Bahasa Jawa Ngoko Konsep

24

2.1.3 Bahasa Jawa Ngoko

Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh suku Jawa. Menurut Geertz dalam Purwoko, 2008: 57 membagi bahasa Jawa menjadi tiga perbedaan tingkat bahasa yakni: krama, madya, dan ngoko. Sedangkan Poedjosoedarmo 1968: 59, memperkenalkan tiga sub-levels lagi yaitu membagi krama menjadi tiga sub-levels, yakni: mudha-krama, kramantara, dan wedha-krama. Sedangkan tingkat bahasa madya dibagi menjadi tiga sub-levels lain lagi, yakni: madya-krama, madyantara, dan madya- ngoko. Kemudian tingkat bahasa ngoko juga dibagi menjadi tiga sub-levels, yakni: basa-antya, antya-basa, dan ngoko-lugu. Pada tahun 1937, Purwoko 2008: 57 mengatakan dalam tingkat bahasa ngoko, dia membuat pembagian menjadi ngokolugu dan ngokoandhap, kemudian bagian kedua ini dibagi lagi menjadi antyabasa dan basaantya. Purwoko 2008: 58 membagi ngoko menjadi ngoko-lugu dan ngoko- andhap, sedangkan madya menjadi madya-ngoko, madya-antara, dan madya-krama, dan tingkat bahasa karama menjadi mudha-krama, kramantara, wedha-krama, krama- inggil, dan krama-désa. Jadi paling tidak bahasa Jawa memiliki sembilan tingkat bahasa atau sepuluh tingkat bahasa yang berbeda satu sama lain. Pengguna bahasa Jawa krama atas biasanya adalah para priyayi atau keturunan bangsawan, sedangkan bahasa Jawa madya tengah penggunanya adalah para abdi dalam dan pengguna bahasa Jawa ngoko bawah adalah para buruh , ataupun petani. Universitas Sumatera Utara 25 Bahasa Jawa ngoko lebih sering dianggap sebagai media komunikasi yang berkonotasi “kasar”, “kurang sopan”, “langsung”, “terus terang”, “mentah”, “polos”, atau “lugu”, dari pada berkonotasi “netral” Purwoko, 2008:60. Hal ini terjadi karena pengguna bahasa Jawa ngoko adalah tiyang alit rakyat kecil atau sering dikatakan pula sebagai rakyat kebanyakan Koentjaraningrat, dalam Purwoko, 2008:8. Dan pada masa kini pengguna bahasa Jawa ngoko sudah banyak tersebar di Indonesia karena terjadinya persebaran penduduk yang dilakukan oleh Belanda kepada orang-orang Jawa atau suku Jawa untuk dipekerjakan pada masa penjajahan. Bahasa Jawa ngoko juga dianggap adalah bahasa yang tidak formal karena biasanya bahasa Jawa ngoko digunakan pada saat berkomunikasi dengan orang yang seumuran, kawan akrab ataupun bawahan.

2.1.4 Bahasa Indonesia