29
v.  Tingkat Inflasi
Secara umum, tingkat kenaikan harga barang dan jasa secara  agregat  lebih  dikenal  dengan  istilah  inflasi,
sedangkan tingkat penurunan harga barang dan jasa secara agregat  lebih  dikenal  dengan  istilah  deflasi.  Inflasi  pada
tingkat wajar sesungguhnya adalah stimulus yang baik bagi bertumbuhnya  kegiatan  ekonomi,  khususnya  pada  sektor
produksi atau sektor riil. Inflasi
adalah indikator
ekonomi makro
yang menggambarkan  kenaikan  harga-harga  umum  berbagai
komoditi  dalam  perekonomian,  kondisi  sebaliknya  disebut dengan deflasi. Dalam ekonomi, terjadinya perubahan harga
terkait adanya mekanisme supply dan demand di pasar yang saling  bersaing.  Dalam  pasar  persaingan  sempurna,
peningkatan permintaan akan mendorong terjadinya inflasi. BPS  menghitung  inflasi  berdasarkan  Indeks  Harga
Konsumen  IHK  yang  dihitung  di  82  kota  IHK.  IHK  adalah indeks  yang  menghitung  rata-rata  perubahan  harga  dalam
suatu  periode,  dari  suatu  kumpulan  barang  dan  jasa  yang dikonsumsi  oleh  pendudukrumah  tangga  dalam  kurun
waktu tertentu.
Jenis barang
dan jasa
tersebut dikelompokkan  menjadi  7  kelompok  yaitu  bahan  makanan;
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan; sandang;  kesehatan;  pendidikan,  rekreasi,  dan  olahraga;
transpor dan komunikasi. Untuk provinsi Sumatera Selatan, IHK  dihitung  di  Kota  Palembang  dan  Lubuk  Linggau.
Sementara untuk OKU TIMUR penghitungan inflasi didekati dengan  laju  implisit  PDRB.  Inflasi  OKU  TIMUR  cenderung
stabil dengan inflasi di tahun 2015 sebesar 5,72. Laju  inflasi  PDRB  Kabupaten  OKU  TIMUR  berfluktuasi
dari  tahun  ke  tahun.  Selama  periode  tahun  2012-2014  laju inflasi di OKU TIMUR sebagai berikut:
30
Gambar 3 Grafik Inflasi OKU TIMUR
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
vi.  Sektor Perbankan dan Investasi
Pertumbuhan nilai tambah kategori jasa keuangan dan asuransi di OKU TIMUR sempat menurun selama 2008-2009
dan  mengalami  recovery  selama  2010-2015.  Pada  tahun 2011  pertumbuhan  kategori  ini  mencapai  7,39  dan
meningkat  pesat  menjadi  8,62  2012,  namun  kemudian sedikit  melambat  menjadi  7,09  2014  dan  kembali
melambat menjadi 4,58 2015. Perlambatan pertumbuhan kategori  jasa  keuangan  dan  asuransi  di  OKU  TIMUR  lebih
didominasi oleh perlambatan subkategori perbankan. Hal ini sejalan  dengan  data  pinjaman  yang  diberikan  Bank  Umum
dan BPR yang men-galami perlambatan. Berdasarkan  Statistik  Ekonomi  Keuangan  Daerah  yang
diterbitkan  Bank  Indonesia,  pinjaman  yang  diberikan  Bank Umum  dan  BPR  lebih  banyak  diberikan  kepada  bukan
lapangan  usaha  sebesar  Rp  710,15  miliar,  diantaranya pinjaman  untuk  rumah  tinggal,  ruko  dan  rutan,  kendaraan
bermotor, dan lainnya. Sementara pinjaman untuk lapangan
31 usaha  sebesar  Rp  522,92  miliar,  yang  didominasi  oleh
lapangan  usaha  pertanian,  peternakan,  kehutanan,  dan perikanan.  Pinjaman  tersebut  diharapkan  dapat  mendorong
pertumbuhan  sektor  riil  dan  membuka  lapangan  pekerjaan baru di OKU TIMUR.
Tabel I.12 Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank Umum dan BPR
Menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi Proyek di OKU TIMUR Tahun 2015 Juta Rp
URAIAN Besar Pinjaman
Juta Rupiah Pinjaman Berdasarkan Lapangan Usaha
522.920
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
225.090 Pertambangan dan Penggalian
217 Industri Pengolahan
50.303 Konstruksi
13.795 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
205.297 Pengangkutan dan Komunikasi
2.800 Keuangan, Real estate, dan Jasa Perusahaan
13.605 Jasa-Jasa
11.183
Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 710.151
Rumah Tinggal 3.788
Ruko dan Rukan 6.899
Kendaraan Bermotor 26.034
Lainnya 673.430
Sumber: Statistik Daerah Kab. OKU TIMUR 2016
B B
. .
G G
A A
M M
B B
A A
R R
A A
N N
U U
M M
U U
M M
P P
E E
M M
E E
R R
I I
N N
T T
A A
H H
A A
N N
D D
A A
E E
R R
A A
H H
Menindaklanjuti  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor 23  Tahun  2014  tentang  Pemerintahan  Daerah,  maka  Pemerintah
Kabupaten  Ogan  Komering  Ulu  Timur  membentuk  perangkat Pemerintahan Kabupaten sebagai berikut:
•  Sekretariat  Daerah,  terdiri  dari    1  Sekretaris  Derah,  4 Asisten, 12 Bagian;
•  Dinas Daerah, sebanyak 18 Dinas Daerah ; •  Lembaga  Teknis  Daerah,  terdiri  dari  Inspektorat  Daerah,
11 Badan, 1 unit RSUD ; •  Kantor, sebanyak 5 kantor
32 •  Sekretariat DPRD;
•  Sekretariat Dewan Pengurus Korpri; •  Kecamatan, sebanyak 20 kecamatan
•  Kelurahan, sebanyak 7 kelurahan •  Desa, sebanyak 289 Desa
•  Desa Persiapan sebanyak 10 Desa
1.  Sekretariat Daerah