34
Lainnya Isi Paket
Switch; Power Cord; Quick Installation Guide;Resource CD; Rackmount Kit; Rubber Feet
Kebutuhan Sistem
Microsoft® Windows® 8, 7,Vista™, XP or MAC® OS, NetWare®, UNIX® or Linux.
Lingkungan
Operating Temperature: 0 ℃~40℃ 32℉~104℉;
Storage Temperature: -40 ℃~70℃ -40℉~158℉
Operating Humidity: 10~90 non-condensing Storage Humidity: 5~90 non-condensing
3.2 Tabel Spesifikasi TP-Link TL-SG3210
Gambar 3.2 Switch TP-Link TL-SG3210 3.1.3 Router Board Mikrotik RB951G
Alat yang ketiga ini merupakan sebuah router board akan tetapi router ini dapat difungsikan juga sebagai switch.
Harga Produk : Rp 908.000,00 Spesifikasi Produk:
Product Code RB951G-2HND
Architecture MIPS-BE
CPU AR9344 600MHz
Current Monitor no
Main StorageNAND 64MB
RAM 128MB
SFP Ports LAN Ports
5 Gigabit
Yes Switch Chip
1 MiniPCI
Integrated Wireless 1
Wireless Standarts 802.11 bgn
Wireless Tx Power 30dbm
35
Integrated Antenna Yes
Antenna Gain 2 x 2,5dBi
MiniPCIe SIM Card Slots
No USB
1 Power on USB
Yes Memory Cards
No Power Jack
8-30V 802.3af Support
No POE Input
Yes POE Output
No Serial Port
No Voltage Monitor
No Temperature Sensor
No Dimentions
113x138x29mm. Operating System
RouterOS Temperature Range
-20C .. +50C RouterOS License
Level4
3.3 Tabel Spesifikasi Router Board RB951G
Gambar 3.3 Router Board RB951G
3.1.4 Router Board Mikrotik RB450G
Alat yang terakhir ini merupakan sebuah router board juga yang dapat difungsikan juga sebagai switch.
Harga Produk : Rp 1.379.000,00
36
Spesifikasi Produk:
Product Code RB450G
Architecture MIPS-BE
CPU AR7161 680MHz
Current Monitor No
Main StorageNAND 512MB
RAM 256MB
SFP Ports LAN Ports
5 Gigabit
Yes Switch Chip
1 MiniPCI
Integrated Wireless No
MiniPCIe SIM Card Slots
No USB
No Memory Cards
1 Memory Card Type
MicroSD Power Jack
10-28V 802.3af Support
No POE Input
10-28V POE Output
No Serial Port
DB9RS232 Voltage Monitor
No Temperature Sensor
No Dimentions
150mm x 105mm Operating System
RouterOS Temperature Range
-30C .. +60C RouterOS License
Level5
3.4 Tabel Spesifikasi Router Board RB450G
Gambar 3.4 Router Board RB450G
37
3.2 Topologi dan Skenario Pengujian
Pada tugas akhir ini kita membutuhkan topologi dan skenario yang akan menjadi acuan pada saat pengambilan data nantinya. Skenario dan topologi membantu
penulis untuk melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga skenario pengujian antara lain skenario pengujian PC to PC, skenario Swicth tanpa
VLAN, dan yang terakhir skenario Switch dengan menggunakan VLAN. Berikut ini adalah beberapa scenario yang digunakan untuk melakukan pengujian.
3.2.1 Skenario 0
1.5 Gambar skenario nol test PC to PC
Pada gambar 3.5 merupakan scenario nol yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan maksimal yang dapat dikirim oleh semua PC. Pengujian ini
dilakukan dengan cara mengirimkan bandwidth antara PC satu ke PC yang lain dengan cara dua arah atau yang biasa dibilang duplex.
3.2.2 Skenario I
3.6 Gambar skenario pertama test kecepatan per port
38
Pada gambar 3.6 merupakan scenario yang kedua digunakan untuk mengetahui kecepatan maksimal yang dapat dikirim pada setiap portnya. Skenario ini hampir sama
dengan skenario 0, perbedaannya terletak pada switch dimana di antara dua host dijembatani dengan sebuah switch. Hal ini dilakukan untuk melihat kecepatan yang
dihasilkan pada setiap PC.
3.2.3 Skenario II a
3.7 Gambar skenario kedua test kecepatan empat port tanpa VLAN
Setelah melakukan pengujian setiap port maka sekarang yang dilakukan adalah mengetahui kecepatan maksimal yang dihasilkan dengan menguji empat PC sekaligus.
Untuk mengetahui kecepatan yang dapat dihasilkan pada setiap portnya. Pengujian dengan cara PC 1 mengirimkan data dengan bandwith 1 Gb ke PC 2, kemudian PC 2
39
mengirim bandwith 1 Gb ke PC 3, selanjutnya PC 3 mengirimkan bandwith 1 Gb ke PC4, dan PC 4 mengirimkan bandwidth 1 Gb ke PC1.
3.2.4 Skenario II b
3.8 Gambar skenario ketiga test kecepatan empat port dengan VLAN
Setelah melakukan pengujian tanpa VLAN maka sekarang yang dilakukan adalah mengetahui kecepatan maksimal yang dihasilkan dengan menguji empat PC
sekaligus dengan menggunakan VLAN. Untuk mengetahui kecepatan yang dapat dihasilkan pada setiap portnya. Pengujian dengan cara PC 1 mengirimkan data dengan
bandwith 1 Gb ke PC 2, kemudian PC 2 mengirim bandwith 1 Gb ke PC 1 yang masuk kedalam jaringan VLAN 1, selanjutnya PC 3 mengirimkan bandwith 1 Gb ke PC4, dan
PC 4 mengirimkan bandwidth 1 Gb ke PC3 yang masuk dalam jaringan VLAN 2.
40
3.2.5 Skenario III a
3.9 Gambar skenario lima port tanpa VLAN
Misalnya ada switch 5 port dalam contoh 1000 Mbps per port, kemudian tertancap pada 5 komputer dengan masing-masing port tersebut mempunyai kecepatan
1000 Mbps. Sebelum melakukan pengujian sudah dilakukan pengujian dari PC ke PC pada skenario 0 untuk melihat apakah PC mampu mengirimkan paket sebesar 1000
Mbps atau tidak. Setelah semua PC lulus tes maka pengujian menggunakan iperf akan dilakukan dengan menggunakan protocol UDP maupun TCP yang nantinya akan dilihat
berapa throughput maksimal dari setiap trafik yang terjadi. Untuk melihat throughput maksimalnya dengan cara setiap PC di jadikan server dan client yang nantinya setiap
client akan mengirimkan data ke setiap server dengan cara PC1 mengirimkan data dengan bandwidth maksimal ke PC2, PC2 mengirim data ke PC3, PC3 mengirim ke
41
PC4, PC 4 mengirim ke PC5, dan PC 5 mengirim ke PC1. Nah dari sana akan di analisa throughput yang diperoleh dalam setiap kali percobaan.
3.2.6 Skenario III b
3.10 Gambar skenario lima port network dengan VLAN
Hampir sama dengan skenario yang pertama. Akan tetapi ada perbedaan sedikit di sini yaitu menggunakan VLAN. Setiap VLAN memiliki satu network yang berbeda
dengan VLAN yang lain. Pada skenario ini dibagi menjadi dua VLAN yaitu VLAN 1 dengan terhubung dengan tiga PC dan VLAN 2 terhubung dengan dua PC. Dimana
pada saat pengujian nanti penulis akan melakukan transfer data pada VLAN 1 yaitu PC1 mengirim ke PC2, PC2 mengirim ke PC3, dan PC3 mengirim ke PC1. Sedangkan
pada VLAN 2 terhubung dengan dua PC saja dan dilakukan proses transfer data dengan
42
cara PC4 mengirim ke PC5 dan PC5 mengirim data ke PC4. Nah dari sini juga sudah terbentuk lima trafik sekaligus yang nantinya akan di analisa throughput maksimal yang
diperoleh.
3.3 Spesifikasi Tool yang digunakan
Pada penelitian ini nantinya akan menggunakan tool iperf. Biasanya iperf digunakan untuk mengukur throughput, jitter dan packet loss. Untuk mengukur
menggunakan iperf, kedua host harus diinstall iperf terlebih dahulu. Pada penelitian ini available bandwidth dapat diukur dengan Iperf TCP dan UDP test.
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan pengujian: a.
Lakukan instalasi iperf di PC b.
Konfigurasi Iperf Pada penelitian ini penulis menggunakan software iperf yang digunakan untuk
membanjiri bandwidth pada setiap port. Protokol yang menjadi parameter pengujian adalah protokol TCP dan UDP. Penulis melakukan konfigurasi client dan server pada
pada TCP dan UDP seperti dibawah ini:
Gambar 3.11 Server TCP Pada gambar 3.11 merupakan server TCP dimana penulis melakukan pengujian
dengan menggunakan windows size default yaitu sebesar 64.0 Kbyte.
43
Gambar 3.12 Client TCP Pada gambar 3.12 adalah merupakan client TCP di-set dengan interval 1 detik
dengan lama transmisi sebanyak 100 kali.
Gambar 3.13 Server UDP Pada gambar 3.13 merupakan server UDP dimana penulis melakukan pengujian
dengan menggunakan buffer size default yaitu sebesar 64.0 Kbyte dengan penambahan perintah
–u yang mendefinisikan server menjadi server UDP.
44
Gambar 3.14 Client UDP Hampir sama dengan server TCP pada gambar 3.14 adalah merupakan client
UDP di-set dengan interval 1 detik dengan lama transmisi sebanyak 100 kali, akan tetapi pada client ditambah perintah
–u yang menyatakan bahwa client sudah di set ke dalam UDP dan
–b1Gb yang berarti memaksimalkan bandwidth yang terkirim sebanyak 1 Gbit.
45
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA
Pada bab 4 ini, membahas tentang analisa terhadap hasil pengujian TCP dan UDP. Pengujian dilakukan untuk membandingkan unjuk kerja switch tanpa VLAN dan switch
dengan VLAN.
4.1 Analisa dan Grafik
Pengujian ini akan mengukur kecepatan port forwarding pada setiap switch mikrotik RB260G, TP-Link TL-SG3210G maupun pada mikrotik Router Wireless
RB951G dan mikrotik Router Indoor RB450G yang terkonfigurasi menjadi switch. Pengukuran menggunankan iperf bertujuan untuk melihat jumlah throughput maksimal
pada setiap alat. Untuk mendapatkan hasil throughput baik TCP maupun UDP penulis
menggunakan tools iperf. Dengan cara membanjiri setiap port yang ada pada switch atau router yang sudah di konfigurasi menjadi switch. Pengujian dilakukan berdasarkan
scenario yang sudah ditentukan oleh penulis mulai dari scenario 0, scenario 1a dan 1b, kemudian scenario 2a dan 2b, yang terakhir adalah scenario 3a dan 3b.
4.2 Analisa Skenario 0 Tes PC to PC
Sebelum melakukan pengujian menggunakan switch, penulis melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap perangkat komputer yang digunakan untuk
dilakukan pengujian dengan tujuan untuk mengetahui berapa throughput maksimal yang dapat dikirim oleh setiap PC menggunakan tools iperf.