Gaya Kepemimpinan Situasional 1. Definisi Gaya Kepemimpinan Situasional

14 Ryff 1997 menemukan sifat, low neuroticism, ekstrovert dan conscientiousness, berpengaruh pada kesejahteraan psikologis khususnya pada penerimaan diri, penguasaan lingkungan dan tujuan hidup. Meskipun demikian aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang lain juga berkorelasi dengan kepribadian yang lainya. Sifat keterbukaan terhadap pengalaman baru dan ekstovert pertumbuhan diri, sedangkan agreeableness berpengaruh pada hubungan positif dengan orang lain dan dimensi otonomi berkorelasi dengan beberapa kepribadian namun yang paling menonjol adalah neurotik.

B. Gaya Kepemimpinan Situasional 1. Definisi Gaya Kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasi tipe kepemimpinan Mulyadi dan Rivai, 2012. Menurut Mulyadi dan Rivai 2012, gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Hersey dan Blanchard 1982 menyebutkan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seseorang pada waktu tertentu dan berupaya mempengaruhi aktivitas orang lain. Gaya atau caranorma perilaku yang dipergunakan oleh sesorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia inginkan, menurut Thoha 2011, disebut gaya kepemimpinan. Sedangkan gaya kepemimpinan menurut Husnan dan Heidjrachman 2002, mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang baik adalah penerapan gaya kepemimpinan dengan memperhatikan faktor, seperti faktor organisasi, pemimpin, bawahan dan situasi penugasan. Universitas Sumatera Utara 15 Menurut Mulyadi dan Rivai 2012 gaya kepemimpinan situasional adalah Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Menurut Hersey dan Blanchard 1988 gaya kepemimpinan situasional didasarkan atas hubungan antara : a. Kadar bimbingan dan arahan perilaku tugas yang diberikan oleh pemimpinan. b. Tingkat dukungan sosioemosional perilaku hubungan yang disediakan pemimpin. c. Tingkat kesiapan kematangan yang diperlihatkan pengikut dalam pelaksanaan tugas, fungsi atau tujuan tertentu. Konsep ini dikembangkan untuk membantu orang dalam menjalankan kepemimpinannya, tanpa memperhatikan perannya, untuk lebih efektif dalam berinteraksi dengan orang lain. Konsep ini memberikan pemimpin beberapa pemahaman tentang hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kesiapan kematangan pengikut mereka. 2 . Model Gaya Kepemimpinan Situasional Menurut Hersey dan Blachard 1988 Dimensi kepemimpinan situasional terbagi dua yaitu perilaku tugas dan perilaku hubungan. a. Perilaku tugas Task Behaviour Perilaku tugas didefinisikan sebagai sejauh mana pemimpin terlibat dalam menjabarkan tugas dan tanggung jawab dari seorang individu atau kelompok. perilaku ini termasuk mengarahkan orang-orang apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan harus melakukannya, di mana untuk melakukannya, dan siapa yang melakukannya Universitas Sumatera Utara 16 b. Perilaku Hubungan Relationship Behaviour Perilaku hubungan didefinisikan sebagai sejauh mana pemimpin terlibat dalam dua cara atau banyak cara komunikasi. perilaku termasuk mendengarkan, memfasilitasi, dan perilaku mendukung. Di dalam kepemimpinan situasional bawahan mempunyai arti sangat penting, yang mana seorang pemimpin harus memperhatikan kesiapan bawahannya. Hersey dan Blanchard 1988 mendefenisikan Kesiapan sebagai sejauh mana bawahan pengikut follower memiliki kemampuan ability dan kemauan willingness untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kesiapan mempunyai dua komponen utama yaitu ability dan willingness: a. Kemampuan ability adalah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang seorang individu atau kelompok membawa tugas atau kegiatan tertentu. b. Kemauan willingness adalah sejauh mana individu atau kelompok memiliki kepercayaan diri, komitmen, dan motivasi untuk menyelesaikan tugas tertentu. Tingkat kesiapankematangan bawahan dibagi menjadi empat yaitu :

a. R1 : Readiness 1

Kesiapan tingkat 1 menunjukkan bahwa pengikut tidak mampu dan tidak yakin mengambil tanggung jawab untuk melakukan suatu tugas. Pada tingkat ini, pengikut tidak memiliki kompetensi dan tidak percaya diri.

b. R2 : Readiness 2

Kesiapan tingkat 2 menunjukkan pengikut tidak mampu melakukan suatu tugas, tetapi ia sudah memiliki keyakinan. Motivasi yang kuat tidak didukung oleh pengetahuan dan keterampilan kerja yang memadai untuk melaksanakan tugas-tugas. Universitas Sumatera Utara 17

c. R3 : Readiness 3

Kesiapan tingkat 3 menunjukkan situasi di mana pengikut memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang memadai untuk melaksanakan tugas-tugas. Tetapi pengikut tidak yakin melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpinnya.

d. R4 : Readiness 4

Kesiapan tingkat 4 menunjukkan bahwa pengikut telah memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas, disertai dengan keyakinan yang kuat untuk melaksanakannya. Hersey dan Blanchard 1988 menggambarkan tingkat kesiapan readiness pengikut follower sebagai berikut : Gambar 1. Kesiapan Readiness Pengikut Follower Hersey dan Blanchard 1988 mengemukakan tingkat kesiapan individu atau kelompok yang berbeda menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda, gaya kepemimpinan yang sesuai mencakup kombinasi perilaku tugas Task Behaviour dan perilaku hubungan Relationship Behaviour yang mana Perilaku tugas dan perilaku hubungan ini perlu dikombinasikan secara tepat agar dapat meraih kesuksesan atau mencapai tujuan. Adapun gaya dasar kepemimpinan Universitas Sumatera Utara 18 yang dihasilkan atas dasar kombinasi perilaku tugas dan perilaku hubungan dibedakan menjadi empat yaitu Telling tinggi tugas dan rendah hubungan, selling tinggi tugas dan tinggi hubungan participating tinggi hubungan dan rendah tugas, dan delegating rendah hubungan dan rendah tugas. Keempat gaya kepemimpinan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. S1 : Telling memberitahukan

Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut rendah R1. Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas. Gaya kepemimpinan telling atau directing adalah karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.

b. S2 : Selling menjajakan

Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut moderat R2. Ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku hubungan yang tinggi. Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut. Gaya ini muncul kala kompetensi individu atau kelompok meningkat, sehingga pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat individu atau kelompok belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas proses dalam pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 19

c. S3 : Participating mengikutsertakan

Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat R3. Ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan. Gaya ini muncul tatkala pengikut merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya sehingga pemimpin tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya. Tugas seorang pemimpin adalah memelihara kualitas hubungan antar individu atau kelompok.

d. S4 : Delegating mendelegasikan

Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi R4. Ini menekankan pada kedua sisi yaitu rendah perilaku kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.

C. Karyawan