Analisa dan Grafik Analisa Skenario 0 Tes PC to PC

45

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Pada bab 4 ini, membahas tentang analisa terhadap hasil pengujian TCP dan UDP. Pengujian dilakukan untuk membandingkan unjuk kerja switch tanpa VLAN dan switch dengan VLAN.

4.1 Analisa dan Grafik

Pengujian ini akan mengukur kecepatan port forwarding pada setiap switch mikrotik RB260G, TP-Link TL-SG3210G maupun pada mikrotik Router Wireless RB951G dan mikrotik Router Indoor RB450G yang terkonfigurasi menjadi switch. Pengukuran menggunankan iperf bertujuan untuk melihat jumlah throughput maksimal pada setiap alat. Untuk mendapatkan hasil throughput baik TCP maupun UDP penulis menggunakan tools iperf. Dengan cara membanjiri setiap port yang ada pada switch atau router yang sudah di konfigurasi menjadi switch. Pengujian dilakukan berdasarkan scenario yang sudah ditentukan oleh penulis mulai dari scenario 0, scenario 1a dan 1b, kemudian scenario 2a dan 2b, yang terakhir adalah scenario 3a dan 3b.

4.2 Analisa Skenario 0 Tes PC to PC

Sebelum melakukan pengujian menggunakan switch, penulis melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap perangkat komputer yang digunakan untuk dilakukan pengujian dengan tujuan untuk mengetahui berapa throughput maksimal yang dapat dikirim oleh setiap PC menggunakan tools iperf. 46 Gambar 4.1 Ethernet Status Pada gambar 4.1 kita dapat melihat Ethernet Status dengan terfokus pada bagian yang dilingkari. Disitu kita dapat melihat bahwa status kecepatan bandwidthnya mencapai 1 Gbps. Dari Ethernet status di atas kita bisa mengambil kesimpulan sementara bahwa kabel yang digunakan mampu mencapai maksimal 1 Gbps. Rata-rata TCP Up Mbps Down Mbps Total UDP Up Mbps Down Mbps Total PC1 691.0 168.0 859 PC1 531.7 414.0 945.7 PC2 696.3 161.0 857 PC2 392.0 545.3 937.3 PC3 698.3 158.3 857 PC3 390.7 528.0 918.7 PC4 530.7 355.0 886 PC4 487.3 500.0 987.3 PC5 668.3 202.3 871 PC5 484.7 438.3 923.0 Rata-rata 656.9 208.9 4329 Rata-rata 457.3 485.1 4712.0 Tabel 4.1 Throughput TCP dan UDP tes PC 47 Jitter Up Jitter Down Total PL Up PL Down Total 0.2 0.4

0.6 8.73

0.67 9.40 0.6 0.1 0.7 0.28 7.87 8.15 0.5 0.1

0.6 0.34

8.57 8.91 0.1 0.1

0.1 4.00

0.14 4.14 0.4 0.3

0.6 4.39

8.03 12.42 Tabel 4.2 Jitter dan Packet loss setiap PC Gambar 4.2 Bandwidth TCP dan UDP Pada gambar 4.2 kita dapat melihat bahwa throughput yang dihasikan tidak mencapai 1000 Mbps pada setiap PCnya. Hal ini dikarenakan adanya proses enkapsulasi dan deenkapsulasi data pada saat pengiriman data dari host pengirim menuju host penerima. Proses enkapsulasi mulai dari layer application menuju layer physical membutuhkan waktu sehingga tidak dapat memenuhi kecepatan maksimal 1000 Mbps. Pada gambar juga kita dapat melihat pola yang dihasilkan bahwa pada UDP throughput yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan TCP karena pada saat pengiriman data UDP lebih mementingkan kecepatan dan bersifat connectionless sehingga tidak adanya proses handshake antara host penerima dan pengurim, selain itu juga UDP tidak andal sehingga data yang error tidak diperiksa pada saat terjadinya transfer data. Berbeda dengan TCP yang bersifat connection oriented sehingga terjadi handshaking 859.0 857.0 856.7 885.7 870.7 945.7 937.0 918.7 987.3 923.0 0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0 800.0 900.0 1000.0 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 M b p s TEST P C TCP UDP 48 terlebih dahulu sebelum mengirimkan data, selain itu juga TCP reliable sehingga pada saat pengiriman data yang masuk dicek terlebih dahulu apakah ada data yang error atau tidak. Karena ketika ada data yang error maka akan dilakukan pengiriman ulang atau yang biasa disebut dengan retransmisi, hal ini yang membuat throughput TCP lebih rendah dari throughput UDP. Gambar 4.3 Jitter Skenario 0 Pada gambar 4.3 kita dapat melihat jitter yang dihasilkan pada setiap PC yang akan digunakan untuk melakukan pengujian. Kita bisa lihat bahwa jitter yang dihasilkan pada setiap PC berbeda-beda. Jitter ini dihasilkan karena adanya antrian congestion yang terjadi pada saat pengiriman data. Pada grafik kita dapat melihat PC 4 memiliki jitter yang lebih sedikit dibandingkan PC lain, hal ini menandakan bahwa pada PC 4 variasi delay pada saat pengiriman data lebih kecil dibandingkan dengan PC yang lain. Menurut ITU – T Y.1541 International Telecomunication Union nilai jitter yang baik adalah dibawah 50 ms. Akan tetapi nilai jitter yang dihasilkan oleh semua PC keseluruhan tidak melebihi 1 ms. Maka dari itu penulis berkesimpulan bahwa nilai jitter yang dihasilkan dalam kategori normal karena tidak melebihi 50 ms. 0.6 0.7 0.6 0.1 0.6 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 m s J IT TER P C 49 Gambar 4.4 Packet Loss Skenario 0 Pada gambar 4.4 kita dapat melihat packet loss yang dihasilkan pada setiap PC yang digunakan untuk melakukan pengujian. Packet loss terjadi karena adanya collision tabrakan pada saat transmisi antara host pengirim ke host penerima. Pada skenario 0 penulis melakukan pengujian dengan membanjiri setiap PC dengan cara dua arah atau bisa dikatakan bolak-balik. Hal ini yang memungkinkan adanya terjadi collision karena pada setiap Ethernet sudah dilengkapi dengan collision detection. Ketika terjadi collision maka data akan di abaikan. Seperti kita tahu protokol UDP bersifat connectionless oriented dan unreliable memungkinkan bahwa data yang terkirim akan banyak yang bertabrakan dan pada UDP tidak adanya retransmisi sehingga data yang bertabrakan banyak yang dibuang atau di drop atau di abaikan oleh Ethernet. Kita dapat melihat bahwa pada PC 4 memiliki jumlah packet loss yang lebih sedikit dibanding yang lain berbanding lurus dengan jitter yang dihasilkan lebih sedikit karena aliran data yang masuk lebih teratur dibandingkan pada PC yang lain. Dapat disimpulkan berdasarkan standar ITU-T X.642 rekomendasi X.642 International Telecommunication Union ditentukan persentase packet loss untuk jaringan adalah kategori Good bernilai 0-1, kategori Acceptable bernilai 1-5, dan kategori Poor 9.40 8.15 8.91 4.14 12.42 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PACKET LOS S P C 50 bernilai 5-10. Berdasarkan standar tersebut penulis berkesimpulan bahwa pada PC1-PC3 dan PC5 dalam kategori poor, sedangkan pada PC 4 katergori acceptable.

4.3 Analisa Skenario I