Menurut Abernathy,
et al
. 2014, ahli keuangan di dalam komite audit dapat dibagi menjadi 2 dua pengertian: 1 pengertian sempit, di mana ahli
keuangan dibedakan menjadi ahli keuangan akuntansi dan ahli keuangan non- akuntansi, serta 2 pengertian luas, yang tidak membedakan ahli keuangan
berdasarkan kompetensi akuntansi yang dimiliki. Hipotesis pertama mengadopsi pengertian luas, mengingat peraturan BapepamOJK di Indonesia cenderung
mengikuti pengertian jenis ini. Menurut DeFond,
et al
. 2005, ahli keuangan adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan keuangan atau
akuntansi. Ahli keuangan juga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang pernah bekerja pada posisi kepala bidang keuangan, kepala bidang akuntansi, pengawas
keuangan, akuntan publik, ataupun sebagai auditor. Berdasarkan penjelasan di atas, maka perumusan hipotesis pertama dapat dituliskan menjadi:
H1a : Keahlian keuangan komite audit berpengaruh negatif terhadap jangka waktu pengumuman laba.
H1b : Keahlian keuangan komite audit berpengaruh negatif terhadap jangka waktu laporan audit.
2.4.2 Keahlian Akuntansi Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
DeFond,
et al
. 2005 membagi ahli keuangan komite audit menjadi 2 dua kelompok, yaitu ahli keuangan akuntansi dan ahli keuangan non-akuntansi.
Ahli keuangan akuntansi adalah seseorang yang memiliki pengalaman sebagai akuntan publik, auditor,
chief financial officer
CFO, pengawas, atau kepala bagian akuntansi. Sedangkan ahli keuangan non-akuntansi adalah seseorang yang
pernah menduduki jabatan
chief excecutive officer
CEO atau pemimpin perusahaan laba. Kedua kategori ini diadopsi dari
Sarbanes-Oxley Act
SOX yang diajukan oleh
Securities and Exchange Commision
SEC di Amerika Serikat. Pengertian ini juga digunakan oleh Abernathy,
et al
. 2014 sebagai pengertian sempit dan digunakan sebagai variabel penelitian.
Keberadaan ahli akuntansi di dalam komite audit untuk mempercepat proses pelaporan keuangan didasarkan pada masalah keagenan yang timbul antara
pihak manajemen perusahaan agen dengan pemegang saham prinsipal. Prinsipal membutuhkan mekanisme tata kelola perusahaan untuk mengawasi
kinerja para manajer agar kepentingan pemegang saham tetap terlindungi Ika dan Ghazali, 2012. Di dalam mekanisme tata kelola perusahaan, pihak yang bertugas
untuk membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan pelaporan keuangan adalah komite audit FCGI, 2001. Oleh karena itu, kehadiran ahli
akuntansi dalam komite audit diharapkan dapat memperkecil masalah keagenan tersebut karena ahli akuntansi memiliki kemampuan untuk mengerti isu-isu teknis
berkaitan dengan proses pelaporan keuangan Abernathy,
et al
., 2014. Secara spesifik, ahli keuangan komite audit di bidang akuntansi dapat
membantu perusahaan dalam mempersingkat waktu pelaporan keuangan. Menurut Krishnan dan Visvanathan 2008, komite audit yang berkeahlian akuntansi dapat
meningkatkan sikap konservatisme sehingga dapat menjaga kualitas pelaporan. DeZoort 1998 mengemukakan bahwa pengalaman kerja yang spesifik pada
bidang akuntansi dapat meningkatkan kapasitas anggota komite audit dalam memahami isu-isu teknis yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Peningkatan
kompetensi teknis tersebut akan mengurangi waktu yang dibutuhkan komite audit untuk mendiskusikan, memahami, serta mengevaluasi kebijakan akuntansi dan
transaksi-transaksi yang tidak biasa dengan manajemen dan auditor. Selain itu, ahli keuangan akuntansi juga cenderung untuk menyelesaikan permasalahan
secara tepat waktu karena ahli akuntansi lebih terlibat dalam penilaian, estimasi, dan asumsi-asumsi selama proses pelaporan keuangan Beasley,
et al
., 2009. Berbagai kemampuan teknis yang dimiliki oleh komite audit yang
berlatarbelakang akuntansi akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pelaporan keuangan Abernathy,
et al
., 2014. Dengan kata lain, penelitian tersebut menemukan bahwa keahlian akuntansi komite audit
berpengaruh negatif terhadap jangka waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis kedua dapat dirumuskan sebagai berikut.
H2a : Keahlian akuntansi komite audit berpengaruh negatif terhadap jangka waktu pengumuman laba.
H2b : Keahlian akuntansi komite audit berpengaruh negatif terhadap jangka waktu laporan audit.
2.4.3 Keahlian Akuntansi Ketua Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu