14 angkatan  kerja  didominasi  oleh  sektor  primer  Agriculture
sebesar  71,11,  diikuti  sektor  jasa-jasa  Secunder  sebesar 25,77.  Sementara  Sektor  Industri  Manufacture  kurang
menunjukkan perannya dalam penyerapan tenaga kerja di OKU TIMUR.
Tabel I.6 Statistik Ketenagakerjaan OKU TIMUR
URAIAN 2013
2014 2015
TPAK 66,52
66,45 71,68
Pengangguran Terbuka 4,09
4,32 4,74
Bekerja 95,91
95,68 95,26
Sektor A 63,81
62,32 71,11
Sektor M 8,24
4,41 3,12
Sektor S 27,96
33,26 25,77
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
g.  Tingkat Kesejahteraan Penduduk
Indikator  kesejahteraan  penduduk  dapat  dicerminkan  oleh besarnya  pengeluaran  perkapita  yang  juga  merefleksikan  daya
beli penduduk terhadap barang dan jasa, baik untuk konsumsi maupun investasi saving.
Selama periode 2011-2014 konsumsi penduduk Kabupaten OKU  Timur  menunjukkan  pola  yang  semakin  membaik.  Jika
pada  tahun  2011  pengeluaran  per  kapita  per  bulan  penduduk OKU Timur hanya sebesar Rp.616,35 ribu dan tahun 2012 naik
menjadi  Rp.620,17  ribu  dan  tahun  2014  menjadi  Rp.718,40 ribu.  Kenaikan  pengeluaran  penduduk  yang  diiringi  dengan
stabilitas  inflasi  dapat  merefleksikan  daya  beli  penduduk  yang juga meningkat.
Lebih dari separuh dari pengeluaran konsumsi masyarakat OKU Timur masih digunakan untuk keperlu-an makanan, yaitu
sebesar 53,21.
Sementara sisanya
digunakan untuk
kebutuhan non makanan, seperti pe-rumahan, pendidikan, dsb.
15 Meningkatnya
pengeluaran perkapita
penduduk menunjukkan  perbaikan  kondisi  ekonomi  dan  kesejahteraan
rumah  tangga  di  OKU  TIMUR.  Di  tengah  hadangan  kenaikan harga yang terus-menerus ternyata daya beli masyarakat masih
dapat  meningkat.  Artinya,  setelah  dikurangi  kenaikan  harga- harga  inflasi,  pendapatan  masyarakat  masih  mengalami
surplus.
Tabel I.6 Statistik Pengeluaran Penduduk OKU TIMUR
URAIAN 2012
2013 2014
Pengeluaran Perkapita 000 Rp 620,17
632,06 718,40
Makanan 49,65
54,08 53,21
Non Makanan 50,35
45,91 46,79
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
Selain  itu,  bertambah  besarnya  tingkat  kesejahteraan penduduk  Kabupaten  OKU  TIMUR  dapat  juga  dilihat  dari
kondisi  perumahannya.  Kondisi  perumahan  dan  fasilitas  yang ada  di  dalamnya  dapat  merefleksikan  tingkat  kesejahteraan
penghuninya  penduduk.  Salah  satu  indikasi  rumah  sehat menurut  badan  kesehatan  dunia  adalah  yang  luas  lantai  per
kapitanya lebih dari 10m
2
karena luas lantai yang sempit dapat mengurangi  konsumsi  oksigen  dan  mempercepat  penularan
penyakit. Berdasarkan
Survei Sosial
Ekonomi Nasional
SUSENAS yang diadakan setiap tahun, persentase rumah yang memiliki  luas  lantai  per  kapita  di  bawah  10  m
2
di  OKU  TIMUR sebesar 17,46 2012, turun menjadi 15,20 2013 dan terus
menurun menjadi 12,9 2015. Peningkatan
kondisi perumahan
di OKU
TIMUR diindikasikan  dengan  kondisi  beberapa  indicator  perumahan
diantaranya lantai bukan tanah, sumber penerangan listrik, dan air bersih yang persentasenya terus meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan  kesejahteraan  pada  umumnya  berbanding lurus  dengan  kesadaran  penduduk  atas  pentingnya  kesehatan.
16 Seiring  dengan  hal  itu,  maka  penggunaan  tempat  pembuangan
akhir  tinja  berupa  jamban  septik  juga  meningkat  pesat  dari 53,17  2012  menjadi  72,5  2015.  Walaupun  begitu  perlu
dicermati  bahwa  masih  ada  sekitar  27,5  rumah  masih menggunakan lubang tanah, kolam, sawah, sungai, danau, atau
kali sebagai tempat pembuangan akhir tinja.
Tabel I.6 Statistik Perumahan OKU TIMUR
URAIAN 2012
2013 2014
2015
Luas Lantai Perkapita 10 m
2
17,46 15,20
12,30 12,90
Lantai Bukan Tanah 90,13
90,50 92,61
94,30 Sumber Penerangan
Listrik 97,61
98,17 98,23
99,20 Air Bersih
63,21 66,39
77,25 87,30
Jamban Sendiri Dengan Septik
53,17 60,20
72,50 72,50
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
Dari  sisi  kemiskinan,  persentase  penduduk  miskin  di Kabupaten  OKU  TIMUR  mengalami  perubahan  yang  fluktuatif
dari  tahun  ke  tahun.  Pada  Tahun  2013,  persentase  penduduk miskin  Kabupaten  OKU  TIMUR  sebesar  10,28,  pada  Tahun
2014 turun menjadi 10,13.
4.  Kondisi Perekonomian a.  Sektor Unggulan