21
v.  Industri Pengolahan dan Perdagangan
Kabupaten OKU TIMUR sebenarnya memiliki potensi di bidang  industri  pengolahan  dan  perdagangan.  Di  bidang
industri  pengolahan,  keberadaan  hasil  pertanian  dan perkebunan  yang  melimpah  dapat  menjadi  peluang  industri
pengolahan.    Meskipun  demikian,  hingga  saat  ini  sektor industri
pengolahan belum
berperan penting
dalam perekonomian Kabupaten OKU TIMUR dibandingkan dengan
sektor pertanian dan perdagangan. Kategori  industri  pengolahan  belum  berperan  secara
signifikan  dalam  perekonomian  Kabupaten  OKU  TIMUR dibandingkan  dengan  kategori  pertanian  dan  perdagangan.
Kontribusi  kategori  industri  pengolahan  di  kabupaten  ini hanya  sebesar  6,52  persen  2010,  dan  selanjutnya  terus
meningkat hingga 7,92 persen 2015. Meski  kategori  industri  pengolahan  bukan  termasuk
kategori  potensial  di  kabupaten  ini,  namun  sejak  4  tahun terakhir  pertumbuhan  kategori  ini  terus  tumbuh  secara
signifikan  seiring  dengan  pertumbuhan  ekonomi  OKU TIMUR,  bahkan  tahun  2015  pertumbuhannya  mencapai
9,21  dengan  nilai  tambah  yang  dihasilkan  Rp  870,86 miliar.  Jenis  industri  yang  berkembang  kebanyakan  adalah
industri  kecil  dan  rumah  tangga  industri  dengan  tenaga kerja kurang dari 20 orang.
Berdasarkan  Survei  Perusahaan  Manufaktur  Tahunan dimana  yang  menjadi  responden  adalah  perusahaan
berskala  Menengah  dan  Besar  tenaga  kerja  lebih  dari  20 orang  maka  terdapat  241  orang  tenaga  kerja  dari  8
perusahaan  berskala  besar  di  OKU  TIMUR  dengan  nilai investasi  mencapai  Rp  255.358.500,-  dan  nilai  produksi
sebesar Rp 89.468.377,-.
22 Kategori
perdagangan memainkan
peran penting
sebagai  penghubung  antara  produsen  dan  konsumen. Melalui  proses  inilah  kategori  perdagangan  mendapat
keuntungan  atau  margin  perdagangan.  Semakin  besar omset  tingkat  transaksi  antara  produsen  dan  konsumen
maka  margin  yang  tercipta  juga  semakin  besar.  Dalam perekonomian
OKU TIMUR
kategori perdagangan
memberikan kontribusi yang cukup signifikan dan rata-rata di  atas  12.  Terdapat  1.959  pedagang  yang  tercatat  dalam
11  pasar  yang  lebih  dari  tiga  perempatnya  didominasi  oleh pedagang kecil sebanyak 1.519 pedagang.
Kontribusi  kategori  perdagangan  dalam  perekonomian OKU  TIMUR  merupakan  ketiga  terbesar  setelah  Pertanian,
Kehutanan,  dan  Perikanan,  dan  kategori  Konstruksi. Tingginya  kontribusi  kategori  perdagangan  menunjukkan
peran  penting  kategori  ini  dalam  menopang  perekonomian OKU  TIMUR,  melalui  pembukaan  lapangan  kerja  dan
penciptaan nilai tambah. Pertumbuhan kategori perdagangan kembali meningkat,
yaitu 7,50 2015 setelah sempat melambat di tahun 2014 6,75.
Upaya  pemerintah  Kabupaten  untuk  menggairahkan perdagangan  dilakukan  dengan  merevitalisasi  infrastruktur
pasar secara bertahap agar pedagang maupun pembeli lebih nyaman  dalam  melakukan  aktivitas  jual  beli  barangjasa.
Bangunan  pasar  tradisional  yang  sudah  tidak  representatif secara  bertahap  dilakukan  renovasi  agar  pedagang  maupun
pembeli  lebih  nyaman  dalam  melakukan  aktivitas  transaksi barang dan jasa.
23
vi.  Pariwisata
Pariwisata  diyakini  merupakan  salah  satu  kategori pembangkit  tumbuhnya  berbagai  aktivitas  ekonomi  dan
sekaligus  mampu  mengembangkan  serta  melestarikan budaya  lokal.  Daerah  di  OKU  TIMUR  dengan  tempat  wisata
terbanyak  adalah  Kecamatan  Martapura  dengan  12  tempat wisata,  mulai  dari  wisata  air,  wisata  alam,  wisata  kuliner,
sampai wisata budaya dan ziarah. Daya  tarik  pariwisata  selain  ditentukan  oleh  faktor
keindahan alam, budaya dan event tertentu juga bergantung pada  sarana  prasarana  pendukung,  seperti  hotel,  restoran
dan hiburan.
Hingga Tahun
2015 terdapat
7 hotelpenginapan  dengan  1  hotel  berbintang  dan  26
Restoran.  Kenyamanan  dan  keamanan  daerah  juga  menjadi pertimbangan  utama  para  pelancong  dalam  memilih  tujuan
wisatanya.  Belum  optimalnya  fasilitas  penunjang  pariwisata serta  persepsi  masyarakat  tentang  kemananan  yang
tampaknya  belum  sepenuhnya  dapat  dikikis  menyebabkan kurang  optimalnya  perkembangan  jumlah  wisatawan  yang
berkunjung ke OKU TIMUR. Meskipun  begitu,  geliat  masyarakat  untuk  berwisata  di
daerah  ini  mulai  bangkit.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan penciptaan  nilai  tambah  kategori  penunjang  pariwisata
penyediaan akomodasi dan makan minum juga meningkat, yaitu  dari  55,03  miliar  2010  menjadi  Rp  136,84  miliar
2015.  Begitupun  dengan  laju  pertumbuhan  kategori  ini yang selama 5 tahun terakhir selalu menunjuk angka di atas
9, yaitu 9,57 2011, 9,80 2012, 9,87 2013, 9,91 2014, dan 10,05 2015.
24
vii. Transportasi dan Komunikasi
Sarana transportasi dan media komunikasi merupakan urat  nadi  bagi  keberlangsungan  aktivitas  sosial,  ekonomi,
pemerintahan  dan  pembangunan.  Ketersediaan  sarana- prasarana  transportasi  dan  komunikasi  kini  menjadi  salah
satu  indikator  utama  yang  menentukan  daya  saing  suatu wilayah.
Sarana  transportasi  utama  yang  ada  di  OKU  TIMUR adalah  transportasi  darat,  yang  didukung  jalan  negara
21,31  km,  jalan  provinsi  206,71  km  dan  jalan  kabupaten 932,58  km.  Dari  932,58  km  jalan  kabupaten,  310,29  km
dalam  kondisi  baik,  490  km  dalam  kondisi  sedang,  sisanya rusak  132,29  km.  Keseluruhan  jalan  tersebut  sebagian
telah  diaspal  356,79  km,  sisanya  merupakan  jalan  kerikil 575,78,  sedangkan  jalan  tanah  sudah  tidak  ada  di  tahun
2014. Adanya pembangunan jalan meningkatkan nilai tambah
sector  angkutan  darat  dari  Rp  54,86  miliar  2010  menjadi 92,80 miliar 2014.
Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga  memengaruhi  pola  komunikasi  masyarakat  OKU
TIMUR. Masyarakat kini mulai beralih dari telepon rumah ke telepon selular, tercermin dari sedikitnya rumah tangga yang
memiliki telepon rumah, hanya 1,04 2014. Rumah tangga yang  memiliki  telepon  selular  HP  makin  meningkat  dari
84,96  2012  menjadi  86,36  2013  dan  terus  meningkat menjadi  88,96  2014.  Seiring  perkembangan  jaman,
masyarakat lebih
membutuhkan kepraktisan
dan kemudahan  dalam  berkomunikasi  dimana  saja  dan  kapan
saja.
25
b.  Statistik Indikator Perekonomian i.  Pendapatan Regional