menyangkut obyek perjanjian. Suatu perjanjian yang mengandung cacat pada obyeknya mengakibatkan perjanjian tersebut batal demi hukum.
26
4. Prestasi dan Wanprestasi
a. Prestasi
Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak dalam perjanjian. Menurut ketentuan Pasal 1234 KUH Perdata ada tiga macam
prestasi yang dapat diperjanjikan untuk tiap perikatan, yaitu : -
untuk memberikan sesuatu; -
untuk berbuat sesuatu; -
untuk tidak berbuat sesuatu. Prestasi adalah obyek dari perikatan dan merupakan esensi dari perikatan
yang bersangkutan, apabila prestasi telah dipenuhi, maka berakhir pula perikatan tersebut. Adapun sifat-sifat dari prestasi adalah sebagai berikut :
- harus sudah tertentu atau dapat ditentukan;
- harus mungkin;
- harus diperbolehkan halal;
- harus ada manfaatnya bagi kreditur;
- harus terdiri dari suatu perbuatan atau serangkaian perbuatan.
26
Ibid, halaman 25.
Jika salah satu atau semua sifat tersebut tidak terpenuhi pada prestasi tersebut, maka perikatan dapat menjadi tidak berarti dan perikatan itu
menjadi batal atau dapat dibatalkan.
27
b. Wanprestasi
Seorang debitur dikatakan wanpestasi apabila pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya.
28
Wanprestasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu : - kesengajaan, maksudnya adalah perbuatan yang menyebabkan
terjadinya wanprestasi tersebut memang diketahui dan dikehendaki oleh debitur;
- kelalaian, maksudnya adalah debitur melakukan suatu kesalahan akan tetapi perbuatannya tidak dimaksudkan terjadinya wanprestasi
yang kemudian ternyata menyebabkan terjadinya wanprestasi. Sehingga debitur dikatakan sengaja atau lalai tidak memenuhi prestasi
apabila, yaitu : 1 Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali artinya debitur tidak
memenuhi kewajibannya yang telah disanggupinya untuk dipenuhi dalam suatu perjanjian atau tidak memenuhi kewajiban yang telah
ditetapkan undang-undang dalam perikatan yang timbul karena undang-undang;
27
Abdul Kadir Muhammad, Op.Cit., halaman 20.
28
M.Yahya Harahap, Op.Cit., halaman 60.
2 Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru, disini debitur melaksanakan atau memenuhi apa yang diperjanjikan atau apa yang
ditentukan oleh undang-undang, tetapi tidak sebagaimana mestinya menurut kualitas yang ditentukan dalam perjanjian atau yang ditetap
undang-undang; 3 Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya, disini
debitur memenuhi prestasi tetapi terlambat. Waktu yang ditetapkan dalam perjanjian tidak dipenuhi;
4 Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Akibat hukum wanprestasi, kreditur dapat memilih diantara beberapa kemungkinan tuntutan terhadap debitur, yaitu :
a. dapat menuntut pemenuhan perikatan;
b. pemenuhan perikatan disertai ganti kerugian;
c. menuntut ganti kerugian saja;
d. menuntut pembatalan perjanjian lewat hakim;
e. menuntut pembatalan perjanjian disertai dengan ganti kerugian.
5. Berakhirnya Perjanjian