Konsep diplomasi soft power

D. Konsep diplomasi soft power

Definisi dan makna dari diplomasi secara umum seringkali dikaitkan dengan aksi, proses, aktivitas, negosiasi yang dilakukan secara damai oleh suatu negara dalam menjalin hubungannya dengan negara lain dengan maksut untuk mencapai kepentingan nasionalnya sekaligus meningkatkan power suatu negara. “Diplomacy is peaceable coercion to promote the interest of the state and

nation”. 57 Diplomasi bukanlah suatu aksi yang pasif yang hanya ditentukan oleh satu pihak. Melalui diplomasi maka kepentingan yang berseberangan akan lebih mudah diidentifikasi dan sebaliknya kepentingan yang sama dapat dipertemukan sehingga terjalin kerja sama. Dengan kata lain keberhasilan diplomasi ditentukan oleh kemampuan dan kapabilitas negara untuk meyakinkan atau bertemunya kepentingan yang sama.

57 Chas Freeman, The Diplomat’s Diary, (National Defence: Univeersity Press, 2006), hlm. 72.

Diplomasi juga adalah juga suatu proses. Bagi salah satu pihak diplomasi berarti juga proses untuk memasarkan ide atau keinginan, berupaya untuk mendapatkan simpati, dan pada akhirnya mempengaruhi pihak lain untuk melakukan keinginan yang diinginkan. Bagi pihak lain diplomasi juga berarti upaya untuk menyamakan atau memahami ide­ide serta kemudian mengkalkulasi keinginan pihak lain apakah sesuai atau setimpal dengan kepentingannya sekaligus juga memperhitungkan untuk memaksimalkan perolehanya.

Dalam proses diplomasi, unsur power sangat diperlukan dalam suatu negara yang sangat berpengaruh. Dalam perspektif realist, negara yang mempunyai keunggulan power dibandingkan negara lain cenderung akan lebih mudah untuk mempengaruhi negara lain untuk memaksakan pihak lain melakukan keinginannya.

Pengertian ini berbeda dengan diplomasi soft power yang saat ini telah populerkan, seperti yang disampaikan Josep Nye, power sebagai “the ability of a state to get other countries to want what it wants dan ability to get what you want

through attraction rather than coercion or payment”. 58 Dalam pengertian ini maka cara­cara diplomasi tanpa paksaan dan lebih menggunakan ‘attraction’ yang sebetulnya lebih efektif dalam mencapai tujuan negara dan membuat negara lain untuk menjalankan keinginan. Dengan kata lain, melalui diplomasi soft power yaitu ‘culture attraction, ideology, and international institutions’ 59 , maka

58 Jospeh Nye, S Jr, Soft Power and American Foreign Policy, (Political Science Quarterly Volume 199, No 2, 2004), hlm. 12.

59 Ibid.

kepentingan nasional suatu negara akan tercapai. Negara yang menjalankan soft power diplomasi akan lebih mengutamakan dan mengoptimalkan kekuatan pengaruh nilai, ideologi yang dipunyai serta berpegang pada norma­norma berlaku dakan tatanan internasional. Kerja sama yang dilakukan lewat diplomasi soft power akan lebih sustainable atau berlangsung lama dibandingkan kepentingan material, karena yang dipertemukan yang utama adalah kepentingan bersama akan nilai.

Wilayah strategis yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan nasional adalah wilayah perbatasan antarnegara. Karena letak suatu wilayah perbatasan bisa dapat memberikan keuntungan maupun kerugian. Dalam hal ini tentunya akan berdampak pada kedaulatan negara. Kedaulatan negara tidak cukup dilakukan dengan menggunakan diplomasi perbatasan, perlu juga diplomasi soft power sebagai pendukung. Biasanya dari segi yuridis telah ada ketetapan dan kesepakatan garis batas negara tetapi ada permasalahan sosial ekonomi sering terjadi yang mengakibatkan konflik di wilayah perbatasan negara.

Salah satu diplomasi soft power yang dapat dimanfaatkan di wilayah perbatasan RI dan PNG adalah diplomasi pendidikan dan kebudayaan. Pentingnya diplomasi ini karena Indonesia memiliki kesamaan ras melanesia dengan PNG. Kemudian secara umum masyarakat di wilayah perbatasan Papua lebih maju kualitas sumber daya manusia dibandingkan masyarakat PNG. Ini merupakan keunggulan Indonesia yang dapat dilakukan di wilayah perbatasan yang tentunya dapat dimanfaatkan sebagai sarana diplomasi Indonesia. Diplomasi pendidikan dan kebudayaan merupakan cara yang paling trategis di wilayah perbatasan Salah satu diplomasi soft power yang dapat dimanfaatkan di wilayah perbatasan RI dan PNG adalah diplomasi pendidikan dan kebudayaan. Pentingnya diplomasi ini karena Indonesia memiliki kesamaan ras melanesia dengan PNG. Kemudian secara umum masyarakat di wilayah perbatasan Papua lebih maju kualitas sumber daya manusia dibandingkan masyarakat PNG. Ini merupakan keunggulan Indonesia yang dapat dilakukan di wilayah perbatasan yang tentunya dapat dimanfaatkan sebagai sarana diplomasi Indonesia. Diplomasi pendidikan dan kebudayaan merupakan cara yang paling trategis di wilayah perbatasan