Analisa Skenario I IMPLEMENTASI DAN ANALISA

50 bernilai 5-10. Berdasarkan standar tersebut penulis berkesimpulan bahwa pada PC1-PC3 dan PC5 dalam kategori poor, sedangkan pada PC 4 katergori acceptable.

4.3 Analisa Skenario I

Setelah melakukan pengujian pada PC tanpa menggunakan router ataupun switch, kemudian penulis melakukan pengujian pada scenario pertama dengan cara membanjiri PC dengan menggunakan switch dan router yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan bandwidth up and down pada setiap PC. Kita bisa melihat hasilnya seperti berikut ini : RB951G Rata-rata TCP Up Mbps Down Mbps Total UDP Up Mbps Down Mbps Total PC1 692.3 165.0 857.3 PC1 530.7 391.0 921.7 PC2 191.3 688.3 879.7 PC2 389.3 529.3 918.7 PC3 139.7 694.0 833.7 PC3 391.0 531.7 922.7 PC4 530.7 356.0 886.7 PC4 493.7 460.0 953.7 PC5 669.7 102.8 772.5 PC5 520.7 389.0 909.7 Rata-rata 846.0 Rata-rata 925.3 Table 4.3 Throughput pada router RB951G Table 4.4 Throughput pada router RB450GG RB450G Rata-rata TCP Up Mbps Down Mbps Total UDP Up Mbps Down Mbps Total PC1 688.7 169.3 858.0 PC1 528.3 391.0 919.3 PC2 172.7 691.7 864.3 PC2 391.7 532.3 924.0 PC3 329.3 512.0 841.3 PC3 532.0 390.3 922.3 PC4 605.0 251.0 856.0 PC4 512.7 465.0 977.7 PC5 667.0 116.5 783.5 PC5 524.7 389.0 913.7 Rata-rata 840.6 Rata-rata 931.4 51 RB260G Rata-rata TCP Up Mbps Down Mbps Total UDP Up Mbps Down Mbps Total PC1 692.7 157.3 850.0 PC1 532.3 389.3 921.7 PC2 691.0 153.7 844.7 PC2 529.0 394.0 923.0 PC3 694.7 146.7 841.3 PC3 529.0 390.3 919.3 PC4 602.7 251.7 854.3 PC4 510.0 479.3 989.3 PC5 669.7 104.5 774.1 PC5 527.0 391.3 918.3 Rata-rata 832.9 Rata-rata 934.3 Table 4.5 Throughput pada switch RB260G TP-Link Rata-rata TCP Up Mbps Down Mbps Total UDP Up Mbps Down Mbps Total PC1 691.3 160.3 851.7 PC1 530.0 390.3 920.3 PC2 687.3 194.3 881.7 PC2 527.0 391.0 918.0 PC3 690.7 171.7 862.3 PC3 532.7 390.0 922.7 PC4 528.0 351.3 879.3 PC4 489.0 442.0 931.0 PC5 668.7 109.3 778.0 PC5 518.0 391.0 909.0 Rata-rata 850.6 Rata-rata 920.2 Table 4.6 Throughput pada switch TP-Link Pada tabel di atas kita dapat melihat throughput yang diperoleh pada setiap PC. Untuk memudahkan analisa penulis membuat grafik dengan memasukan rata-rata setiap PC untuk melihat pola data yang dihasilkan pada skenario 1. Gambar 4.5 Grafik Throughput skenario 1 846.0 832.9 840.6 850.6 925.3 934.3 931.4 920.2 0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0 800.0 900.0 1000.0 RB951G RB260GS RB450G TP Link SG3210 M b p s SKEN ARIO I TCP UDP 52 Pada gambar 4.5 kita dapat melihat bahwa throughput yang dihasilkan pada router RB951G, router RB450G, switch RB260G, dan switch TP-Link memiliki pola yang kurang lebih sama dengan throughput yang dihasilkan pada skenario 0 dimana pada UDP memiliki throughput yang lebih tinggi dibandingkan pada TCP. Hal ini juga dikarenakan karena adanya proses enkapsulasi pada data yang akan dikirim. Akan tetapi terdapat perbedaan pada skenario ini dimana diantara kedua host terdapat switch yang menjadi jembatan antara kedua host yaitu switch. Dimana switch disini mengatur lalu lintas data pada saat pengiriman dengan mempelajari alamat mac address dan menentukan rute tujuan yang akan dituju oleh host pengirim. Karena UDP bersifat connectionless oriented dimana pada saat pengiriman data tanpa melakukan proses handshaking dan tidak adanya flow control seperti pada TCP. Sehingga kecepatan yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan pada TCP. Sedangkan TCP bersifat connection oriented dan memiliki flow control serta dapat mendeteksi kesalahan ketika terjadi error pada saat pengiriman paket dimana TCP akan melakukan retransmit ketika hilang atau errornya data ketika terjadi pengiriman. Tidak ada perbedaan yang signifikan yang dihasilkan pada skenario pertama ini dengan skenario 0 karena proses forwarding yang terjadi hanya melalui dua port saja yang melibatkan antara dua host pengirim dan host penerima. Dari throughput yang sudah kita lihat pada pembahasan sebelumnya maka saat ini kita akan melihat jitter dan packet loss yang dihasilkan pada skenario I seperti berikut ini. 53 Jitter Up Jitter Down Total PL Up PL Down Total 0.1 0.6 0.7 8.50 0.41 8.91 0.4 0.2 0.6 0.42 8.77 9.19 0.5 0.1 0.6 0.07 8.03 8.11 0.0 0.1 0.2 0.13 8.06 8.20 0.1 0.6 0.7 12.67 0.61 13.27 Rata-rata 0.5 9.53 Table 4.7 Jitter dan packet loss pada Router RB951G Jitter Up Jitter Down Total PL Up PL Down Total 0.1 0.6 0.7 8.50 0.13 8.63 0.6 0.1

0.6 0.34

8.67 9.01 0.1 0.6 0.7 8.27 0.34 8.61 0.4 0.3 0.6 0.55 4.38 4.92 0.1 0.6 0.6 12.67 0.61 13.27 Rata-rata 0.7 8.89 Table 4.8 Jitter dan packet loss pada Router RB450G Jitter Up Jitter Down Total PL Up PL Down Total 0.1 0.6 0.7 8.67 0.57 9.24 0.2 0.6 0.8 8.17 0.19 8.36 0.1 0.6 0.7 8.40 1.62 10.02 0.1 0.1 0.1 0.94 3.36 4.30 0.1 0.6 0.7 13.00 0.12 13.12 Rata-rata 0.6 9.01 Table 4.9 Jitter dan packet loss pada Switch RB260G Jitter Up Jitter Down Total PL Up PL Down Total 0.1 0.5

0.6 8.73

0.30 4.52 0.1 0.6 0.6 8.53 2.55 5.54 0.1 0.6 0.7 8.30 0.46 4.38 0.1 0.1 0.2 1.62 7.29 4.45 0.1 0.6 0.7 12.00 0.35 6.18 Rata-rata 0.5 5.01 Table 4.10 Jitter dan packet loss pada Switch TP-Link 54 Untuk memudahkan anlisa penulis menuangkan rata-rata jitter dan packet loss pada tabel di atas ke dalam grafik seperti dibawah ini. Gambar 4.6 Grafik Jitter Skenario 1 Pada gambar 4.6 kita dapat melihat rata-rata jumlah jitter pada setiap PC. Pada skenario ini kita dapat melihat bahwa jitter yang rata-rata jumlah jitter yang dihasilkan pada setiap router maupun switch yang digunakan sebagai jembatan. Kita dapat melihat bahwa hasil yang diperoleh tidak lebih dari 1. Hal ini masih dalam kategori normal karena jumlah jitter tidak lebih dari 50 ms. Pada skenario ini jitter terjadi karena adanya congestion antrian ketika data melewati switch dan router yang sudah terkonfigurasi menjadi switch, sehingga data yang terkirim tidak sampai secara bersamaan. Hal ini hanya terjadi pada protokol UDP karena protokol UDP tidak mempunyai layanan byte stream sehingga data yang terkirim tidak sampai secara berurutan karena pada UDP tidak adanya proses sequencing pengurutan data sebelum data di kirim. Pada grafik kita dapat melihat bahwa pada router RB450G memiliki jitter yang lebih tinggi karena pada router ini memiliki variasi delay yang tinggi karena adanya congestion yang panjang. 0.5 0.6 0.7 0.5 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 RB951G RB260GS RB450G TP Link SG3210 J IT TER 55 Berikut kita dapat melihat rata-rata dari jumlah packet loss yang melalui setiap switch atau router yang digunakan sebagai jembatan antara pengirim dan penerima. Gambar 4.7 Grafik Packet Loss Skenario 1 Pada gambar 4.7 kita dapat melihat rata-rata jumlah packet loss setiap PC yang digunakan untuk melakukan pengujian. Salah satu fungsi switch adalah sebagai forwarding and filtering. Ketika adanya data yang lewat maka data yang error akan di drop oleh switch. Packet loss pada skenario ini merupakan rata-rata dari jumlah up dan down karena pengujian ini dilakukan dengan arus bolak-balik dimana kedua PC yang digunakan masing-masing menjadi client dan server sekaligus. Hal ini yang menyebabkan packet loss memiliki jumlah yang relatif besar karena terjadi congestion pada jalur yang sama dengan arus bolak-balik. Bisa di ilustrasikan seperti ini misalnya PC 1 merupakan client dan server dan PC 2 juga merupakan client dan server. Maka ketika client PC1 mengirim data kepada server PC 2 secara bersamaan juga client PC 2 mengirim data pada kepada server PC1 maka akan terjadi congestion sebanyak dua kali yaitu pada PC1 menuju PC2 dan PC2 menuju PC1. Hal ini akan mengakibatkan proses enkapsulasi yang panjang. Sehingga memungkinkan data yang hilang lebih banyak. 9.53 9.01 8.89 9.14 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 RB951G RB260GS RB450G TP Link SG3210 PACKET LOS S 56

4.4 Skenario II