Metode Pengolahan Sampah Di Pembuangan Akhir TPA

27 bahwa setelah TPA selesai digunakan pun masih ada proses yang berlangsung dan menghasilkan beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan. Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup Royadi, 2006.

2.5.2 Metode Pengolahan Sampah Di Pembuangan Akhir TPA

Pembuangan akhir sampah adalah upaya untuk memusnahkan sampah di tempat tertentu yang disebut tempat pembuangan akhir sampah TPA. Menurut Suryanto 1988 Royadi 2006, dalam pembuangan akhir sampah terdapat beberapa metode yaitu: a. Open Dumping Metode open dumping adalah cara pembuangan akhir dengan hanya menumpuk sampah begitu saja tanpa ada perlakuan khusus, sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. b. Controlled Landfill Adalah sistem open dumping yang diperbaiki atau ditingkatkan, merupakan peralihan antara teknik open dumping dan sanitary landfill. Pada cara ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh dengan timbunan sampah yang dipadatkan setelah mencapai tahap tertentu. c. Sanitary Landfill Pada sistem ini sampah ditimbun dalam tanah yang luas kemudian dipadatkan dan ditutup dengan tanah penutup harian pada setiap hari dan akhir operasi. Resiko yang tidak dapat dihindarkan dari pembuangan sampah di landfill adalah terbentuknya gas dan lindi yang dipengaruhi oleh dekomposisi dari mikroba dan iklim, sifat dari sampah dan iklim pengoperasian sampah di landfill. Perpindahan Universitas Sumatera Utara 28 gas dan lindi dari landfill ke lingkungan sekitarnya menyebabkan dampak yang serius pada lingkungan, selain berdampak buruk terhadap kesehatan juga menyebabkan kebakaran dan peledakan, kerusakan pada tanaman, bau yang tidak sedap, masalah setelah penutupan landfill, pencemaran air tanah, udara dan pencemaran global Royadi, 2006. Sampah yang dibuang ke TPA-TPA di kota Medan berasal dari rumah tangga, kompleks perumahan, perguruan tinggisekolah, perkantoran, plaza, hotel, restoranrumah makan, rumah sakit, dan lain-lain. Komposisi sampah terdiri dari sampah organik 48,2 yang terdiri dari daun-daunan 32 dan makanan 16,2, dan sampah anorganik sebanyak 51,8 terdiri dari kertas 17,5, plastik 3,5 dan lain- lain. TPA Namo Bintang, pada prinsipnya merupakan suatu landfill yang mnggunakan metode open dumping dimana seluruh sampah yang dibuang, dipadatkan dengan alat berat kemudian dibiarkan menumpuk begitu saja tanpa ada perlakuan khusus. 2.5.3 Persyaratan Lokasi TPA Mengingat besarnya potensi dalam menimbulkan gangguan terhadap lingkungan maka pemilihan lokasi TPA harus dilakukan dengan seksama dan hati- hati. Hal ini ditunjukkan dengan sangat rincinya persyaratan lokasi TPA seperti tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI tentang Tata Cara Pemilihan Tempaat Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah, yang diantaranya dalam kriteria regional dicantumkan : 1. Bukan daerah rawan geologi daerah patahan, daerah rawan longsor, rawan gempa, dll Universitas Sumatera Utara 29 2. Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber air dalam hal tidak terpenuhi harus dilakukan masukan teknologi 3. Bukan daerah rawan topografis kemiringan lahan lebih dari 20. 4. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di bandara jarak minimal 1,5-3km 5. Bukan daerahkawasan yang dilindungi Damanhuri, 1995 Sumber pencemaran kadmium pada tempat pembuangan akhir sampah TPA bersasal dari pelindihan sampah dan air hujan. Sampah-sampah seperti pelastik, bekas baterai, dan bekas alat elektronik jika mengalami dekomposisi dari bercampur dengan air hujan, juga dapat masuk ke dalam tanah dan mencemari air tanah BLH Kota Bengkulu,2011. Meskipun begitu, metode pembuangan sampah ini banyak dilakukan di Indonesia, seperti halnya Kota Medan yang menggunakan metode open dumping. Metode ini memungkinkan adanya perembesan air lindi cairan yang timbul akibat pembusukan sampah melalui kapiler-kapiler air dalam tanah hingga mencemari sumber air tanah, terlebih di musim hujan.Efek pencemaran bisa berakumulasi jangka panjang dan pemulihannya bisa membutuhkan puluhan tahun. Metode ini sudah tidak populer karena selain sudah tidak akan diperbolehkan lagi juga berpotensi pada pencemaran lingkungan Ahmad,2011. Universitas Sumatera Utara 30 2.6 Air Lindi 2.6.1 Pengertian Air Lindi

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

12 108 56

Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

0 62 66

Kajian Ketahanan Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Terhadap Penggerek Batang Padi Putih Scirpophaga innotata Wlk. (Lepidoptera ; Pyralidae) Di Rumah Kasa

4 78 81

Karateristik Tersangka Penderita Rabies Di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 29 100

Analisa Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

2 70 72

Konservasi Lahan Padi Sawah (Oryza Sativa, L) Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat

0 39 76

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Pada Jarak Tanam Dan Persiapan Tanah Yang Berbeda

0 43 187

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Pada Pwersiapan Tanah Dan Jumlah Bibit Yang Berbeda

5 55 131

Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) “Namo Bintang” terhadap Masyarakat (Studi Kasus: Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 8 94

TAHUN 2012 DALAM RUMAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) NAMO BINTANG KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 14