35
8 Kata ulang penuh dengan lingga kata ulang akhir dengan perubahan suara atau
dwi dwiwasana salin suara DDWS : kela-keli selalu hanyut, kola-kolu selalu tertelan, kelang-kelingan selalu teringat.
Sedangkan reduplikasi dalam bahasa Jawa menurut Poedjosoedarmo 1979:8 terbagi menjadi empat golongan yaitu pengulangan utuh dwilingga, pengulangan utuh
dengan dibarengi bunyi dwilingga salin suara, pengulangan awal dwipurwa, dan pengulangan akhir dwiwasana.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki, mempelajari dan sebagainya KBBI, 2007:1198. Pustaka adalah kitab, buku, buku
primbon KBBI, 2007:912. Maka tinjauan pustaka dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian tersebut sebagai bahan referensi yang mendukung
penelitian. Penelitian tentang perbandingan reduplikasi sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Seperti Ronita Rita 1997 dalam skripsinya yang berjudul Perbandingan Reduplikasi antara Bahasa Sunda dengan Bahasa Indonesia dalam isi skripsinya tersebut beliau
menjelaskan bahwa dalam bahasa Sunda reduplikasi dibagi atas tiga yaitu dwilingga, dwipurwa, dan dwimadya. Dan bentuk ulang bahasa Sunda tidak selamanya dapat
diterjemahkan ke dalam bentuk ulang bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
36
Begitu juga Poedjosoedarmo 1981 dalam bukunya Sistem Perulangan dalam Bahasa Jawa membagi perulangan dalam bahasa Jawa ke dalam tiga kelas yaitu dwi
lingga, dwi purwa dan dwi wasana. Dan dalam penelitian tersebut beliau meneliti semua tingkatan bahasa Jawa yaitu Jawa krama,madya, dan ngoko tidak terfokus pada satu
tingkatan saja. Sibuea 2000 juga pernah meneliti tentang reduplikasi dengan judul Reduplikasi
dalam Bahasa Pesisir Sibolga dalam skripsinya tersebut beliau menjelaskan bahwa reduplikasi dalam bahasa Pesisir Sibolga dapat ditentukan dengan reduplikasi seluruh,
reduplikasi sebagian, reduplikasi berimbuhan dan reduplikasi dengan perubahan fonem. Selain itu juga Widyahardani 2010 meneliti tentang Perbandingan Reduplikasi
Morfemis dalam Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa adanya persamaan reduplikasi penuh tanpa afiks antara bahasa Indonesia dan bahasa
Korea, adanya persamaan reduplikasi penuh dengan perubahan fonem baik pada vokal, konsonan, maupun vokal dan konsonan, sedangkan perbedaannya yaitu di dalam bahasa
Indonesia terdapat reduplikasi dengan penambahan afiks sedangkan di dalam bahasa Korea tidak, di dalam bahasa Korea tidak ada reduplikasi denngan perubahan fonem
dan penambahan afiks sedangkan di dalam bahasa Indonesia ada, dan reduplikasi dalam bahasa Korea tidak selalu mempunyai arti, ada yang merupakan permainan kataagar
diperoleh bunyi yang padu dan padan, sebaliknya reduplikasi dalam bahasa Indonesia merupakan pengulangan kata yang mempunyai arti.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi
Lokasi adalah letak atau tempat KBBI, 2007:680. Lokasi penelitian ini adalah desa Sei Cimahi, Kecamatan Bangun Purba, Lubuk Pakam.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2013, tepatnya pada tanggal 29 April – 19 Mei 2013.
3.2 Sumber Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah tuturan berupa kata ulang reduplikasi bahasa Jawa ngoko dari beberapa informan yang bertempat tinggal di desa
Sei Cimahi, kecamatan Bangun Purba, Lubuk Pakam. Adapun jumlah informan tersebut adalah tiga orang yaitu Muhammad Abas 71 tahun, Rubinem 68 tahun, dan
Trimorejo 71 tahun. Selain melakukan penelitian dengan bertanya langsung kepada
Universitas Sumatera Utara