untuk prestasi anak juga perlu diberikan misalnya saja karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Seperti yang dilakukan oleh keluarga Ibu Irmahani, yang
menyatakan bahwa, “Kami biasa ngasi pujian buat anak kami setidaknya bisa
buat dia senang meskipun yang ia lakukan hanya sedikit tindakan aja..supaya dia termotivasi aja, tapi kalo pas
tindakannya salah maka dinasehati kadang kalo keterlaluan ya dimarahi.” Irmahani, 36 Tahun
Hal yang sama juga dilakukan oleh keluarga yang lain di mana mereka juga memberikan pujian kepada anak mereka.
“Kalo misalnya dia salah ya kita bilangin trus kalo dia ngelakuin tindakan yang baik ntah belajarnya bagus,
tulisannya sudah ada perubahan ya kita puji supaya lain waktu dia lebih baik lagi, anak-anak kan senang dipuji,
dikasi hadiah.” Nur Intan Sari, 38 Tahun
Orang tua juga memiliki peranan utama dalam melatih anak autis, karena meskipun telah banyak tersedia obat-obatan yang mendukung pemulihan anak autis,
pendekatan secara keluarga masih merupakan cara yang paling diutamakan. Karena ketika orang tua tidak peduli pada keberadaan anak autis maka perkembangan
pemulihan pada anak autis akan mengalami hambatan.
4.8 Interaksi Kekeluargaan pada Anak Autis dalam Keluarga
Kehadiran anak autis di dalam keluarga menimbulkan perubahan cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan. Orang tua harus memberikan perhatian yang jauh
lebih besar kepadanya secara spesial. Interaksi dan disiplin yang diterapkan harus
Universitas Sumatera Utara
disesuaikan dengan karakter anak autis. Dalam kehidupan sehari-hari saudara sekandung semestinya menyesuaikan diri dengan adikkakaknya yang autis, seperti
interaksi, komunikasi, kegiatan rekreasi, dan makanan yang dikonsumsi. Seperti yang dituturkan oleh Ibu Irmahani yang menyatakan bahwa:
“Kakak-kakaknya sering ngajak dia main sama, dia kan cuma sendiri cowok. Jadi kakak-kakaknya kadang ngajak
main masak-masakan tapi dia juga ngikut, kadang kakaknya ngajak dia main yang lain. “Irmahani 36 Tahun
Orang tua tidak hanya bertanggung jawab agar anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, tetapi juga membuat anak menjadi pribadi yang mandiri,
bertanggungjawab dan dapat menghadapi kehidupannya kelak dengan baik dan berhasil. Tugas mendidik dan membimbing anak, tidak hanya dilakukan oleh seorang
ibu, namun juga seorang ayah dan dalam hal ini interaksi dalam keluarga sangatlah dibutuhkan.
“Saya biasa jagain Bullah dari pagi ampe siang dek siangnya sampe jam 3, abis itu ayahnya yang jagain
Bullah, karna kan ayahnya cuma kerja ampe siang aja. Jadi saya ngambil waktu kerja itu sore..jadi bisa gantian
jagain sama ayahnya.” Asmawati, 32 Tahun Semakin banyaknya gejala gangguan yang dihadapi oleh anak autis,
mengharuskan orang tua ikut berperan maksimal. Segala upaya telah dicoba oleh berbagai pihak untuk membantu anak penyandang gangguan autis. Tujuannya adalah
untuk membentuk perilaku positif dan mengembangkan kemampuan lain yang terhambat, misalnya bicara, berinteraksi dan menumbuhkan daya konsentrasi pada
anak autis.
Universitas Sumatera Utara
4.9 Perilaku Anak Autis
Anak autis cenderung asyik dengan dirinya sendiri tanpa memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Anak autis cenderung melakukan tindakan yang sangat
berbeda dengan anak normal. Seperti penuturan keluarga tentang keadaan anaknya yang autis,
“Waktu Reyhan masih kecil kira-kira umurnya 2 tahun, kalo anak seumuran itu kan udah mulai mau main tapi
yang ini kok enggak, diajak main pun gak mau dah gitu paling gak suka suara keras. Kalo ada suara keras
langsung njerit gitu trus nangis beda banget sama kakak- kakaknya waktu masih kecil kalo kita panggil juga gak mau
noleh asik sendiri aja megang-megangi kertas, potong- potong kertas, ngumpul- ngumpulin potongannya, nyusun
balok sendiri pokoknya ada aja yang dia lakuin sendiri.” Nur Intan Sari, 38 Tahun
Hal yang sama juga diperoleh dari hasil wawancara dengan keluarga lain yang menyatakan bahwa,
“Anak saya lebih suka ngumpul-ngumpulin daun, sampe- sampe daun bunga saya habis dipetikin, gak hanya di
rumah aja, ini aja di sekolah asyik metik daun aja kerjanya, kalo kita larang dia marah.” Asmawati, 32
Tahun
Hal tersebut juga ditegaskan oleh guru yang mengajar di kelas yang menyatakan bahwa:
“Mereka biasanya sibuk dengan dirinya sendiri, ada yang suka main puzzle, metim daun lalu ngumpulin daun, dan
kalo kita ganggu atau kita ambil mainannya satu aja, mereka pasti akan marah dan bias jadi nangis. Ada juga
yang gak suka dengar musik, suara keras dll. ” Sutoyo, 45 Tahun
Banyak tindakan yang tidak wajar yang dilakukan oleh anak autis, di mana mereka sangat asyik dengan diri sendiri seakan-akan siswa autis tersebut berada di
dunia yang lain.
Universitas Sumatera Utara
4.10 Penerimaan Orang tua terhadap Anak Autis