34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar kadmium dalam beras yang berasal
dari tanaman padi yang ditanam di areal daerah sekitar Tempat Pembuangan Akhir sampah TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di areal persawahan di Dusun I Namo Bintang Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, adapun alasan
dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian adalah karena : a.
Desa Namo bintang letaknya sangat dekat dengan TPA b.
Belum pernah ada penelitian tentang kandungan kadmium pada beras masyarakat Namo Bintang
c. Masyarakat di sekitar TPA umumnya menggunakan beras yang dihasilkan
sawah di sekitar TPA untuk dikonsumsi sendiri. Lokasi pemeriksaan sampel beras dilakukan di Laboratorium Anorganik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara FMIPA USU dan Laboratorium Farmasi USU.
Universitas Sumatera Utara
35
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012- Juli 2013.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tanaman padi yang ditanam di areal persawahan sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kab. Deli
Serdang. Sedangkan sampel yang dijadikan pada penelitian ini adalah hasil pengolahan padi berupa beras yang ditanam di areal persawahan sekitar TPA Namo
Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
3.4 Pengambilan Sampel
Sampel beras dari tanaman padi diambil menggunakan metode non random sampling yaitu secara purposive sampling, sampel diambil sebanyak 10 titik
berdasarkan jarak areal persawahan dengan Tempat Pembuangan Akhir di Desa Namo Bintang yaitu 30m, 100m, 200m, 300m dan 500m. Dari tiap jarak di ambil 2
titik sampel tanaman padi dimana jarak antara kedua titik pengambilan sejauh 6 - 8 meter.
Tanaman padi yang diambil kemudian digiling hingga menjadi dedak kasar dan beras. Beras yang dihasilkan disebut beras pecah kulit. Beras pecah kulit digiling
lebih lanjut untuk membuang lembaga dan lapisan-lapisan permukaan biji. Hasilnya adalah beras giling dan dedak halus. Beras giling tersebut kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
36
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung ke areal sawah di sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang,
kemudian sampel dipersiapkan menggunakan Kjehdal apparatus di Laboratorium Anorganik FMIPA USU, kemudian untuk mengetahui kadar kadmium dilakukan
pemeriksaan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom SSA di Laboratorium Farmasi USU .
3.5.2 Data Skunder
Data- data yang digunakan yaitu : a.
Data demografi desa Namo Bintang diperoleh dari Kecamatan Pancur Batu tahun 2011.
b. Profil TPA Namo Bintang diperoleh dari kantor tata usaha TPA Namo
Bintang c.
Data kesehatan dari puskesmas Pancur Batu
3.6 Pelaksanaan Penelitian 3.6.1 Pengambilan dan Pengiriman Sampel Padi ke Laboratorium
1. Persiapkan plastik sebagai wadah sampel
2. Sampel diambil sebanyak 100 gr kemudian dimasukkan kedalam plastik
3. Kemudian sampel diberi label dan dibawa ke laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
37
3.6.2 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium A. Alat yang digunakan
1. Kjehdal Aparatus
2. Spektrofotometer Serapan Atom SSA
3. Neraca analitik kapasitas 200g, ketinggian 0,1
4. Baeker glass
5. Gelas ukur
6. Labu Kjehdal
7. Labu ukur 50 ml
8. Pipet tetes
9. Spatula
B. Bahan yang digunakan
1. Padi
2. Aduadest
3. Asam sulfat H
2
SO
4
p.a 4.
Asam nitrat HNO
3
p.a 5.
Asam perkolorat HClO
4
p.a
Universitas Sumatera Utara
38
3.7 Cara Kerja 3.7.1 Preparasi Sampel beras Standar Nasional Indonesia 01-4866-1998
Sebelum dilakukan pemeriksaan kadar kadmium pada beras, maka terlebih dahulu dengan proses destruksi yang dilakukan oleh peneliti dibantu laboran. Adapun
prosedur kerja yang dilakukan yaitu : 1.
Timbang 3 gr sampel beras dalam labu kjehdal. 2.
Tambah 20 ml H
2
SO
4
dan 15 ml HNO
3
3. Setelah reaksi selesai, panaskan dan tambahkan lagi HNO
3
p.a sedikit demi sedikit, panaskan hingga sampel berwarna coklat atau kehitaman.
4. Tambahkan 10 ml HClO
4
sedikit demi sedikit, panaskan lagi hingga larutan menjadi jernih atau berwarna kuning jika terjadi pengarangan setelah
penambahan HClO
4
tambahkan lagi HNO
3
. 5.
Masukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan himpitkan dengan air suling. 6.
Setelah dingin masukkan larutan destruksi ke dalam labu ukur 50 ml dan himpitkan dengan air suling.
3.7.2 Analisis Kadar Kadmium dengan Spektrofotometer Serapan Atom SSA
Spektrofotometer Serapan Atom SSA adalah suatu metode pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam suatu cuplikan berdasarkan penerapan
cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom-atom bentuk gas dalam keadaan dasar. Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan, nyala yang
mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan atom keadaan dasar yang
Universitas Sumatera Utara
39
berada dalam nyala. Metode ini digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam, dan berbagai sampel.
A. Pembuatan larutan standar unsur Kadmium Cd 1. Pembuatan larutan standar unsur Kadmium Cd 100 mgL
Sebanyak 10 ml larutan induk unsur Kadmium 1000 mgL dimasukkan dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan
dihomogenkan. 2. Pembuatan larutan standar unsur Kadmium Cd 10 mgL
Sebanyak 10 ml larutan induk unsur Kadmium 100 mgL dimasukkan dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan
dihomogenkan. 3.
Pembuatan larutan standar unsur Kadmium Cd 1 mgL Sebanyak 10 ml larutan standar unsur Kadmium 10 mgL dimasukkan dalam
labu takar 100 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.
4. Pembuatan larutan seri standar unsur Kadmium Cd 0,0; 0,01; 0,02; 0,03;
0,04; dan 0,05 mgL Sebanyak 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 ml larutan standar unsur Kadmium 1
mgL dimasukkan dalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan larutan pengencer sampai garis tanda dan dihomogenkan.
Universitas Sumatera Utara
40
5. Pembuatan kurva standar unsur Kadmium Cd
Larutan seri standar unsur Kadmium 0,0 mgL diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada spesifik 228,8 nm. Perlakuan
dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar unsur Kadmium 0,01; 0,02; 0,03; 0,04; dan 0,05 mgL.
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan pembahasan dilakukan secara
deskriptif.
3.9 Definisi Operasional
1. Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya, digunakan
masyarakat sebagai bahan pangan utama serta dihasilkan oleh sawah yang berjarak 30 meter, 100 meter, 200 meter, 300 meter dan 500 meter dari TPA
Namo Bintang. 2.
Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif parameter kimia pada padi di Laboratorium Anorganik FMIPA dan
Laboratorium Farmasi USU untuk mengetahui kadar kadmium dalam beras. a.
Memenuhi syarat adalah jika kadar kadmium dalam beras tidak melebihi Nilai Ambang Batas NAB yang ditetapkan yaitu 0,4 mgkg
SNI 7387 : 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Pangan.
Universitas Sumatera Utara
41
b. Tidak memenuhi syarat adalah jika kadar kadmium dalam beras
melebihi Nilai Ambang Batas NAB yang ditetapkan yaitu 0,4 mg
kg SNI 7387 : 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam
Pangan. 3.
Kadar kadmium adalah banyaknya kadmium yang ditemukan dalam sampel melalui pemeriksaan laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian