kebetulan, yaitu siswa tersebut mendapat jawaban „benar‟ dengan cara yang salah.
3. Analisis Kesalahan Newman
Pada tahun 1976 Newman memberikan tes yang terdiri dari 40 soal yang berisi pertanyaan numerik, spasial, dan logis, kepada 917 siswa
kelas 6 dari 31 kelas di 19 sekolah di Mealbourne dalam Clements, 1980: 9. Dengan segera tes tersebut diselesaikan dan dalam dua minggu
ditentukan empat dari lima anak dengan nilai terendah dari masing- masing 31 kelas tersebut. Wawancara kemudian dilakukan oleh Newman
maupun asistennya yang merupakan diploma di pendidikan matematika Monash University yang sebelumnya telah diberikan empat jam pelatihan
mengenai teknik wawancara dari Newman. Ada 124 siswa yang diwawancara sesuai pedoman analisis kesalahan dari Newman dalam
Clements, 1980: 9. Analisis kesalahan ini kemudian diperkenalkan pada
tahun 1977.
Menurut pedoman analisis kesalahan Newman dalam Clements, 1980: 9, pewawancara dalam hal ini peneliti akan meminta siswa yang
awalnya memberi jawaban yang salah mengerjakan soal sekali lagi. Newman mengatakan bahwa siswa akan mengerjakan soal tanpa bantuan
dan menanggapi pertanyaan dari peneliti. Newman menyarankan pertanyaan-pertanyaan berikut digunakan saat wawancara dalam rangka
mengklasifikasikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika
a. Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui,
katakan b.
Katakan, apa yang diinginkan oleh soal c.
Katakan, bagaimana cara menemukan jawabannya d.
Perlihatkan, apa yang akan kamu lakukan untuk mendapatkan jawabannya.
e. Bicara yang keras selama kamu mengerjakannya dengan begitu saya
bisa mengerti apa yang kamu pikirkan. f.
Sekarang, tuliskan jawabanmu. Masing-masing pertanyaan Newman tersebut memilki maksud
dan tujuan berikut dalam White, 2005: 17: a.
Untuk mengidentifikasi kesalahan membaca: ”Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan”
b. Untuk mengidentifikasi kesalahan pemahaman: ”Katakan, apa yang
diinginkan oleh soal” c.
Untuk mengidentifikasi kesalahan transformasi: ”Katakan, bagaimana cara menemukan jawabanny
a” d.
Untuk mengidentifikasi kesalahan keterampilan proses:” Perlihatkan, apa yang dilakukan untuk mendapatkan jawabannya.”
e. Untuk mengidentifikasi kesalahan menuliskan jawaban -
ketidakmampuan untuk mengekspresikan jawaban dalam bentuk yang dapat diterima:” Bicara yang keras selama kamu
mengerjakannya dengan begitu saya bisa mengerti apa yang kamu fikirkan.”
Seperti dalam White 2005: 17, pengklasifikasian kesalahan menurut Newman adalah sebagai berikut :
a. Reading Errors atau kesalahan membaca
Siswa tidak bisa membaca kata kunci atau simbol yang disampaikan dalam soal cerita yang menghalanginya untuk
memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat. b.
Comprehension Error atau kesalahan memahami Siswa bisa membaca semua kata dalam soal cerita, tetapi
tidak bisa memahami semua arti kata, selain itu tidak bisa memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.
c. Transformation Error atau kesalahan mentransformasi
Siswa mengerti apa yang ditanyakan oleh soal tapi tidak bisa mengidentifikasi operasi, atau deretan operasi yang tepat yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah. d.
Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses Siswa mampu mengidentifikasi operasi yang tepat, atau
deretan operasi yang tepat, tetapi tidak tahu langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan operasi-operasi tersebut secara akurat.
e. Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban
Siswa mengerjakan secara tepat dan mendapatkan solusi dari masalah namun tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata-kata
yang bisa diterima. f.
Careless Siswa menjawab salah pada kesempatan pertama dalam hal
ini saat tes soal cerita tetapi mengerjakan secara tepat pada kesempatan kedua dalam hal ini wawancara.
4. Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan