Tabel Spesifikasi TP-Link TL-SG3210 Tabel Spesifikasi Router Board RB450G Gambar skenario lima port network dengan VLAN Spesifikasi Tool yang digunakan

34 Lainnya Isi Paket Switch; Power Cord; Quick Installation Guide;Resource CD; Rackmount Kit; Rubber Feet Kebutuhan Sistem Microsoft® Windows® 8, 7,Vista™, XP or MAC® OS, NetWare®, UNIX® or Linux. Lingkungan Operating Temperature: 0 ℃~40℃ 32℉~104℉; Storage Temperature: -40 ℃~70℃ -40℉~158℉ Operating Humidity: 10~90 non-condensing Storage Humidity: 5~90 non-condensing

3.2 Tabel Spesifikasi TP-Link TL-SG3210

Gambar 3.2 Switch TP-Link TL-SG3210 3.1.3 Router Board Mikrotik RB951G Alat yang ketiga ini merupakan sebuah router board akan tetapi router ini dapat difungsikan juga sebagai switch. Harga Produk : Rp 908.000,00 Spesifikasi Produk: Product Code RB951G-2HND Architecture MIPS-BE CPU AR9344 600MHz Current Monitor no Main StorageNAND 64MB RAM 128MB SFP Ports LAN Ports 5 Gigabit Yes Switch Chip 1 MiniPCI Integrated Wireless 1 Wireless Standarts 802.11 bgn Wireless Tx Power 30dbm 35 Integrated Antenna Yes Antenna Gain 2 x 2,5dBi MiniPCIe SIM Card Slots No USB 1 Power on USB Yes Memory Cards No Power Jack 8-30V 802.3af Support No POE Input Yes POE Output No Serial Port No Voltage Monitor No Temperature Sensor No Dimentions 113x138x29mm. Operating System RouterOS Temperature Range -20C .. +50C RouterOS License Level4

3.3 Tabel Spesifikasi Router Board RB951G

Gambar 3.3 Router Board RB951G

3.1.4 Router Board Mikrotik RB450G

Alat yang terakhir ini merupakan sebuah router board juga yang dapat difungsikan juga sebagai switch. Harga Produk : Rp 1.379.000,00 36 Spesifikasi Produk: Product Code RB450G Architecture MIPS-BE CPU AR7161 680MHz Current Monitor No Main StorageNAND 512MB RAM 256MB SFP Ports LAN Ports 5 Gigabit Yes Switch Chip 1 MiniPCI Integrated Wireless No MiniPCIe SIM Card Slots No USB No Memory Cards 1 Memory Card Type MicroSD Power Jack 10-28V 802.3af Support No POE Input 10-28V POE Output No Serial Port DB9RS232 Voltage Monitor No Temperature Sensor No Dimentions 150mm x 105mm Operating System RouterOS Temperature Range -30C .. +60C RouterOS License Level5

3.4 Tabel Spesifikasi Router Board RB450G

Gambar 3.4 Router Board RB450G 37

3.2 Topologi dan Skenario Pengujian

Pada tugas akhir ini kita membutuhkan topologi dan skenario yang akan menjadi acuan pada saat pengambilan data nantinya. Skenario dan topologi membantu penulis untuk melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga skenario pengujian antara lain skenario pengujian PC to PC, skenario Swicth tanpa VLAN, dan yang terakhir skenario Switch dengan menggunakan VLAN. Berikut ini adalah beberapa scenario yang digunakan untuk melakukan pengujian.

3.2.1 Skenario 0

1.5 Gambar skenario nol test PC to PC Pada gambar 3.5 merupakan scenario nol yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan maksimal yang dapat dikirim oleh semua PC. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengirimkan bandwidth antara PC satu ke PC yang lain dengan cara dua arah atau yang biasa dibilang duplex.

3.2.2 Skenario I

3.6 Gambar skenario pertama test kecepatan per port 38 Pada gambar 3.6 merupakan scenario yang kedua digunakan untuk mengetahui kecepatan maksimal yang dapat dikirim pada setiap portnya. Skenario ini hampir sama dengan skenario 0, perbedaannya terletak pada switch dimana di antara dua host dijembatani dengan sebuah switch. Hal ini dilakukan untuk melihat kecepatan yang dihasilkan pada setiap PC.

3.2.3 Skenario II a

3.7 Gambar skenario kedua test kecepatan empat port tanpa VLAN Setelah melakukan pengujian setiap port maka sekarang yang dilakukan adalah mengetahui kecepatan maksimal yang dihasilkan dengan menguji empat PC sekaligus. Untuk mengetahui kecepatan yang dapat dihasilkan pada setiap portnya. Pengujian dengan cara PC 1 mengirimkan data dengan bandwith 1 Gb ke PC 2, kemudian PC 2 39 mengirim bandwith 1 Gb ke PC 3, selanjutnya PC 3 mengirimkan bandwith 1 Gb ke PC4, dan PC 4 mengirimkan bandwidth 1 Gb ke PC1.

3.2.4 Skenario II b

3.8 Gambar skenario ketiga test kecepatan empat port dengan VLAN Setelah melakukan pengujian tanpa VLAN maka sekarang yang dilakukan adalah mengetahui kecepatan maksimal yang dihasilkan dengan menguji empat PC sekaligus dengan menggunakan VLAN. Untuk mengetahui kecepatan yang dapat dihasilkan pada setiap portnya. Pengujian dengan cara PC 1 mengirimkan data dengan bandwith 1 Gb ke PC 2, kemudian PC 2 mengirim bandwith 1 Gb ke PC 1 yang masuk kedalam jaringan VLAN 1, selanjutnya PC 3 mengirimkan bandwith 1 Gb ke PC4, dan PC 4 mengirimkan bandwidth 1 Gb ke PC3 yang masuk dalam jaringan VLAN 2. 40

3.2.5 Skenario III a

3.9 Gambar skenario lima port tanpa VLAN

Misalnya ada switch 5 port dalam contoh 1000 Mbps per port, kemudian tertancap pada 5 komputer dengan masing-masing port tersebut mempunyai kecepatan 1000 Mbps. Sebelum melakukan pengujian sudah dilakukan pengujian dari PC ke PC pada skenario 0 untuk melihat apakah PC mampu mengirimkan paket sebesar 1000 Mbps atau tidak. Setelah semua PC lulus tes maka pengujian menggunakan iperf akan dilakukan dengan menggunakan protocol UDP maupun TCP yang nantinya akan dilihat berapa throughput maksimal dari setiap trafik yang terjadi. Untuk melihat throughput maksimalnya dengan cara setiap PC di jadikan server dan client yang nantinya setiap client akan mengirimkan data ke setiap server dengan cara PC1 mengirimkan data dengan bandwidth maksimal ke PC2, PC2 mengirim data ke PC3, PC3 mengirim ke 41 PC4, PC 4 mengirim ke PC5, dan PC 5 mengirim ke PC1. Nah dari sana akan di analisa throughput yang diperoleh dalam setiap kali percobaan.

3.2.6 Skenario III b

3.10 Gambar skenario lima port network dengan VLAN

Hampir sama dengan skenario yang pertama. Akan tetapi ada perbedaan sedikit di sini yaitu menggunakan VLAN. Setiap VLAN memiliki satu network yang berbeda dengan VLAN yang lain. Pada skenario ini dibagi menjadi dua VLAN yaitu VLAN 1 dengan terhubung dengan tiga PC dan VLAN 2 terhubung dengan dua PC. Dimana pada saat pengujian nanti penulis akan melakukan transfer data pada VLAN 1 yaitu PC1 mengirim ke PC2, PC2 mengirim ke PC3, dan PC3 mengirim ke PC1. Sedangkan pada VLAN 2 terhubung dengan dua PC saja dan dilakukan proses transfer data dengan 42 cara PC4 mengirim ke PC5 dan PC5 mengirim data ke PC4. Nah dari sini juga sudah terbentuk lima trafik sekaligus yang nantinya akan di analisa throughput maksimal yang diperoleh.

3.3 Spesifikasi Tool yang digunakan

Pada penelitian ini nantinya akan menggunakan tool iperf. Biasanya iperf digunakan untuk mengukur throughput, jitter dan packet loss. Untuk mengukur menggunakan iperf, kedua host harus diinstall iperf terlebih dahulu. Pada penelitian ini available bandwidth dapat diukur dengan Iperf TCP dan UDP test. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan pengujian: a. Lakukan instalasi iperf di PC b. Konfigurasi Iperf Pada penelitian ini penulis menggunakan software iperf yang digunakan untuk membanjiri bandwidth pada setiap port. Protokol yang menjadi parameter pengujian adalah protokol TCP dan UDP. Penulis melakukan konfigurasi client dan server pada pada TCP dan UDP seperti dibawah ini: Gambar 3.11 Server TCP Pada gambar 3.11 merupakan server TCP dimana penulis melakukan pengujian dengan menggunakan windows size default yaitu sebesar 64.0 Kbyte. 43 Gambar 3.12 Client TCP Pada gambar 3.12 adalah merupakan client TCP di-set dengan interval 1 detik dengan lama transmisi sebanyak 100 kali. Gambar 3.13 Server UDP Pada gambar 3.13 merupakan server UDP dimana penulis melakukan pengujian dengan menggunakan buffer size default yaitu sebesar 64.0 Kbyte dengan penambahan perintah –u yang mendefinisikan server menjadi server UDP. 44 Gambar 3.14 Client UDP Hampir sama dengan server TCP pada gambar 3.14 adalah merupakan client UDP di-set dengan interval 1 detik dengan lama transmisi sebanyak 100 kali, akan tetapi pada client ditambah perintah –u yang menyatakan bahwa client sudah di set ke dalam UDP dan –b1Gb yang berarti memaksimalkan bandwidth yang terkirim sebanyak 1 Gbit. 45

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Pada bab 4 ini, membahas tentang analisa terhadap hasil pengujian TCP dan UDP. Pengujian dilakukan untuk membandingkan unjuk kerja switch tanpa VLAN dan switch dengan VLAN.

4.1 Analisa dan Grafik

Pengujian ini akan mengukur kecepatan port forwarding pada setiap switch mikrotik RB260G, TP-Link TL-SG3210G maupun pada mikrotik Router Wireless RB951G dan mikrotik Router Indoor RB450G yang terkonfigurasi menjadi switch. Pengukuran menggunankan iperf bertujuan untuk melihat jumlah throughput maksimal pada setiap alat. Untuk mendapatkan hasil throughput baik TCP maupun UDP penulis menggunakan tools iperf. Dengan cara membanjiri setiap port yang ada pada switch atau router yang sudah di konfigurasi menjadi switch. Pengujian dilakukan berdasarkan scenario yang sudah ditentukan oleh penulis mulai dari scenario 0, scenario 1a dan 1b, kemudian scenario 2a dan 2b, yang terakhir adalah scenario 3a dan 3b.

4.2 Analisa Skenario 0 Tes PC to PC

Sebelum melakukan pengujian menggunakan switch, penulis melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap perangkat komputer yang digunakan untuk dilakukan pengujian dengan tujuan untuk mengetahui berapa throughput maksimal yang dapat dikirim oleh setiap PC menggunakan tools iperf.