LAKIP KABUPATEN OKUT 2016

(1)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun 2016

LAKIP OKU TIMUR TAHUN 2016 Halaman i

I

I

K

K

H

H

T

T

I

I

S

S

A

A

R

R

E

E

K

K

S

S

E

E

K

K

U

U

T

T

I

I

F

F

Pertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada publik pada prinsipnya merupakan perwujudan dari kewajiban Pemerintah Daerah untuk mempertanggungjawabkan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban ini tidak semata-mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menampilkan keberhasilan-keberhasilan dan menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah melainkan juga untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk kepedulian Pimpinan Pemerintahan Kabupaten OKU TIMUR dan seluruh aparatur di lingkungan Pemerintahan Kabupaten OKU TIMUR untuk menyesuaikan diri dengan era perubahan guna mendorong terwujudnya Good Governance di Indonesia.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR merupakan kewajiban Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan program yang telah ditetapkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten OKU TIMUR yang dilakukan secara periodik.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016, metode yang digunakan untuk pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil untuk mendapatkan penyebab terjadinya perbedaan antara kinerja dan realisasinya serta tindakan perbaikan yang diperlukan pada masa mendatang. Metode pengukuran ini dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang pelaksanaan kegitan sesuai


(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun 2016

LAKIP OKU TIMUR TAHUN 2016 Halaman ii

dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi organisasi pemerintah Kabupaten OKU TIMUR.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016 ini menyajikan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran stratejik, sebagai berikut :

a. Pada tahun 2016 pemerintah kab OKU TIMUR memiliki Bupati dan Wakil Bupati periode 2016-2021, dimana pengesahan RPJMD pad bulan Juli 2016 sehingga Perjanjian Kinerja tahun anggaran 2016 belum berpedoman pada RPJMD 2016-2021

b. Analisa pencapaian sasaran stratejik Tahun 2016, dari 9 tujuan, 29 sasaran dengan 256 indikator kinerja sasaran, 45 Kebijakan dan 205 program yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten OKU TIMUR.

c. Hasil analisa terhadap 29 sasaran stratejik yang ditetapkan pada Tahun 2016 adalah sebanyak 19 sasaran stratejik dengan rata-rata tingkat capaian kinerja 80% - 100% lebih, 10 sasaran stratejik capaianya masih dibawah 80%.

rata-rata tingkat capaian kinerja secara keseluruhan adalah 69,04%. d. Hambatan/kendala yang dihadapi bagi 10 sasaran stratejik yang

belum mencapai 80% disebabkan beberapa indikator kinerja yang tidak tercapainya target hal ini terjadi karena antara lain adalah alokasi dana anggaran 2016 belum seluruhnya dapat dilaksanakan pada kegiatan tersebut, adanya faktor alam yang kurang diperhitungkan ditingkat lapangan, terlambatnya pencairan dana sedangkan kegiatan tidak bisa dilaksanakan dalam waktu yang terbatas serta masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) .

Untuk mengatasi dan mengantisipasi hambatan/kendala tersebut, Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR mengambil langkah-langkah, antara


(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun 2016

LAKIP OKU TIMUR TAHUN 2016 Halaman iii

lain, melakukan analisis perencanaan yang lebih akurat dengan mempertimbangkan faktor alam dan survey pendahuluan, memantapkan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan instansi/pihak lain terutama masyarakat dan aparatur yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, mengoptimalkan upaya peningkatan profesionalisme aparat dan pihak yang terkait dengan kegiatan secara terencana terkoordinir dan terevaluasi, perlunya peningkatan infrastruktur yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Akuntabilitas Kinerja Instansi Keuangan Tahun 2016 ditunjukkan dari sisi penerimaan dan pengeluaran daerah sesuai dengan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, sebagai berikut :

 Target pendapatan Tahun 2016 sebesar Rp. 1.669.766.891.897,00 dan dapat direalisasikan sebesar 1.521.770.289.548,64 atau 91,14%.

 Target belanja Tahun 2016 sebesar 1.668.740.235.527,00 dan dapat direalisasikan sebesar 1.517.697.965.668,09 atau 90,95%.

Keberhasilan pencapaian tingkat sasaran stratejik Tahun 2016, ini secara langsung dan tidak langsung telah mampu memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kinerja Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR secara makro. Hal ini ditunjukkan dari perbaikan dan pembangunan baik dalam bidang pendidikan, kesehatan melalui pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana penunjang ekonomi, sosial budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat yang berbasis lokal.


(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun 2016

LAKIP OKU TIMUR TAHUN 2016 Halaman iv

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum Daerah ... B. Gambaran Umum Pemerintah Daerah ... C. Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP ... D. Sistematika Penyusunan LAKIP ... 1 40 45 48 BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA ... 49

A. Perencanaan Stratejik ... B. Perjanjian Kinerja ... 49 81 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 ... 93

A. Pengukuran Kinerja B. Analisis Capaian Kinerja ... C. Aspek Penunjang ... D. Aspek Pendukung Lainnya ... E. Tindak Lanjut Evaluasi Sebelumnya ... 93 95 146 149 150 BAB IV. PENUTUP ... 151

A. Simpulan Capaian Kinerja ... B. Pemecahan Masalah ...

151 152


(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Tahun 2016


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A

A.. GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM DDAAEERRAAHH

1. Dasar Hukum Pembentukan Daerah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR) merupakan salah satu dari 17 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU TIMUR tersebut merupakan salah satu daerah otonom yang terbentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir.

Pembentukan Kabupaten OKU TIMUR didasari dengan pertimbangan untuk mempersingkat rentang kendali pemerintahan, memudahkan pengawasan, meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan meningkatkan kemampuan daerah dalam pemanfaatan sumber daya alam serta memacu proses pembangunan dalam rangka mempercepat kesejahteraan masyarakat.

Pada tanggal 18 Desember 2003 diresmikanlah pembentukan Kabupaten OKU TIMUR dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 di atas. Selanjutnya, pada tanggal 17 Januari 2004, Gubernur Sumatera Selatan menunjuk Pejabat Sementara Bupati OKU TIMUR yang menjadi tonggak sejarah dan momentum dimulainya pelaksanaan roda pemerintahan Kabupaten OKU TIMUR. Tanggal 17 Januari ini pula kemudian ditetapkan menjadi Hari Jadi Kabupaten OKU TIMUR berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten OKU TIMUR Nomor 30 Tahun 2007.


(7)

2

2. Kondisi Geografis

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003, luas wilayah Kabupaten OKU TIMUR adalah 3.370 km2 dan beribukota

di Martapura. Secara geografis, wilayah ini terletak antara 103040

-104033’ Bujur Timur dan 3045-4055’ Lintang Selatan.

Adapun secara administrasi, wilayah Kabupaten OKU TIMUR memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten OKI (Kecamatan Tanjung Lubuk dan Lempuing) Sebelah Timur : Kabupaten OKI (Kecamatan

Lempuing dan Mesuji)

Sebelah Selatan : Kabupaten Way Kanan (Provinsi Lampung) dan Kabupaten OKU Selatan (Kecamatan Simpang) Sebelah Barat : Kabupaten OKU (Kecamatan

Lengkiti, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur dan Peninjauan) dan Kabupaten Ogan Ilir (Kecamatan Muara Kuang)

Secara umum, kondisi topografi Kabupaten OKU TIMUR merupakan dataran rendah dengan variasi ketinggian antara 35-67 meter di atas permukaan laut. Kabupaten OKU TIMUR beriklim tropis dan cenderung basah, karena dipengaruhi musim penghujan dan musim kemarau. Suhu rata-rata harian berkisar antara 150C

sampai dengan 380C. Curah hujan tahunan sekitar 2690 mm

(rata-rata curah hujan 224,17 mm/bulan) dengan 205 hari hujan sepanjang tahun 2015. Selama tahun 2015 Kabupaten OKU TIMUR memasuki 5 bulan basah dimana bulan basah adalah bila rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm/bulan.


(8)

3

Menurut bentuk kontur permukaannya, keadaan tanah di wilayah Kabupaten OKU TIMUR dapat digolongkan ke dalam wilayah datar (peneplain zone), bergelombang (piedmont zone) dan berbukit (hilly zone). Wilayah datar terdapat di Kecamatan Belitang, Belitang II, Belitang III, Buay Madang, Madang Suku I, Madang Suku II, Madang Suku III, Cempaka, Semendawai Suku III, BP Bangsa Raja, Bunga Mayang, Semendawai Timur, Belitang Madang Raya, Belitang Mulya, Belitang Jaya dan Semendawai Barat. Sementara itu, wilayah berbukit terdapat di sebagian Kecamatan Jayapura serta daerah bergelombang terdapat di sebagian Kecamatan Martapura dan Kecamatan Buay Pemuka Peliung.

Meskipun demikian, sebagian besar wilayah kabupaten ini merupakan dataran, sehingga cocok dimanfaatkan untuk pengusahaan pertanian, seperti tanaman bahan makanan, perkebunan, perikanan, peternakan dan juga untuk pemukiman penduduk. Sebesar 59,38% wilayah OKU TIMUR didominasi oleh lahan pertanian diantaranya 35,89% untuk perkebunan, 17,16% untuk persawahan, dan 6,33% untuk pertanian lainnya.

Tabel I.1

Statistik Geografi dan Iklim OKU TIMUR Tahun 2015 URAIAN SATUAN 2015

Luas Km2 3.370

Suhu Harian 0C 15-38

Tinggi/Topografi Mdpl 35-67

Curah Hujan Mm 2.690

Sungai Alur 53

Pemukiman Ha 9.010

Hutan Ha 75.642

Persawahan Ha 58.527

Lahan Kering Ha 143.945

Lahan Lainnya Ha 12.172

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016 3. Gambaran Umum Demografis

a. Data Kependudukan

Kabupaten OKU TIMUR memiliki penduduk yang jumlahnya selalu mengalami peningkatan sejalan dengan


(9)

4

kemajuan pembangunan yang juga semakin pesat. Percepatan dan kemajuan pembangunan di wilayah ini juga telah menjadi daya tarik bagi penduduk daerah lain untuk melakukan migrasi ke Kabupaten OKU TIMUR.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten OKU TIMUR, Komposisi penduduk Kabupaten OKU TIMUR didominasi oleh penduduk muda/dewasa. Besarnya proporsi penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) tersebut merupakan potensi bagi pembangunan, kare-nanya dikatakan bahwa OKU TIMUR sedang menikmati bonus demografi. Bonus demografi adalah peluang yang dinikmati suatu Negara akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (OKU TIMUR sebesar 66,34%). Struktur semacam ini menguntungkan karena dengan demikian beban ketergantungan atau dukungan ekonomi yang harus diiberikan oleh penduduk usia produktif kepada penduduk usia anak-anak (di bawah 15 tahun) dan tua (di atas 64 tahun) menjadi lebih ringan. Fenomena ini jika dapat dimanfaatkan dengan baik, akan dapat meningkatakan kesejahteraan dan memacu pertumbuhan ekonomi OKU TIMUR. Komposisi penduduk Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2016 didominasi oleh penduduk usia produktif (15 tahun – 64 tahun) yaitu 430.782 jiwa. Kondisi ini memberikan gambaran kepada Pemerintah OKU TIMUR agar dapat melakukan langkah- langkah antisipasi, terutama dalam hal pembukaan kesempatan kerja bagi penduduk usia produktif tersebut.

Tabel I.2

Jumlah Penduduk dan Komposisinya Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015 No Kelompok Umur Jumlah Penduduk Komposisi

1 0 – 14 tahun 182.957 28,17%

2 15 - 64 tahun 430.782 66,34%

3 > 65 tahun 35.655 5,49%

Jumlah 649.394 100 % Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016


(10)

5

Penyebaran penduduk di Kabupaten OKU TIMUR cenderung tidak merata yang disebabkan karena sebagian besar penduduk lebih memilih tinggal di kecamatan yang secara ekonomi lebih potensial serta memiliki infrastruktur fasilitas umum lebih lengkap.

Jumlah penduduk dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Buay Madang Timur sebesar 56.904 jiwa, Kecamatan Belitang sebesar 51.252 jiwa, kemudian Kecamatan Martapura sebesar 53.772 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil di Kecamatan BP Bangsa Raja sebanyak 11.769 jiwa dan Kecamatan Jayapura sebanyak 12.386 jiwa.

b. Sosial Keagamaan

Pada awalnya, masyarakat yang ada di Kabupaten OKU TIMUR terdiri dari Suku Bangsa Komering sebagai penduduk asli yang telah lama mendiami wilayah ini. Perkembangan selanjutnya, karena pengembangan wilayah transmigrasi dan mobilitas penduduk (urbanisasi), terdapat pula suku bangsa lainnya seperti Jawa, Sunda, Bali, Padang serta Tionghoa.

Penduduk suku bangsa asli tersebar di masing-masing wilayah kecamatan, sedangkan penduduk Suku Bangsa Jawa dan Bali umumnya menyebar di kawasan-kawasan transmigrasi dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai petani, sedangkan penduduk Suku Bangsa Padang dan Tionghoa menyebar di kawasan perkotaan dengan mata pencaharian sebagai pedagang.

Salah satu hal yang menarik adalah keanekaragaman bahasa, budaya, adat istiadat dan suku bangsa yang berada di Kabupaten OKU TIMUR, namun antara mereka hidup dengan rukun dan damai. Mobilitas penduduk Kabupaten OKU TIMUR cukup tinggi, sehingga mereka banyak berkomunikasi antar


(11)

6

etnis dan kontak sosial budaya pun terjadi. Kebudayaan yang masih dilakukan sampai saat ini di Kabupaten OKU TIMUR diantaranya adalah ruwahan, maulid dan selamatan.

Berdasarkan agama yang dianut, maka pemeluk Agama Islam adalah mayoritas. Hal ini juga terlihat dari banyaknya sarana ibadah yang hampir merata di setiap wilayah. Adapun sebagian lainnya adalah pemeluk agama lain yang relatif kecil dan khususnya terdapat di wilayah perkotaan atau wilayah penduduk pendatang pada daerah tertentu.

Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama pada tahun 2015 menurut data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:

Tabel I.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015 No Uraian Jumlah

1 Islam 595.380

2 Kristen 6.834

3 Katolik 10.593

4 Hindu 15.580

5 Budha 565

6 Lain-lain 1

Jumlah 628.953

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil OKU TIMUR, 2016

Salah satu indikator ketaatan beribadah penduduk dalam menjalankan ajaran agama dapat dilihat dari jumlah sarana ibadah yang ada di suatu wilayah. Data menunjukkan hampir semua rumah ibadah ada di Kabupaten ini. Jumlah rumah ibadah menurut data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:


(12)

7

Tabel I.4

Jumlah Rumah Ibadah

di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015 No Uraian Jumlah

1 Masjid 825

2 Musholla 1.017

3 Gereja Protestan 55

4 Gereja Katolik 51

5 Kapel 17

6 Wihara 8

7 Pura 77

Sumber : Kantor Kemenag OKU TIMUR, 2016

Selain kegiatan di rumah ibadah, kegiatan keagamaan juga dilakukan di berbagai lembaga pendidikan keagamaan non formal dan kelompok kajian keagamaan. Adapun menurut data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU TIMUR, pada tahun 2015 jumlah lembaga pendidikan keagamaan non formal dan kelompok kajian keagamaan adalah sebagai berikut :

 Pondok Pesantren : 91 unit

 TK/TPA : 2.043 unit

 Majelis Ta’lim : 1.065 unit  Sekolah Minggu Kristen : 102 unit  Sekolah Minggu Katolik : 92 unit

 Pasraman Hindu : 53 unit

 Sekolah Minggu Budha : 8 unit

Pergaulan hidup antar umat beragama secara umum berlangsung damai dan saling menghargai sehingga kondisi aman dan terpeliharanya kerukunan dapat terjaga di wilayah Kabupaten OKU TIMUR. Hal ini didukung oleh peran Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), organisasi keagamaan, pemuka agama, tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan lainnya.


(13)

8

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Bagi pemerintah, keuntungan yang diperoleh dari investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan salah satu cara upaya dalam peningkatan kualitas tenaga kerja. Sedangkan bagi masyarakat, pendidikan yang semakin baik merupakan modal dalam memperebutkan kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Lembaga pendidikan umum di Kabupaten OKU TIMUR meliputi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) dan yang sederajat, Sekolah Dasar (SD) dan yang sederajat, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan yang sederajat, Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan yang sederajat hingga Perguruan Tinggi. Salah satu perguruan tinggi di Kabupaten OKU TIMUR bahkan telah membuka jenjang studi pasca sarjana.

Rata-rata lama sekolah merupakan indikator yang menunjukkan lamanya durasi penduduk mengikuti pendidikan di sekolah formal. Indikator ini menunjukkan trend peningkatan selama periode 2013-2015. Secara total rata-rata lamanya sekolah penduduk OKU TIMUR adalah 6,65 tahun (2012), meningkat menjadi 6,82 tahun (2013), dan pada tahun 2014 meningkat kembali menjadi 7,05 tahun. Hal ini berarti bahwa Rata-Rata penduduk OKU TIMUR bersekolah sampai jenjang pendidikan SMP. Rata-rata lama sekolah penduduk laki-laki (7,25 tahun) lebih lama dibandingkan dengan perempuan (6,84 tahun).

Angka partisipasi sekolah (APS) menunjukkan jumlah anak yang masih sekolah pada usia tertentu. APS tingkat SD di OKU


(14)

9

TIMUR tahun 2015 mencapai 99,67%, tingkat SLTP sebesar 95,11%, dan tingkat SLTA sebesar 68,28%. APS yang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun menunjukkan semakin baiknya pendidikan di OKU TIMUR. Namun, semakin tinggi jenjang pendidikan maka angka partisipasi sekolahnya semakin turun. Kondisi ini merefleksikan masih adanya kendala struktural mau-pun kultural bagi penduduk untuk mengakses pendidikan. Hal tersebut juga terlihat dari banyaknya guru dan sekolah yang tersedia dimana jumlahnya makin berkurang dengan makin tingginya jenjang pendidikan. Penyediaan fasilitas sekolah untuk jenjang SMP ke atas yang lebih menyebar di setiap kecamatan diharapkan menjadi solusi terhadap permasalahan ini.

Tabel I.4

Statistik Pendidikan OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,82 7,05 7,05

Laki-laki (Tahun) 6,93 7,25 7,25

Perempuan (Tahun) 6,71 6,84 6,84

Angka Partisipasi Sekolah (%)

7 – 12 99,24 100 99,67

13 – 15 86,03 93,44 95,11

16 – 18 60,87 67,58 68,28

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Adapun jumlah sekolah, guru dan siswa pada tahun 2015 di Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:

Tabel I.5

Jumlah Sekolah, Guru dan Siswa di Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2015

URAIAN SD/MI SMP/MTs SMA/MA

Sekolah 515 139 63

Guru 5.664 3.245 1.583

Siswa 75.680 34.626 12.455


(15)

10

d. Kesehatan

Selain pendidikan, sektor kesehatan juga merupakan hak dasar setiap warga negara. Dengan derajat kesehatan masyarakat yang relatif baik, maka kehidupan ekonomi dan sosial budaya juga semakin baik. Oleh karena itu, penyediaan layanan dan fasilitas kesehatan harus tersedia dengan memadai serta didukung oleh tenaga medis yang juga cukup guna mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Pemerintah selalu mengupayakan peningkatan derajat kesehatan penduduk melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan. Hingga tahun 2015 sarana kesehatan yang dimiliki kabupaten ini adalah 5 unit rumah sakit, 22 unit puskesmas, 7 unit klinik, 10 unit rumah bersalin, serta 234 unit poskesdes. Selain sarana kesehatan yang semakin membaik, di tahun 2014 jumlah tenaga kesehatan terdaftar juga semakin meningkat, jumlah dokter spesialis dan dokter umum meningkat menjadi 12 dan 72 orang, sementara dokter gigi 4 orang.

Derajat kesehatan penduduk ditunjukkan melalui peningkatan angka harapan hidup penduduknya. Angka harapan hidup penduduk Kabupaten OKU Timur tahun 2013-2015 selalu meningkat dari 67,78 tahun (2013) menjadi 68,19 tahun (2015). Sementara itu rata-rata lamanya sakit penduduk senantiasa menurun menjadi 4,41 hari (2015). Hal ini berarti jika sakit, rata-rata lama sakit penduduk Oku Timur antara 4 sampai 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk OKU TIMUR menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan.

Kesehatan ibu hamil dan bayi juga merupakan salah satu indicator penting kesehatan suatu lingkungan. Salah satu indikatornya adalah penolong persalinan, dimana mayoritas masyarakat OKU Timur lebih memercayakan penolong kelahiran


(16)

11

pada bidan (85,22%). Sementara penolong kelahiran oleh dukun semakin menurun persentasenya.

Tabel I.5

Statistik Kesehatan Penduduk OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

Tempat berobat jalan penduduk (%)

Rumah Sakit 6,05 5,52 5,53

praktek Dokter/Bidan 79,56 83,84 80,16

Puskesmas 7,39 4,64 8,91

Pengobatan Tradisional 1,24 2,01 3,51

Dukun Bersalin 0,35 0 1,90

Penolong Kelahiran (%)

Dokter 11,40 5,97 11,18

Bidan 79,40 87,11 65,22

Dukun 9,20 6,92 3,60

Rata-rata Lama Sakit (hari) 6,10 5,41 4,41

Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,78 67,79 68,19

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Adapun data tenaga dokter di Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2011 – 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel I.5

Statistik Kesehatan Penduduk OKU TIMUR

URAIAN 2011 2012 2013 2014

Dokter Umum 42 54 58 72

Dokter Spesialis 6 6 8 12

Dokter Gigi 3 3 5 4

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

e. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini merupakan indeks komposit yang dapat merepresentasikan derajat kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang dirasakan langsung oleh masyarakat (manusia) pada wilayah dan selama kurun waktu tertentu. IPM dapat bertindak sebagai koreksi atas dominasi konsep pertumbuhan ekonomi yang selama ini menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan.


(17)

12

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan mencermati indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian serta kemajuan agregat pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. IPM merupakan indikator pencapaian hasil pembangunan suatu wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan, yaitu lamanya hidup, tingkat pendidikan, dan standar hidup layak.

Pada tahun 2014, IPM mengalami perubahan metodologi karena beberapa indicator sudah tidak tepat dalam penghitungan IPM seperti Angka Melek Huruf digantikan Harapan Lama Sekolah dan PDB per kapita digantikan pengeluaran per kapita disesuaikan. Selain itu penghitungan IPM juga mengalami perubahan menggunakan rata-rata geometris.

IPM OKU TIMUR selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal itu didukung oleh peningkatan tiap komponennya. Tahun 2015 IPM OKU TIMUR sebesar 67,17 meningkat 0,43 poin dari tahun sebelumnya, hal ini didukung oleh peningkatan komponen angka harapan hidup, harapan lama sekolah, dan pengeluaran per kapita disesuaikan.

Gambar 1

Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten OKU TIMUR 2013 – 2015


(18)

13

f. Ketenagakerjaan

Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah tingginya pertumbuhan angkatan kerja dan masalah pengangguran. Pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi ternyata tidak diimbangi oleh penyediaan dan penciptaan lapangan kerja baru yang seimbang. Akibatnya, penyerapan lapangan tenaga kerja yang baru tidak dapat menyerap angkatan kerja yang tersedia sehingga pengangguran sulit untuk diturunkan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk OKU TIMUR yang sempat mengalami penurunan pada tahun 2013-2014 kembali meningkat di tahun 2015 menjadi 71,68%. Perekonomian yang beranjak mening-kat menyebabkan penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) kembali berminat untuk terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan memproduksi barang maupun jasa di OKU TIMUR. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) terjadi penurunan persen-tase penduduk OKU TIMUR yang hanya mengurus rumah tangga dari 21,15% (2014) menjadi 18% (2015).

Sayangnya peningkatan minat masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan memproduksi barang maupun jasa di OKU TIMUR tidak disertai dengan lapangan usaha yang memadai sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kembali mengalami peningkatan dari 4,09% (2013) dan 4,32% (2014), menjadi 4,74% (2015). Angka TPT yang kembali menunjukkan peningkatan ini sebaiknya menjadi peringatan dini bagi pemerintah daerah untuk kembali mendorong sector riil dan semakin memberi kemudahan dalam berusaha, sehingga angka pengangguran dapat kembali ditekan.

Sesuai karakteristik perekonomian OKU TIMUR yang didominasi pertanian, maka pada tahun 2015 penyerapan


(19)

14

angkatan kerja didominasi oleh sektor primer (Agriculture) sebesar 71,11%, diikuti sektor jasa-jasa (Secunder) sebesar 25,77%. Sementara Sektor Industri (Manufacture) kurang menunjukkan perannya dalam penyerapan tenaga kerja di OKU TIMUR.

Tabel I.6

Statistik Ketenagakerjaan OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

TPAK (%) 66,52 66,45 71,68

Pengangguran Terbuka (%) 4,09 4,32 4,74

Bekerja (%) 95,91 95,68 95,26

Sektor A (%) 63,81 62,32 71,11

Sektor M (%) 8,24 4,41 3,12

Sektor S (%) 27,96 33,26 25,77

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

g. Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Indikator kesejahteraan penduduk dapat dicerminkan oleh besarnya pengeluaran perkapita yang juga merefleksikan daya beli penduduk terhadap barang dan jasa, baik untuk konsumsi maupun investasi (saving).

Selama periode 2011-2014 konsumsi penduduk Kabupaten OKU Timur menunjukkan pola yang semakin membaik. Jika pada tahun 2011 pengeluaran per kapita per bulan penduduk OKU Timur hanya sebesar Rp.616,35 ribu dan tahun 2012 naik menjadi Rp.620,17 ribu dan tahun 2014 menjadi Rp.718,40 ribu. Kenaikan pengeluaran penduduk yang diiringi dengan stabilitas inflasi dapat merefleksikan daya beli penduduk yang juga meningkat.

Lebih dari separuh dari pengeluaran konsumsi masyarakat OKU Timur masih digunakan untuk keperlu-an makanan, yaitu sebesar 53,21%. Sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan non makanan, seperti pe-rumahan, pendidikan, dsb.


(20)

15

Meningkatnya pengeluaran perkapita penduduk menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga di OKU TIMUR. Di tengah hadangan kenaikan harga yang terus-menerus ternyata daya beli masyarakat masih dapat meningkat. Artinya, setelah dikurangi kenaikan harga-harga (inflasi), pendapatan masyarakat masih mengalami surplus.

Tabel I.6

Statistik Pengeluaran Penduduk OKU TIMUR

URAIAN 2012 2013 2014

Pengeluaran Perkapita (000 Rp) 620,17 632,06 718,40

Makanan (%) 49,65 54,08 53,21

Non Makanan (%) 50,35 45,91 46,79

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Selain itu, bertambah besarnya tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten OKU TIMUR dapat juga dilihat dari kondisi perumahannya. Kondisi perumahan dan fasilitas yang ada di dalamnya dapat merefleksikan tingkat kesejahteraan penghuninya (penduduk). Salah satu indikasi rumah sehat menurut badan kesehatan dunia adalah yang luas lantai per kapitanya lebih dari 10m2 karena luas lantai yang sempit dapat

mengurangi konsumsi oksigen dan mempercepat penularan penyakit. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang diadakan setiap tahun, persentase rumah yang memiliki luas lantai per kapita di bawah 10 m2 di OKU TIMUR

sebesar 17,46% (2012), turun menjadi 15,20% (2013) dan terus menurun menjadi 12,9% (2015).

Peningkatan kondisi perumahan di OKU TIMUR diindikasikan dengan kondisi beberapa indicator perumahan diantaranya lantai bukan tanah, sumber penerangan listrik, dan air bersih yang persentasenya terus meningkat setiap tahunnya.

Peningkatan kesejahteraan pada umumnya berbanding lurus dengan kesadaran penduduk atas pentingnya kesehatan.


(21)

16

Seiring dengan hal itu, maka penggunaan tempat pembuangan akhir tinja berupa jamban septik juga meningkat pesat dari 53,17% (2012) menjadi 72,5% (2015). Walaupun begitu perlu dicermati bahwa masih ada sekitar 27,5% rumah masih menggunakan lubang tanah, kolam, sawah, sungai, danau, atau kali sebagai tempat pembuangan akhir tinja.

Tabel I.6

Statistik Perumahan OKU TIMUR

URAIAN 2012 2013 2014 2015

Luas Lantai Perkapita < 10 m2 (%)

17,46 15,20 12,30 12,90

Lantai Bukan Tanah (%) 90,13 90,50 92,61 94,30 Sumber Penerangan

Listrik (%)

97,61 98,17 98,23 99,20

Air Bersih (%) 63,21 66,39 77,25 87,30

Jamban Sendiri Dengan Septik (%)

53,17 60,20 72,50 72,50

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Dari sisi kemiskinan, persentase penduduk miskin di Kabupaten OKU TIMUR mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2013, persentase penduduk miskin Kabupaten OKU TIMUR sebesar 10,28%, pada Tahun 2014 turun menjadi 10,13%.

4. Kondisi Perekonomian a. Sektor Unggulan

i. Pertanian

Kabupaten OKU TIMUR merupakan daerah yang sangat potensial untuk pengembangan pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, buah-buahan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Potensi ini ditunjukkan dengan angka produktivitas dan luas areal lahan pertanian.

Sebagai salah satu lumbung pangan di Sumatera Selatan, OKU TIMUR memiliki kawasan persawahan yang luas dan diairi jaringan irigasi teknis yang senantiasa


(22)

17

direvitalisasi. Namun usaha di kategori pertanian juga bergantung pada faktor musim yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh teknologi. Kondisi tersebut mengakibatkan produksi hasil pertanian mengalami gangguan, bahkan di beberapa tempat terjadi gagal panen. Tersedianya jaringan irigasi teknis di OKU TIMUR dapat meminimalisir dampak kemarau sehingga ketahanan pangan masih dapat dipertahankan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi tanaman pangan khususnya padi yang meningkat. Produksi padi di Kabupaten OKU TIMUR meningkat dari 715,14 ton di tahun 2014 menjadi 861,24 ton di tahun 2015. Perbaikan teknologi pertanian juga terlihat dari produktivitas padi yang meningkat dari 54,38 ton/ha (2014) menjadi 60,77 ton/ha (2015).

Produktivitas tanaman menunjukkan kemampuan tanaman berproduksi tiap hektar. Dapat dilihat bahwa produktivitas ubi kayu adalah yang tertinggi, yaitu 175,55 ton/hektar. Hal ini berarti bahwa petani dapat menghasilkan 175,55 ton ubi kayu per hektar. Sementara itu produkstivitas tanaman kedelai paling rendah, sebesar 8,05 ton/hektar.

Tabel I.6

Statistik Pertanian Tanaman Bahan Makanan OKU TIMUR URAIAN LUAS PANEN (000 Ha) PRODUKSI (000 TON)

2013 2014 2015 2013 2014 2015

Padi Sawah 132,11 131,50 141,73 726,01 715,14 861,24

Padi Ladang 1,91 0,96 1,60 4,13 2,51 3,20

Jagung 9,20 8,53 7,77 62,91 60,55 44,51

Kedelai 0,79 0,87 0,75 0,93 1,01 0,67

Kacang Tanah 3,39 0,47 0,32 0,50 0,40 0,30

Ubi Kayu 2,01 1,91 1,75 35,67 28,39 30,77

Ubi Jalar 1,16 0,23 0,14 1,02 2,97 1,69


(23)

18

ii. Perkebunan

Perkebunan di wilayah Kabupaten OKU TIMUR ini merupakan sub sektor pertanian yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian daerah Kabupaten OKU TIMUR. Jenis tanaman perkebunan pada tahun 2015 yang dijumpai di wilayah ini adalah karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, lada dan kakao.

Hasil produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel I.7

Statistik Perkebunan OKU TIMUR Tahun 2015 No Jenis

Perkebunan

Luas Lahan (Ha)

Jumlah Produksi (Ton)

1 Karet 75.072,04 35.755.342,50

2 Kelapa 3.168,03 2.626.635,00

3 Kelapa Sawit 6.809,03 55.913.721,00

4 Kopi 2.138,21 2.169.672,00

5 Lada 2.295,93 3.047.545,00

6 Kakao 814,09 367.177,77

Sumber: OKU TIMUR Dalam Angka 2016

iii.Peternakan dan Perikanan

Sub sektor peternakan, baik ternak besar, ternak kecil dan unggas berkembang cukup baik, namun pada umumnya usaha peternakan di OKU TIMUR merupakan usaha rumah tangga yang bersifat sampingan. Belum ada perusahaan besar yang berinvestasi di bidang peternakan di Kabupaten OKU TIMUR, akan tetapi usaha peternakan tetap berkembang. Demikian juga usaha perikanan, masih didominasi oleh usaha rumah tangga yang masih mengandalkan kemurahan alam.

Populasi hewan ternak di OKU TIMUR pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:


(24)

19

Tabel I.7

Statistik Peternakan OKU TIMUR Tahun 2015

No Jenis Ternak Populasi (Ekor) Jumlah Yang Dipotong (Ekor)

1 Sapi Potong 63.430 8.790

2 Kerbau 2.919 27

3 Kambing 37.347 16.618

4 Domba 6.496 2.648

5 Babi 17.374 8.500

Sumber: OKU TIMUR Dalam Angka 2016

Untuk jenis unggas, populasi ayam kampung di OKU TIMUR pada tahun 2015 sebanyak 518.669 ekor dengan produksi daging 510.497 Kg, Ayam Petelur sebanyak 3500 ekor dengan produksi daging 455.353 Kg, Ayam Pedaging sebanyak 180.033 ekor dengan produksi daging 1.673.840 Sedangkan populasi itik pada tahun 2015 sebanyak 156.167 ekor dengan produksi daging 96.012 Kg.

Usaha bidang perikanan yang terdapat di Kabupaten OKU TIMUR dikelompokkan ke dalam usaha perikanan perairan umum (danau, rawa dan sungai) dengan produksi sebesar 477,43 Ton dan usaha perikanan yang khusus dibudidayakan di kolam, sawah dan keramba dengan produksi sebesar 42.417,80 Ton. Dengan demikian, total produksi ikan di Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2015 adalah sebesar 42.895,23 Ton.

iv. Pertambangan dan Energi

Sektor pertambangan dan energi dapat menjadi sektor andalan dan aset Kabupaten OKU TIMUR. Untuk itu, perlu dimanfaatkan secara optimal agar di masa yang akan datang dapat memberikan kontribusinya dalam pembangunan dan pengembangan wilayah. Kekayaan bahan galian alam dan energi yang cukup besar di Kabupaten OKU TIMUR sangatlah potensial untuk dikembangkan mengingat baru sebagian kecil saja yang dimanfaatkan atau dikelola.


(25)

20

Kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten OKU Timur masih didominasi oleh penggalian golongan C, yang terdiri dari penggalian pasir, batu/koral, dan tanah liat. Usaha penggalian pasir dan koral di kabupaten ini kebanyakan dilakukan di sepanjang aliran Sungai Komering. Kualitas pasir dan koral yang berasal dari Sungai Komering ini terkenal baik, akibatnya permintaan datang dari kabupaten/wilayah lain, seperti OKU, OKUS, OKI dan bahkan Lampung. Potensi bahan galian golongan A dan B seperti minyak bumi, gas dan batubara masih merupakan potensi OKU TIMUR namun belum dieksploitasi.

Nilai tambah yang tercipta akibat berbagai usaha penggalian di Kabupaten OKU TIMUR juga meningkat akibat peningkatan jumlah produksi dan harga. Jika pada tahun 2010 nilai tambah kategori penggalian ini sebesar Rp 169,71 miliar, kini meningkat menjadi Rp 309,28 miliar di tahun 2015.

Sebagai sumber penerangan dan energi baik di sektor rumah tangga maupun industri, listrik memegang peran yang sangat vital. Produksi listrik di OKU TIMUR sebesar 136,83 juta Kwh (2015), naik dari tahun lalu yang hanya 130,06 juta Kwh (2014). Kenaikan ini juga seiring dengan kenaikan jumlah konsumen yang menggunakan listrik PLN dari 58.654 pelanggan (2013) menjadi 64.160 pelanggan (2014) bertambah kembali menjadi 68.752 pelanggan (2015).

Tabel I.8

Statistik Energi OKU TIMUR

URAIAN 2013 2014 2015

Produksi Listrik (KWh)

113.612.866 130.834.151 136.834.151

Pelanggan Listrik 58.654 64.160 68.752

Pelanggan PDAM 2.731 2.857 3.377

Air Yang Disalurkan PDAM

976.575 971.393 1.040.006


(26)

21

v. Industri Pengolahan dan Perdagangan

Kabupaten OKU TIMUR sebenarnya memiliki potensi di bidang industri pengolahan dan perdagangan. Di bidang industri pengolahan, keberadaan hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah dapat menjadi peluang industri pengolahan. Meskipun demikian, hingga saat ini sektor industri pengolahan belum berperan penting dalam perekonomian Kabupaten OKU TIMUR dibandingkan dengan sektor pertanian dan perdagangan.

Kategori industri pengolahan belum berperan secara signifikan dalam perekonomian Kabupaten OKU TIMUR dibandingkan dengan kategori pertanian dan perdagangan. Kontribusi kategori industri pengolahan di kabupaten ini hanya sebesar 6,52 persen (2010), dan selanjutnya terus meningkat hingga 7,92 persen (2015).

Meski kategori industri pengolahan bukan termasuk kategori potensial di kabupaten ini, namun sejak 4 tahun terakhir pertumbuhan kategori ini terus tumbuh secara signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi OKU TIMUR, bahkan tahun 2015 pertumbuhannya mencapai 9,21% dengan nilai tambah yang dihasilkan Rp 870,86 miliar. Jenis industri yang berkembang kebanyakan adalah industri kecil dan rumah tangga (industri dengan tenaga kerja kurang dari 20 orang).

Berdasarkan Survei Perusahaan Manufaktur Tahunan dimana yang menjadi responden adalah perusahaan berskala Menengah dan Besar (tenaga kerja lebih dari 20 orang) maka terdapat 241 orang tenaga kerja dari 8 perusahaan berskala besar di OKU TIMUR dengan nilai investasi mencapai Rp 255.358.500,- dan nilai produksi sebesar Rp 89.468.377,-.


(27)

22

Kategori perdagangan memainkan peran penting sebagai penghubung antara produsen dan konsumen. Melalui proses inilah kategori perdagangan mendapat keuntungan atau margin perdagangan. Semakin besar omset (tingkat transaksi) antara produsen dan konsumen maka margin yang tercipta juga semakin besar. Dalam perekonomian OKU TIMUR kategori perdagangan memberikan kontribusi yang cukup signifikan dan rata-rata di atas 12%. Terdapat 1.959 pedagang yang tercatat dalam 11 pasar yang lebih dari tiga perempatnya didominasi oleh pedagang kecil sebanyak 1.519 pedagang.

Kontribusi kategori perdagangan dalam perekonomian OKU TIMUR merupakan ketiga terbesar setelah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan kategori Konstruksi. Tingginya kontribusi kategori perdagangan menunjukkan peran penting kategori ini dalam menopang perekonomian OKU TIMUR, melalui pembukaan lapangan kerja dan penciptaan nilai tambah.

Pertumbuhan kategori perdagangan kembali meningkat, yaitu 7,50% (2015) setelah sempat melambat di tahun 2014 (6,75%).

Upaya pemerintah Kabupaten untuk menggairahkan perdagangan dilakukan dengan merevitalisasi infrastruktur pasar secara bertahap agar pedagang maupun pembeli lebih nyaman dalam melakukan aktivitas jual beli barang/jasa. Bangunan pasar tradisional yang sudah tidak representatif secara bertahap dilakukan renovasi agar pedagang maupun pembeli lebih nyaman dalam melakukan aktivitas transaksi barang dan jasa.


(28)

23

vi. Pariwisata

Pariwisata diyakini merupakan salah satu kategori pembangkit tumbuhnya berbagai aktivitas ekonomi dan sekaligus mampu mengembangkan serta melestarikan budaya lokal. Daerah di OKU TIMUR dengan tempat wisata terbanyak adalah Kecamatan Martapura dengan 12 tempat wisata, mulai dari wisata air, wisata alam, wisata kuliner, sampai wisata budaya dan ziarah.

Daya tarik pariwisata selain ditentukan oleh faktor keindahan alam, budaya dan event tertentu juga bergantung pada sarana prasarana pendukung, seperti hotel, restoran dan hiburan. Hingga Tahun 2015 terdapat 7 hotel/penginapan dengan 1 hotel berbintang dan 26 Restoran. Kenyamanan dan keamanan daerah juga menjadi pertimbangan utama para pelancong dalam memilih tujuan wisatanya. Belum optimalnya fasilitas penunjang pariwisata serta persepsi masyarakat tentang kemananan yang tampaknya belum sepenuhnya dapat dikikis menyebabkan kurang optimalnya perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke OKU TIMUR.

Meskipun begitu, geliat masyarakat untuk berwisata di daerah ini mulai bangkit. Hal ini ditunjukkan dengan penciptaan nilai tambah kategori penunjang pariwisata (penyediaan akomodasi dan makan minum) juga meningkat, yaitu dari 55,03 miliar (2010) menjadi Rp 136,84 miliar (2015). Begitupun dengan laju pertumbuhan kategori ini yang selama 5 tahun terakhir selalu menunjuk angka di atas 9%, yaitu 9,57% (2011), 9,80% (2012), 9,87% (2013), 9,91% (2014), dan 10,05% (2015).


(29)

24

vii.Transportasi dan Komunikasi

Sarana transportasi dan media komunikasi merupakan urat nadi bagi keberlangsungan aktivitas sosial, ekonomi, pemerintahan dan pembangunan. Ketersediaan sarana-prasarana transportasi dan komunikasi kini menjadi salah satu indikator utama yang menentukan daya saing suatu wilayah.

Sarana transportasi utama yang ada di OKU TIMUR adalah transportasi darat, yang didukung jalan negara (21,31 km), jalan provinsi (206,71 km) dan jalan kabupaten (932,58 km). Dari 932,58 km jalan kabupaten, 310,29 km dalam kondisi baik, 490 km dalam kondisi sedang, sisanya rusak (132,29 km). Keseluruhan jalan tersebut sebagian telah diaspal (356,79 km), sisanya merupakan jalan kerikil (575,78), sedangkan jalan tanah sudah tidak ada di tahun 2014.

Adanya pembangunan jalan meningkatkan nilai tambah sector angkutan darat dari Rp 54,86 miliar (2010) menjadi 92,80 miliar (2014).

Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga memengaruhi pola komunikasi masyarakat OKU TIMUR. Masyarakat kini mulai beralih dari telepon rumah ke telepon selular, tercermin dari sedikitnya rumah tangga yang memiliki telepon rumah, hanya 1,04% (2014). Rumah tangga yang memiliki telepon selular (HP) makin meningkat dari 84,96 (2012) menjadi 86,36% (2013) dan terus meningkat menjadi 88,96% (2014). Seiring perkembangan jaman, masyarakat lebih membutuhkan kepraktisan dan kemudahan dalam berkomunikasi dimana saja dan kapan saja.


(30)

25

b. Statistik Indikator Perekonomian i. Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator ekonomi makro suatu wilayah masih merupakan ukuran yang valid untuk digunakan dalam melihat potensi sekaligus perkembangan kapasitas perekonomian suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.

PDRB sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Dengan fakta ini, maka PDRB sering dijadikan acuan dalam menilai tingkat capaian pembangunan ekonomi suatu wilayah, baik antar periode maupun antar daerah. Pada tahun 2014, PDRB dihitung menggunakan tahun dasar baru, yaitu 2010. pergantian tahun dasar ini diharapkan ukuran PDRB lebih mewakili kondisi terkini. Nilai PDRB (ADHB) meningkat dari Rp 6,09 triliun (2010) menjadi Rp 10,99 triliun (2015) dengan pertumbuhan 6,82%. Hal ini juga sejalan dengan per-cepatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Provinsi Sumatera Selatan. PDRB Kabupaten OKU TIMUR adalah sebagai berikut:

Tabel I.9

PDRB Kabupaten OKU TIMUR

No Tahun

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(Juta Rupiah)

PDRB Atas Dasar Harga Konstan

(Juta Rupiah)

1 2013 8.775.034,33 7.435.450,17 2 2014 9.764.619,63 7.821.515,83 3 2015 10,999.597,22 8.354.954,40

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

Dari data di atas, terlihat bahwa PDRB Kabupaten OKU TIMUR semakin meningkat tiap tahunnya, baik atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Hal ini berarti perkembangan kapasitas perekonomian di Kabupaten OKU TIMUR semakin baik.


(31)

26

ii. Struktur Perekonomian

Kabupaten OKU TIMUR merupakan Lumbung Pangan di Provinsi Sumatera Selatan sehingga memberikan pengaruh tersendiri pada karakteristik ekonomi wilayah ini. Berdasarkan kontribusi masing-masing sektor (lapangan usaha) dalam PDRB, tampak bahwa perekonomian daerah Kabupaten OKU TIMUR masih didominasi oleh sektor primer, dimana sektor pertanian masih merupakan sektor unggulan atau “leading sector” sebagai penyumbang utama PDRB Kabupaten OKU TIMUR.

Tabel I.10

Distribusi Persentase PDRB OKU TIMUR 2015

No Sektor

Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

37.81 % 43.06% 2 Pertambangan dan

Penggalian

2.81 % 2.55 % 3 Indutri Pengolahan 7.92 % 7.14 % 4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.04 % 0.05 % 5 Limbah dan Daur Ulang 0.01 % 0.01 % 6 Konstruksi 18.97 % 16.08 % 7 Perdagangan Besar dan

Eceran

14.13 % 12.99 % 8 Transportasi dan

Pergudangan

1.17 % 1.16 % 9 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

1.24 % 1.05 % 10 Informasi dan Komunikasi 0.91 % 1.15 % 11 Jasa Keuangan dan

Asuransi

0.93 % 0.97 % 12 Real Estat 2.69 % 2.80 % 13 Jasa Perusahaan 0.04 % 0.04 % 14 Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

7.43 % 6.68 % 15 Jasa Pendidikan 2.07 % 2.26 % 16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

0.99 % 1.12 % 17 Jasa Lainnya 0.83 % 0.89 %


(32)

27

iii.Pendapatan Per Kapita

Dalam mengukur kemajuan perekonomian wilayah tidak cukup hanya dilihat dari sisi nilai PDRB yang tercipta, harus pula dipertimbangkan seberapa besar dampaknya bagi peningkatan kesejahteraan penduduk. Dalam hal ini dikenal dengan istilah pendapatan per kapita yang merupakan hasil pembagian antara nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan per kapita penduduk OKU Timur meningkat dari Rp 9,97 juta (2010) menjadi Rp 16,94 juta (2015).

Secara umum, besaran pendapatan per kapita didapat dari pembagian besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode waktu tertentu. Sebagai indikator ekonomi makro, pendapatan per kapita suatu wilayah dapat memberi informasi awal mengenai tingkat kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan per kapita penduduk maka semakin sejahtera masyarakatnya.

Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten OKU TIMUR mengalami peningkatan secara konstan dan stabil dari tahun ke tahun baik dihitung berdasarkan harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Informasi mengenai hal ini dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel I.11

Pendapatan Per Kapita Penduduk OKU TIMUR 2015

No Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Rp)

Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

1 2013 13.840.000 11.720.000

2 2014 15.200.000 12.180.000

3 2015 16.940.000 12.870.000


(33)

28

iv. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dalam melihat hasil pembangunan yang telah dilaksanakan, khususnya di dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan agregat dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan adanya penurunan.

Indikator ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana capaian pembangunan ekonomi suatu wilayah secara riil dan keberhasilan pembangunan yang telah dicapai oleh suatu daerah. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKU TIMUR pada tahun 2013 sebesar 6,96% turun menjadi 5,19% pada tahun 2014, kemudian pada tahun 2015 meningkat menjadi 6,82 %.

Gambar 2

Grafik Pertumbuhan Ekonomi OKU TIMUR


(34)

29

v. Tingkat Inflasi

Secara umum, tingkat kenaikan harga barang dan jasa secara agregat lebih dikenal dengan istilah inflasi, sedangkan tingkat penurunan harga barang dan jasa secara agregat lebih dikenal dengan istilah deflasi. Inflasi pada tingkat wajar sesungguhnya adalah stimulus yang baik bagi bertumbuhnya kegiatan ekonomi, khususnya pada sektor produksi atau sektor riil.

Inflasi adalah indikator ekonomi makro yang menggambarkan kenaikan harga-harga umum berbagai komoditi dalam perekonomian, kondisi sebaliknya disebut dengan deflasi. Dalam ekonomi, terjadinya perubahan harga terkait adanya mekanisme supply dan demand di pasar yang saling bersaing. Dalam pasar persaingan sempurna, peningkatan permintaan akan mendorong terjadinya inflasi.

BPS menghitung inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dihitung di 82 kota IHK. IHK adalah indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. Jenis barang dan jasa tersebut dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi, dan olahraga; transpor dan komunikasi. Untuk provinsi Sumatera Selatan, IHK dihitung di Kota Palembang dan Lubuk Linggau. Sementara untuk OKU TIMUR penghitungan inflasi didekati dengan laju implisit PDRB. Inflasi OKU TIMUR cenderung stabil dengan inflasi di tahun 2015 sebesar 5,72%.

Laju inflasi PDRB Kabupaten OKU TIMUR berfluktuasi dari tahun ke tahun. Selama periode tahun 2012-2014 laju inflasi di OKU TIMUR sebagai berikut:


(35)

30

Gambar 3

Grafik Inflasi OKU TIMUR

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

vi. Sektor Perbankan dan Investasi

Pertumbuhan nilai tambah kategori jasa keuangan dan asuransi di OKU TIMUR sempat menurun selama 2008-2009 dan mengalami recovery selama 2010-2015. Pada tahun 2011 pertumbuhan kategori ini mencapai 7,39% dan meningkat pesat menjadi 8,62% (2012), namun kemudian sedikit melambat menjadi 7,09% (2014) dan kembali melambat menjadi 4,58% (2015). Perlambatan pertumbuhan kategori jasa keuangan dan asuransi di OKU TIMUR lebih didominasi oleh perlambatan subkategori perbankan. Hal ini sejalan dengan data pinjaman yang diberikan Bank Umum dan BPR yang men-galami perlambatan.

Berdasarkan Statistik Ekonomi Keuangan Daerah yang diterbitkan Bank Indonesia, pinjaman yang diberikan Bank Umum dan BPR lebih banyak diberikan kepada bukan lapangan usaha sebesar Rp 710,15 miliar, diantaranya pinjaman untuk rumah tinggal, ruko dan rutan, kendaraan bermotor, dan lainnya. Sementara pinjaman untuk lapangan


(36)

31

usaha sebesar Rp 522,92 miliar, yang didominasi oleh lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Pinjaman tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor riil dan membuka lapangan pekerjaan baru di OKU TIMUR.

Tabel I.12

Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank Umum dan BPR Menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi Proyek di

OKU TIMUR Tahun 2015 (Juta Rp)

URAIAN Besar Pinjaman

(Juta Rupiah)

Pinjaman Berdasarkan Lapangan Usaha 522.920

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

225.090 Pertambangan dan Penggalian 217 Industri Pengolahan 50.303 Konstruksi 13.795 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 205.297 Pengangkutan dan Komunikasi 2.800 Keuangan, Real estate, dan Jasa Perusahaan 13.605 Jasa-Jasa 11.183

Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 710.151

Rumah Tinggal 3.788 Ruko dan Rukan 6.899 Kendaraan Bermotor 26.034 Lainnya 673.430

Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016

B

B.. GGAAMMBBAARRAANNUUMMUUMMPPEEMMEERRIINNTTAAHHAANN DDAAEERRAAHH

Menindaklanjuti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur membentuk perangkat Pemerintahan Kabupaten sebagai berikut:

• Sekretariat Daerah, terdiri dari 1 Sekretaris Derah, 4 Asisten, 12 Bagian;

• Dinas Daerah, sebanyak 18 Dinas Daerah ;

• Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari Inspektorat Daerah, 11 Badan, 1 unit RSUD ;


(37)

32 • Sekretariat DPRD;

• Sekretariat Dewan Pengurus Korpri; • Kecamatan, sebanyak 20 kecamatan • Kelurahan, sebanyak 7 kelurahan • Desa, sebanyak 289 Desa

• Desa Persiapan sebanyak 10 Desa

1. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah Kabupaten OKU TIMUR dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Nomor 2 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering UluTimur.

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi pemerintahan, administrasi pembangunan, administrasi kemasyarakatan, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah kabupaten.

Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup:

1) Pengkoordinasi perumusan kebijakan Pemerintah Kabupaten.

2) Penyelenggaraan administrasi pemerintahan, administrasi pembangunan, dan administrasi kemasyarakatan.

3) Pengelola sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana Pemerintahan Kabupaten.


(38)

33

4) Pelaksana tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari : 5) Sekretaris Daerah

6) Asisten, terdiri dari Asisten Tata Pemerintahan dan Administrasi (Asisten I) dan Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Asisten II), Asisten Administrasi Umum dan Keuangan (Asisten III), dan Asisten Kesejahteraan Rakyat (Asisten IV)

7) Bagian, terdiri dari 12 bagian yaitu Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol, Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Bagian Administrasi Pembangunan, Bagian Perekonomian, Bagian Kesra, Bagian Pemberdayaan Perempuan, Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Bagian Perlengkapan, Bagian Umum, Bagian Rumah Tangga.

2. Dinas Daerah

Dinas Daerah Kabupaten OKU TIMUR dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, yang direvisi dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 2 tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan perubahan kedua Nomor 36 tahun 2007 tentang Perubahan Kedua Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.


(39)

34

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Daerah Kabupaten OKU TIMUR sebanyak 18 Dinas adalah sebagai berikut

1) Dinas Pendidikan Nasional 2) Dinas Kesehatan

3) Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga 4) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan 5) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya 6) Dinas Perhubungan

7) Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pasar (DKKP) 8) Dinas Kesejahteraan Sosial

9) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

10)Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Penanaman Modal

11)Dinas Pendapatan Daerah

12)Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa 13)Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 14)Dinas Peternakan dan Perikanan

15)Dinas Kehutanan dan Perkebunan 16)Dinas Pertambangan dan Energi 17)Dinas Perindustrian dan Perdagangan 18)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

3. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Kabupaten OKU TIMUR dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur direvisi dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2006.


(40)

35

Lembaga Teknis Daerah merupakan perangkat kelembagaan daerah yang berupa badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang, berfungsi membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala badan/kepala kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis terdiri dari 11 badan / Inspektorat, dan 5 Kantor.

Lembaga Teknis berupa Badan adalah sebagai berikut : 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda);

2)Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKD);

3)Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda);

4)Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;

5)Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; 6)Badan Pengelola Aset Daerah;

7)Badan Pengelola Administrasi Keuangan Daerah (BPAKD);

8)Badan Pariwisata Seni dan Budaya; 9)Badan Penanggulangan Bencana; 10) Badan Kesbang dan Linmas; 11) Badan Narkotika Kabupaten; 12) Inspektorat Kabupaten;

13) Rumah Sakit Umum Daerah Gumawang; 14) Sekretariat Dewan;

15) Sekretariat Dewan Pengurus Korpri;

Sedangkan berupa Kantor adalah sebagai berikut: 16) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja


(41)

36

17) Kantor Pemuda dan Olahraga 18) Kantor Informasi dan Komunikasi 19) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 20) Kantor Pelayanan Terpadu

4. Pemerintah Kecamatan

Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari Camat, Sekretaris Kecamatan, dan empat Kasi.

Jumlah Kecamatan Lingkup Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR selama Tahun 2016 sebanyak 20 Kecamatan adalah sebagai berikut :

1) Kecamatan Martapura

2) Kecamatan Buay Pemuka Peliung 3) Kecamatan Buay Madang

4) Kecamatan Buay Madang Timur 5) Kecamatan Madang Suku I

6) Kecamatan Madang Suku II 7) Kecamatan Madang Suku III 8) Kecamatan Belitang I

9) Kecamatan Belitang II 10) Kecamatan Belitang III 11) Kecamatan Cempaka

12) Kecamatan Semendawai Suku III 13) Kecamatan Semendawai Timur 14) Kecamatan Semendawai Barat 15) Kecamatan Bunga Mayang 16) Kecamatan Jayapura

17) Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja 18) Kecamatan Belitang Madang Raya 19) Kecamatan Belitang Mulya


(42)

37 C

C.. MMAAKKSSUUDD DDAANN TTUUJJUUAANNPPEENNYYUUSSUUNNAANNLLAAKKIIPP

1. Pengertian LAKIP

LAKIP adalah media pertanggungjawaban yang berisi informasi capaian kinerja instansi pemerintah. Perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Kinerja Instansi Pemerintah itu sendiri adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang mengidentifikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Adapun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi

pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan dan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan stratejik, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja pemerintah Kabupaten OKU TIMUR yang bisa dicapai pada saat akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para Stakeholder dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).


(43)

38

2. Tujuan Penyusunan LAKIP

Penyusunan LAKIP ditujukan untuk :

• Memberi pertanggung jawaban kepada pemberi amanah (unit lebih rendah kepada unit yang lebih tinggi/stakeholder).

• Memberi dasar bagi pengambilan keputusan untuk perbaikan dalam mencapai kehematan, efesiensi dan efektivitas pelaksanaan tupoksi, dalam upaya mencapai misi dan visi.

• Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan (khususnya jangka pendek dan jangka menengah).

3. Fungsi LAKIP

Penyusunan LAKIP berfungsi sebagai:

• Umpan balik untuk pengambilan keputusan pihak-pihak terkait

• Alat perbaikan manajemen kepemerintahan di lingkungan instansi pemerintah

• Media pertanggung jawaban kepada lembaga legislatif • Media pertanggung jawaban kepada publik

4. Manfaat LAKIP

Penyusunan LAKIP bermanfaat untuk:

• Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan secara baik dan benar (good governance).

• Mendorong tumbuhnya instansi pemerintah yang akuntabel, sehingga beroperasi secara efesien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat & lingkungannya.


(44)

39

• Memberi masukan dan umpan balik bagi yang berkepentingan untuk dasar pengambilan keputusan dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

• Memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Aspek Akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP sebagai sarana pertanggung jawaban pemerintah Kabupaten OKU TIMUR atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama Tahun 2016. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran stratejik telah dicapai selama Tahun 2016

Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2016 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen pemerintah Kabupaten OKU TIMUR bagi upaya–upaya perbaikan kinerja di masa datang sehingga dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

D

D.. SSIISSTTEEMMAATTIIKKAA PPEENNYYUUSSUUNNAANN LLAAKKIIPP

LAKIP Kabupaten OKU TIMUR Tahun 2016 ini disusun dengan mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah . Adapun sistematika penyusunan LAKIP ini adalah sebagai berikut :


(45)

40

a. Bab I : Pendahuluan, minimal memuat: 1. Gambaran Umum Daerah 2. Organisasi Pemerintah Daerah 3. Maksud dan Tujuan LAKIP 4. Format Penulisan LAKIP

b. Bab II : Perencanaan Stratejik dan Perjanjian Kinerja 1. Perencanaan Stratejik

2. Perjanjian Kinerja

c. Bab III : Akuntabilitas Kinerja SKPD 1. Analisis Capaian Kinerja 2. Akuntabilitas Keuangan 3. Aspek Pendukung Lainnya

4. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Lalu d. Bab IV : Penutup

1. Simpulan Capaian Kinerja 2. Permasalahan


(46)

41

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN STRATEJIK

1. RPJMD Kabupaten OKU TIMUR

RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2016-2021 adalah pelaksanaan tahap ketiga dari RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2005-2025. Dalam RPJPD tersebut arah kebijakan dalam pelaksanaan tahap ketiga ini meliputi:

a)Kondisi aman dan damai yang makin mantap sejalan dengan makin mantapnya nilai demokrasi yang menitik beratkan pada prinsip toleransi, non diskriminasi dan kemitraan. Bersamaan dengan itu kesadaran dan penegakan hukum berkembang makin mantap serta profesionalisme aparatur pemerintah daerah yang mampu mendukung pembangunan nasional.

b)Kesejahteraan rakyat terus membaik dan kualitas sumber daya manusia terus meningkat ditandai dengan meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pendidikan yang efektif dan efisien, meningkatnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak serta tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang.

c) Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi, terpenuhinya kebutuhan listrik perdesaan, terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsinya.


(47)

42

d)Selain itu pengembangan infrastruktur perdesaan terus dikembangkan terutama yang mendukung pembangunan pertanian yang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal.

2. Visi Kabupaten OKU TIMUR

Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah serta merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana dan bagaimana Pemerintah Kabupaten OKU TIMUR harus dibawa dan berkarya agar konsisten, eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten OKU TIMUR untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan visi tersebut.

Visi pada prinsipnya merupakan gambaran mengenai sosok masa depan yang bersifat memberi inspirasi dan motivasi kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap masa depan Kabupaten OKU TIMUR. Visi yang telah ditetapkan perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi dan masyarakat sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya yang ada untuk menciptakan manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia serta masyarakat yang makin sejahtera dalam pembangunan yang berkelanjutan dengan didorong oleh perekonomian yang makin maju, mandiri dan merata di seluruh wilayah dengan didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai serta memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa yang dijiwai oleh karakter yang tangguh dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dilaksanakan secara demokratis dan menjunjung tinggi tegaknya supremasi hukum.


(1)

1 2 3 4 5 6 7

3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD % 99.10 99 100.10

4 rasio jumlah siswa dengan guru jenjang SD % 3,00 17 560.00

5 rasio jumlah siswa dengan guru jenjang SMP % 2,60 12 449.62

6 rasio jumlah siswa dengan guru jenjang SMA % 2.75 11 408.73

7 Rata-Rata Nilai UAN SD % 7,60 7 92.50

8 Rata-Rata Nilai UAN SMP % 45,60 44 97.43

9 Rata-Rata Nilai UAN SMA IPA % 55,56 48 86.65

10 Rata-Rata Nilai UAN SMA IPS % 48,57 43 89.11

11 Rata-Rata Nilai UAN SMK % 56,32 51 90.91

12 Rasio jumlah pendidik dengan peserta didik Paud % 7,00 11 157.14

13 Persentase Kelulusan SD % 100 100 100.00

14 Persentase Kelulusan SMP % 100 100 100.00

15 Persentase Kelulusan SMA % 100 100 100.00

16 Persentase Kelulusan SMK % 100 100 99.95

17 Jumlah lembaga PAUD Unit 400

-18 Jumlah Guru Yang telah Lulus Sertipikasi Orang 3,196 3 102.13

19 Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP % 99,60 100 99.96

20 Angka Partisipasi Murni (APM) SLTP % 84,58 85 100.14

21 Jumlah Sekolah penerima dana Program Sekolah Gratis tingkat SD/MI Sekolah 518 517 99.81 22 Jumlah Sekolah penerima dana Program Sekolah Gratis tingkat SMP/MTS Sekolah 140 141 100.71 23 Jumlah Sekolah penerima dana Program Sekolah Gratis tingkat SMA/MA/SMK Sekolah

73

70 95.89

24 Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTA % 71,12 71 100.06

25 Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) SLTA % 61,34 61 100.10

26 Jumlah SKPD yang berpartisipasi dalam pengumpulan arsip inaktif SKPD 6 5 83.33

27 Jumlah peserta yang ikut sosialisasi/penyuluhan kearsipan orang 40 0 0

28 Jumlah pengelola perpustakaan yang mengikuti bimbingan teknis orang 40 0 0

29 Jumlah pengunjung ke perpustakaan umum daerah orang 4000 4984 124.6

30 Jumlah Kunjungan perpustakaan keliling dan mobil pintar dalam wilayah kab. OKU TIMUR

kali

200

75 37.5

31 Jumlah bantuan buku untuk perpustakaan di wilayah kab. OKU TIMUR eks 5,000 0 0

32 Jumlah koleksi buku di perpustakaan yang terkelola eks 1,500 2930 195.3333

1 jumlah peningkatan produktipitas kelompok kepemudaan kelompok 2 2 100

2 Jumlah atlet dan pelatih olah raga yang berprestasi

orang 30

1 Persentase KK transmigrasi yang terbina % 98 100 102.04

2 Jumlah pencari kerja orang 2,000 884 44.20

10

Terwujudnya masyarakat yang berpendidikan tinggi dan semakin meningkatnya mutu

pendidikan

9 3.1.2 Terwujudnya peningkatan prestasi pemuda dan olahraga.


(2)

NO

1 2 3 4 5 6 7

3 Persentase Angkatan kerja % 70 67 95.71

3.1.3 4 Angka Tingkat partisipasi angkatan kerja % 80 75 93.75

5 Angka Tingkat Keselamatan Kerja % 90 70 77.78

6 Jumlah tenaga kerja asing yang taat dan tertib melapor orang 4 1 25.00

7 Jumlah perusahaan yang mentaati peraturan ketenagakerjaan perusahan 50 80 160.00

8 dokumen kependudukan dan catatan sipil yang tercetak lembar 250,000 294247 117.6988

9 Jumlah penduduk yang valid dan terkini % 85 80 94.11765

10 Jumlah petugas pelaksana kegiatan SIAK orang 34 38 111.7647

11 4.1.1 Terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera

1 Cakupan desa/kelurahan yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikanepidemiologi < 24 jam

%

100

100 100.00 2 persentase ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas dan rumah sakit yang

memenuhi standar.

%

65

23 35.00 3 persentase ketersediaan obat essesial generik dan sarana pelayanan kesehatan

dasar.

%

95

67 70.00 4 persentase pengawasan keamanan obat, bahan pangan dan bahan berbahaya di

masyarakat.

%

95

10 10.53

5 cakupan kasus penyakit menular yang tertanggulangi % 90 72 80.00

6 Presentase puskesmas yang menerapkan standar pelayanan minimal % 95 78 82.11

7 Jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 per kelahiran hidup % 20 16 80.00

8 Jumlah kematian bayi per 1000 kelahiran hidup KH 10 12 120.00

9 cakupan pelayanan kesehatan anak balita. % 85 40 47.06

10 cakupan pelayanan kesehatan pada lansia. % 85 100 117.65

11 cakupan belita gizi buruk yang mendapat perawatan % 100 100 100.00

12 cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. % 90 71 78.43

12 4.1.2 1 Jumlah terbinanya kelompok pemberdyaan ekonomi keluarga kelompok 87 67 77.01

2 Jumlah pelayanan MOP dan MOW akseptor 159 116 72.96

3 Jumlah desa / Kelurahan terutama daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan mendapatkan pelayanan KB bermutu

desa

305

245 80.33 4 Jumlah kelompok yang menerima advokasi dan KIE mengenai kesehatan

repreduksi remaja

Kelompok

300

67 22.33 5 Jumlah tempat pelayanan KB yang memberikan promosi dan konseling KB-KR desa

312

312 100.00

6 Jumlah tenaga pendamping kader yang terlatih tahun 2016 kader 640 475 74.22

7 Jumlah penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin akseptor 39,376 0 0

8

Jumlah kelompok yang memiliki balita menjadi anggota aktif bina keluarga balita (BKB)

kelompok

128

95 74.22

13 4.1.3 1 Jumlah perusahaan yang telah mempunyai sistem pengelolaan limbah perusahaan 6 8 133.33

Meningkatnya pelayanan Keluarga Berencana Terwujudnya pelayanan bidang kependudukan dan kualitas tenaga kerja yang

dapat bersaing sesuai dengan kebutuhan pasar


(3)

1 2 3 4 5 6 7

2 Jumlah sungai yang telah ditetapkan daya tampung beban pencemarannya Sungai 1 0 0

3 Kegiatan usaha yang telah memiliki AMDAL kegiatan 6 2 33.33333

4 Jumlah sekolah berwawasan lingkungan sekolah 1 1 100

5 persentase penaduan masyarakat tentang lingkungan hidup yang ditindaklanjuti % 100 100 100

6 Jumlah retribusi persampahan/kebersihan Rp. 396,697,200 474057400 119.50

7 Jumlah retribusi pelayanan pasar Rp. 744,384,000 744469000 100.01

8 Volume sampah yang terangkut/hari m3 90 70 77.78

9 Volume sampah yang tidak terangkut/hari m3 10 5 50.00

10 Jumlah kecamatan yang terlayani pelayanan persampahan Kecamatan 3 3 100.00

11 Tempat pembuangan akhir sampah yang sesuai kriteria adipura Angka 2 2 100.00

12 Jumlah taman kota yang menunjang ruang terbuka hijau taman 10 14 140.00

13 Jumlah pasar yang sesuai kriteria adipura pasar 3 1 33.33

14 4.1.4 1 jumlah desa yang mendapat bantuan UED desa 305 305 100.00

2 Persentase Desa/Kelurahan yang memanfaatkan teknologi tepat guna (TTG) dalam peningkatan taraf kesejahteraan hidup masyarakat

%

100

100 100.00 3 Jumlah desa/Kelurahan yang mempunyai kelompok perempuan yang produktif

dalam usaha ekonomi

desa

20

20 100.00

4 Jumlah desa/Kelurahan yang melaksanakan Musrenbangdes desa 305 305 100.00

5 Jumlah kecamatan yang mengikuti lomba kecamatan kecamatan 20 20 100.00

6 Jumlah desa/kelurahan yang terdata dan akurat desa 307 307 100.00

7 Jumlah warakawuri,veteran, purnabakti, lansia dan janda pahlawan yang diberi

bantuan berupa bingkisan orang 250 250 100.00

8 Jumlah penyandang cacat yang diberi bantuan dasar berupa pendididkan dan

pelatihan orang 63 63 100.00

9 Jumlah bantuan masyrakat miskin berupa keterampilan dalam berwira usaha KK 15 15 100.00 10 Jumlah wanita rawan sosial yang diberikan Pelatihan 0rang

15

15 100.00 1 Rasio kecamatan yang telah melaksanakan gerakan sayang ibu Kecamatan 20

20 100.00 2 Persentase peserta kegiatan peran serta masyarakat dalam pembangunan SDM

responsip gender

%

80

80 100.00

3 Persentase kegiatan yang responsif gender % 70 40 57.14

4 Rasio KDRT per 1000 rumah tangga % 0 n/a 0

16 5.1.1 1 Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik % 73 86 117.55

2 Jumlah jembatan yang diperbaiki dengan tingkat akurasi perencanaan baik buah 5 5 100.00

3 Rasio cakupan pelayanan tim alat berat terhadap cakupan pelayanan wilayah kerja UPTD

%

100

100 100.00 Meningkatnya derajat kesehatan lingkungan

Terwujudnya jaringan infrastruktur yang merata seluruh wilayah

Meningkatnya pemberdayaan masyarakat Desa dan Perlindungan Sosial

15 4.1.5 Meningkatnya Pemberdayaan dan Kualitas hidup perempuan dan anak


(4)

NO

1 2 3 4 5 6 7

4 Rasio kelengkapan peralatan survey, inspeksi dan laboratorium sebagai sarana penunjang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan

%

50

50 100.00

5 Rasio panjang jalan kabupaten yang telah di inspeksi % 15

15 100.00 6 Rasio jumlah jembatan yang berada pada jalan kabupaten yang telah di inspeksi %

15

15 100.00

7 Rasio panjang jalan kabupaten yang telah masuk database % 90

90 100.00 8 Rasio jumlah jembatan yang berada pada jalan kabupaten yang telah masuk

database

%

90

90 100.00

1 Luas areal sawah yang teraliri irigasi % 100 91 90.52

2 Persentase jaringan irigasi yang berfungsi dengan baik % 100 91 90.52

3 Persentase daerah yang tergenang air % 100 81 81.14

4 Rasio jaringan irigasi yang dipelihara % 100 91 90.51

18 5.1.3 Terwujudnya sarana perkantoran pemerintah 1 Jumlah pembangunan/rehab gedung kantor unit

20

25 125.00

1 Prosentase angkutan umum yang mentaati peraturan lalu lintas % 100 100 100.00

2 Prosentase rambu jalan yang terpasang % 100 100 100.00

3 Jumlah kendaraan yang telah mengikuti Uji Kendaraan Bermotor unit 5,000 5000 100.00

4 Prosentase sarana dan prasarana lalu lintas yang berjalan baik % 100 100 100.00

1 Jumlah pemohon informasi publik kepada pejabat pengelola informasi dan

dokumentasi pemohon 20 0 0

2 Jumlah website daerah (domain dan subdomain) buah 1

1 100.00 3 Jumlah media informasi (screen baleho, spanduk,banner, bilboard,brosur)

screen 11

10 90.91 4 jumlah jenis media penyebarluasan informasi pembangunan daerah yang efektif buah 1 1 100.00

1 Jumlah pembangunan dan rehab gedung kantor unit 14 14 100.00

2 panjang pembangunan drainase dan gorong- gorong m' 20,000 20000 100.00

3 Jumlah pembangunan sarana sumur- sumur air tanah titik 12

-4 Panjang jalan dipedesaan yang dibangun m' 25,000

-5 Jumlah sarana dan prasarana fasilitas umum yang dibangun

unit 20 21 105.00

1 Jumlah Jaringan Listrik di Wilayah Kabupaten OKU TIMUR Unit 10

-2 Rasio Elektrifikasi desa % 100

5.1.2

22 6.1.1 Terwujudnya peningkatan sektor

pertambangan dan energi dalam mendukung Sumsel sebagi Lumbung Energi Nasional 20 5.1.5 Terwujudnya jaringan infrastruktur informasi

dan komunikasi

21 5.1.6 Terwujudnya perumahan permukiman yang berkualitas

Terwujudnya jaringan irigasi yang dapat membantu peningkatan produksi pertanian

19 5.1.4 Terwujudnya sistem transportasi yang menunjang perekonomian daerah 17


(5)

1 2 3 4 5 6 7

3 Jumlah lampu Penerangan jalan di wilayah Kabupaten OKU TIMUR Unit 315 350 111.11

4 Prosentase kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB % 15 5 35.40

5 Prosentase pajak bahan galian mineral bukan logam dan bantuan terhadap PAD % 10

-1 Jumlah badan hukum usaha koperasi unit 450 430 95.56

2 Persentase koperasi yang aktif % 75 50 66.67

3 Jumlah kewirausahaan UMKM yang terlatih orang 100 85 85.00

4 Persentase pola kemitraan pelaku KUKM dengan usaha besar Persentase 85 50 58.82

5 Jumlah produk unggulan KUKM produk 7 7 100.00

1 Jumlah pelaku usaha yang dibina dalam pengemasan makanan olahan orang

40

0

-2 Jumlah terpantaunya harga sembilan bahan pokok di pasar Pasar 3 3 100.00

3 Jumlah pelaku usaha dengan kemampuan teknologi industri. orang 25 23 92.00

4 Lokasi Pasar murah guna membantu masyarakat kurang mampu menjelang hari raya Idul Fitri

Kecamatan

3

3 100.00 5 Jumlah pameran produk unggulan daerah OKU TIMUR yang terselanggara di luar

daerah

kegiatan

1

1 100.00

1 Jumlah Seniman yang dilatih Orang 100 75 75

2 Jumlah sanggar seni yang dilatih buah 25 19 76

3 Jumlah festival antar kabupaten yang diikuti oleh Kabupten OKU TIMUR festival 1 2 200

4 Jumlah Sanggar/Sekolah yang dibatu dibidang budaya daerah sanggar/sekolah 10 0 0

5 Jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Kab. OKU TIMUR orang 4,910 3250 66.19145

6 Jumlah Mouli Meranai yang sudah terpilih sebagai duta wisata kabupaten OKU TIMUR

pasang

1

1 100

1 Penempatan penempatan transmigrasi KK 25 0 0

2 Jumlah transmigrasi lokal di KTM KK 30 0 0

1 Jumlah peserta yang mengikuti MTQ tk. Kab. OKU TIMUR orang 250 200 80

2 Jumlah jemaah calon ibadah haji (JCIH) yang di fasilitasi orang 600 585 97.5

3

Prosentase rumah ibadah, ponpes, TPA/TPP yang diberi bantuan % 100 98 98

1 Jumlah patroli rutin pada kecamatan yang menjadi target pelaksanaan penegak perda

operasi

144

72 50

2 persentase peraturan daerah yang menjadi target pelaksanaan kegiatan oprasi yustisi

%

70

70 100

0 24 6.1.3 Terwujudnya Perdagangan dan perindustrian

daerah yang berkembang.

25 6.1.4

0

28 8.1.1

28 8.1.1 Terciptanya kualitas kehidupan beragama bagi masyarakat.yang berbudaya berakar pada nilai keagamaan

1

29 9.1.1

26 7.1.1 Terciptanya pertumbuhan daerah-daerah baru

khususnya wilayah Kota Terpadu Mandiri. Jumlah fasilitas umum di KTM yang sudah tersedia 27 7.1.2 Meningkatnya pemerataan penduduk antar

wilayah

Terwujudnya Kabupaten OKU TIMUR sebagai daerah tujuan wisata

Sumsel sebagi Lumbung Energi Nasional

23 6.1.2 Terwujudnya KUKM, Industri kecil dan menengah serta Koperasi yang berkembang.

Paket 6

Terciptanya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat dalam rangka mendorong terciptanya pertumbuhan perekonomian daerah dan masyarakat.


(6)

NO

1 2 3 4 5 6 7

3 Angka pemahaman masyarakat akan potensi bencana dari pelatihan penanggulangan bencana

orang

150

150 100

4 Jumlah personil siap tanggap, tangkas dalam setiap posko bencana Orang 150 150 100

5 Jumlah anggota Forum pembauran Kebangsaan ( FPK) yang difasilitasi orang 26 26 100

6 Jumlah anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyrakat ( FKDM) yang difasilitasi orang 20 20 100

7 Tingkat Pencegahan gangguan keamanan masyarakat OKU TIMUR % 100 100 100.00

Martapura, Maret 2017 Bupati Ogan Komering Ulu Timur