Sumber Data Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data

37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi

Lokasi adalah letak atau tempat KBBI, 2007:680. Lokasi penelitian ini adalah desa Sei Cimahi, Kecamatan Bangun Purba, Lubuk Pakam.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2013, tepatnya pada tanggal 29 April – 19 Mei 2013.

3.2 Sumber Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah tuturan berupa kata ulang reduplikasi bahasa Jawa ngoko dari beberapa informan yang bertempat tinggal di desa Sei Cimahi, kecamatan Bangun Purba, Lubuk Pakam. Adapun jumlah informan tersebut adalah tiga orang yaitu Muhammad Abas 71 tahun, Rubinem 68 tahun, dan Trimorejo 71 tahun. Selain melakukan penelitian dengan bertanya langsung kepada Universitas Sumatera Utara 38 informan peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan library research dengan mengumpulkan dari dari teks-teks ataupun wacana jawa.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode Sudaryanto, 1993:9. Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kosakata bahasa Jawa yang diucapkan oleh informan. Kemudian, untuk pengumpulan datanya dilakukan dengan metode simak atau “penyimakan” yaitu penyimakan penggunaan bahasa Sudaryanto, 1933:133. Selain menggunakan metode simak, peneliti juga menggunakan teknik catat. Teknik catat ini digunakan untuk mencatat data-data yang terkumpul untuk selanjutnya diklasifikasikan ke dalam proses pengulangan atau reduplikasi dalam bahasa Jawa kemudian menganalisisnya. Selain menyimak percakapan informan, peneliti juga mencari data melalui buku yaitu berupa teks narasi yang menggunakan bahasa Jawa. Universitas Sumatera Utara 39

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang digunakan alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri Sudaryanto, 1993:15. Untuk memperjelas penelitian reduplikasi anatara bahasa Jawa ngoko dan bahasa Indonesia maka digunakan juga dua metode tambahan yaitu metode deskriptif dan metode komparatif. Metode deskriptif yaitu meneliti bahasa berdasarkan data yang diperoleh pada masa kini. Keraf dalam Rita, 1997:7 mengatakan bahwa metode deskriptif adalah pencatatan yang nyata atas struktur bahasa pada suatu lingkungan masa tertentu. Sedangkan metode komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan mengadakan perbandingan. Keraf dalam Rita,1997:7 mengatakan metode komparatif ialah membicarakan perkembangan struktur bahasa dengan mengadakan perbandingan antara struktur bahasa yang satu dengan struktur bahasa yang lain. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahawa reduplikasi bahasa Indonesia terbagi atas pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan kombinasi dengan proses pembubuhan afiks, dan pengulangan dengan perubahan fonem. Sedangkan reduplikasi bahasa Jawa yaitu terbagi atas pengulangan utuh dwilingga, pengulangan utuh dengan dibarengi bunyi dwilingga salin suara, pengulangan awal dwipurwa, dan pengulangan akhir dwiwasana. Contoh pengulangan dalam bahasa indonesia yaitu sebagai berikut: 1. Pengulangan penuh Contoh : sepeda-sepeda, rumah-rumah, baju-baju Universitas Sumatera Utara 40 2. Pengulangan parsial Contoh : tetamu, tetangga 3. Pengulangan berimbuhan Contoh : kehitam-hitaman, orang-orangan, semurah-murahnya, berjalan-jalan, mengais-kais, meminta-minta Sedangkan untuk contoh pengulangan dalam bahasa Jawa yaitu sebagai berikut 1. Pengulangan utuh dwilingga Contoh : alang-alang ilalang, ilat-ilat lidah-lidah, ali-ali cincin 2. Pengulangan utuh dengan dibarengi bunyi dwilingga salin suara Contoh : mloya-mlayu berlari ke sana ke mari, celak-celuk memanggil- manggil, gelam-geleme mengapa mau 3. Pengulangan awal dwipurwa Contoh : tetuku berbelanja, njejaluk meminta-minta, rerusuh kekacauan 4. Pengulangan akhir dwiwasana Contoh : cekikik tertawa terkekeh-kekeh, cengenges mengejek, pethentheng berdiri bertelekan pinggang Universitas Sumatera Utara 41

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Bentuk Reduplikasi Bahasa Jawa Ngoko dan Bahasa Indonesia

4.1.1 Bentuk Reduplikasi Bahasa Jawa Ngoko

Telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa di dalam bahasa Jawa terdapat empat bentuk reduplikasi yaitu, dwilingga, dwilingga salin suara, dwipurwa, dan dwiwasana Poedjosoedarmo, 1979:8 dan ditambah dengan empat macam bentuk reduplikasi lainnya yaitu, dwi dwipurwa, dwi dwiwasana, dwi dwipurwa salin suara, dan dwi dwiwasana salin suara Poedjosoedarmo, 1979:35.

4.1.1.1 Dwilingga

Dwilingga adalah bentuk perulangan dengan mengulang seluruh bentuk dasar kata. Bentuk perulangan ini terdapat pada kata kerja, kata benda, kata sifat, kata bilangan, dan kata keterangan. Contoh dwilingga pada kata kerja yaitu, lunga-lunga ‘bepergian’ nyeluk-nyeluk ‘memanggil-manggil’ njaluk-njaluk ‘minta-minta’ Universitas Sumatera Utara