13
e. Senyawa Cd-stearat untuk perindustrian polivinilkorida sebagai bahan untuk stabilizer.
Kadmium dalam konsentrasi rendah banyak digunakan dalam industri pada proses pengolahan roti, pengolahan ikan, pengolahan minuman serta industri tekstil.
2.3.3 Metabolisme Absorbsi, Distribusi dan Ekskresi Kadmium dalam Tubuh
Keracunan akut yang disebabkan oleh kadmium ini dapat terjadi pada pekerja di industri-industri yang berkaitan dengan logam ini. Keracunan akut terjadi
karena pada pekerja terkena paparan uap logam kadmium Cd atau kadmium oksida CdO. Keracunan bersifat kronis yang disebabkan oleh daya racun yang dibawa oleh
logam kadmium, terjadi dalam selang waktu yang sangat pajan. Peristiwa ini terjadi karena kadmium masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang kecil sehingga dapat
ditolerir tubuh pada saat tersebut Palar, 2008. Kadmium dapat masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia melalui
berbagai cara, yaitu: a.
Dari udara yang tercemar, misalnya asap rokok dan asap pembakaran batu bara
b. Melalui wadahtempat berlapis kadmium yang digunakan untuk tempat
makanan atau minuman c.
Melalui kontaminasi perairan dan hasil perairan yang tercemar Kadmium d.
Melalui rantai makanan e.
Melalui konsumsi daging yang diberi obat anthelminthes yang mengandung kadmium.
Universitas Sumatera Utara
14
Absorpsi kadmium melalui gastrointestinal lebih rendah dibandingkan absorpsi melalui respirasi, yaitu sekitar 5-8. Absorpsi kadmium meningkat bila
terjadi defisiensi kalsium Ca, besi Fe dan rendah protein dalam makanan. Defisiensi kalsium akan merangsang sintesis ikatan Ca-protein sehingga akan
meningkatkan absorpsi kadmium, sedangkan kecukupan seng dalam makanan dapat menurunkan absorpsi kadmium. Hal ini diduga karena seng merangsang produksi
metalotionin Widowati,2008. Kadmium ditransformasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah
merah yang memilki protein berat molekul rendah, yaitu metalotionin MT yang memilki berat molekul 6000, banyak mengandung sulfhidril, dan dapat mengikat
11 kadmium dan seng. Metalotionin MT memiliki daya ikat yang sama terhadap beberapa jenis logam berat sehingga kandungan logam berat bebas dalam jaringan
berkurang. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut sehingga memunculkan hambatan
terhadap aktivitas kerja enzim. Metalotionin
merupakan protein yang sangat peka dan akurat sebagai indikator pencemaran. Hal itu didasarkan pada suatu fenomena alam dimana logam-
logam bisa terikat di dalam jaringan tubuh organisme karena adanya protein polipeptida yang 26-33 mengandung sistein.
Setelah toksik memasuki darah, toksik didistribusikan dengan cepat ke seluruh tubuh. Pengikat oksigen dalam jaringan bisa menyebabkan lebih tingginya
kadar toksikan dalam jaringan tersebut. Kadmium memilki afinitas yang kuat terhadap hati dan ginjal. Kadar kadmium pada hati dan ginjal bervariasi tergantung
Universitas Sumatera Utara
15
pada kadar total kadmium dalam tubuh. Apabila metalotionin MT hepar dan ginjal tidak mampu lagi melakukan detoksifikasi, maka akan terjadi kerusakan hati dan
ginjal Widowati, 2008. Kadmium memiliki afinitas yang kuat terhadap ginjal dan hati. Pada
umumnya, sekitar 50-75 kadmium dalam tubuh terdapat pada kedua organ tersebut. Kadmium dalam tubuh akan dibuang melalui feces sekitar 3-4 minggu setelah
terpapar kadmium dan melalui urin. Pada manusia, sebagian besar kadmium diekskresikan melalui urin, sedangkan pada hewan sebagian besar kadmium
diekskresikan melalui feces Widowati, 2008.
2.3.4 Jalur Pemajanan Kadmium A. Inhalasi