihan Hak Tanggungan mengikuti peralihan piutang yang dijamin. Pasal 16 UUHT menyebutkan bahwa peralihan piutang terjadi karena cessie, subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain. Di dalam Penjelasan Pasal 16 ayat 1 Cessie adalah perbuatan hukum mengalihkan piutang oleh kreditur pemegang Hak Tanggungan kepada pihak lain. Subrogasi adalah penggantian kreditur oleh pihak ketiga yang melunasi hutang debitur. Sedangkan yang dimaksud dengan peralihan piutang karena sebab-sebab lain adalah pengambilalihan atau penggabungan perusahaan sehingga menyebabkan beralihnya piutang dari perusahaan semula kepada perusahaan yang baru. 47 Beralihnya Hak Tanggungan tersebut wajib didaftarkan oleh kreditur pemegang Hak Tanggungan yang baru kepada Kantor Pertanahan dalam rangka memenuhi syarat publisitas bagi kepentingan ketiga.

6. Sertipikat Hak Tanggungan