51
berdasarkan Kitab Suci.   Meneladan sikap kerendahan hati Maria
15 3.  Semangat dan
Keteguhan hati.  Menjelaskan arti penyerahan diri.
 Sikap yang bukan merupakan sikap penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken.
 Meneladan sikap penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken
5 16
17
4.  Kebijaksanaan dan
berpengetahuan .
 Menjelaskan cara mencapai kebijaksanaan dan berpengetahuan Br. Bernardus Hoecken
dengan menjadi pribadi pendoa.  Menjelaskan makna doa dalam kehidupan
sehari-hari.  Tindakan yang bertentangan dengan tindakan
bijaksana dan berpengetahuan dalam kehidupan  Br.Bernardus Hoecken.
 Meneladan tindakan bijaksana dan berpengetahuan dalam kehidupan
Br.Bernardus Hoecken. 6
7
18
19
5.  Sikap Bijaksana.
 Menjelaskan sikap bijaksana Maria yang reflektif.
 Meneladan Mgr. Ludovicus Rutten dan Br.Bernardus Hoecken dalam bersikap
bijaksana melalui usaha mereka menjadi 8
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
insan pembelajar. 6.  Sikap Saleh.
  Menjelaskan  bahwa  doa  memiliki  fungsi sosial.
9
7.  Teladan Baik.   Meneladan Br.Bernardus Hoecken dalam
mengampuni sesama. 21
8.  Lembut Hati.   Menjelaskan sikap lembut hati menurut Kitab
Suci. 10
9.  Tabah Hati.   Mampu menjelaskan bahwa setiap pribadi itu
unik menurut Kitab Suci 11
10. Mencintai para Bruder.
  Siswa mampu menemukan nilai-nilai keutamaan Bruder FIC yang sudah dihidupi
oleh sekolahnya.   Meneladan Br. Bernardus Hoecken dan Mgr.
Ludovicus Rutten dalam mencintai sesamanya.
12
22
Tabel.3: Kisi-kisi Instrumen  Aspek Proses pendidikan kepangudiluhuran.
Aspek Indikator
No.Item
11. Profesional   Guru komitmen pada siswa dan proses
23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
itas guru belajarnya
  Guru dapat menjalin relasi dengan siswa   Guru mampu mengelola kelas
  Guru memiliki pengetahuan tentang kepangudiluhuran, dan menguasai materi
tersebut. 24
25 26
12. Materi   Materi bervariasi atau tetap.
  Materi relevan dengan tujuan   Materi yang digunakan menarik
27 28
29 13. Tujuan
  Memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup
  Mampu mengungkapkan iman dalam doa dan liturgi
30
31
14. Proses   Siswa dapat mengikuti proses dengan mudah
  Tahap-tahaplangkah-langkah  mudah dipahami siswa
32 33
15. Sarana   Sarana yang digunakan sesuai dengan tujuan
materi dan situasi 34
16. Suasana kelas
  Suasana belajar menyenangkan, adanya saling pengertian dalam kelas.
  Terciptanya interaksi antara guru dan siswa dan diantara siswa.
35
36
17. Evaluasi   Evaluasi rutin
37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54   Evaluasi menyeluruh
  Evaluasi obyektif   Evaluasi sesuai dengan tujuan
38 39
40
Tabel. 4. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Aspek  Indikator
  Menunjukkan pemahamanan siswa tentang Pelajaran Kepangudiluhuran.   Pengalaman menghayati nilai-nilai kepangudiluhuran.
  Pengalaman siswa dalam mengikuti pelajaran kepangudiluhuran.
b. Pengembangan Instrumen
1 Uji coba terpakai
Uji coba instrument ini berbentuk uji coba terpakai. Artinya peneliti hanya satu  kali  menyebarkan  instrumen  kepada  responden  untuk  dipakai  dalam
mengumpulkan  data  penelitian.  Hal  ini  digunakan  agar  data  yang  masuk  benar- benar murni karena pertama kali dipakai dan supaya tidak terjadi rekayasa dalam
pengambilan  datanya.  Butir  instrumen  yang  sudah  diisi  oleh  responden selanjutnya  akan  diuji  tingkat  validitas  dan  reliabilitasnya.  Lalu  butir  instrumen
yang tingkat  validitasnya sangat  rendah akan dibuang.  Kemudian akan dianalisis data  untuk  mendeskripsikan  pendidikan  kepangudilhuran  dengan  menggunakan
butir instrumen yang diangap valid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2 Uji Validitas Insrtumen
Setelah data terkumpul, penulis sebelumnya akan memasukkan data sesuai dengan  aspek-aspeknya,  lalu  mulai  menguji  tingkat  validitas  data  yang  sudah
didapat.  Alat  ukur  dapat  dinyatakan  sebagai  alat  ukur  yang  baik  dan  mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi uji validitas.
Arikunto  dalam  Riduwan  2010:  97  menjelaskan  bahwa  validitas  merupakan suatu ukuran  yang menunjukkan tingkat  keandalan atau kesahan suatu  alat  ukur.
Jika instrumen dinyatakan valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur  apa  yang  seharusnya  diukur.  Oleh  karena  itu,  agar  gambaran  dan
kesimpulan  hasil  penelitian  ini  tidak  keliru  nantinya,  penulis  akan  menguji validitas instrumen yang telah dipakai.
Dalam  uji  coba  terpakai  menggunakan  validitas  butir  dengan  taraf signifikansi  0,05  dengan  N  163  orang.  Dari  40  butir  soal  yang  diuji,  terdapat    5
buitir soal yang tidak valid, sedangkan 35 butir soal valid. Maka 35 butir soal ini yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
Tabel 5. Hasil uji validitas.
No item Taraf signifikansi 0,05
Keterangan 1
0,000 Valid
2 0,026
Valid 3
0,000 Valid
4 0,000
Valid 5
0,000 Valid
6 0,013
Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
7 0.634
Tidak Valid 8
0,000 Valid
9 0,000
Valid 10
0,000 Valid
11 0,000
Valid 12
0,000 Valid
13 0,188
Tidak Valid 14
0,701 Tidak Valid
15 0,000
Valid 16
0,000 Valid
17 0,004
Valid 18
0,068 Tidak Valid
19 0,802
Tidak Valid 20
0,000 Valid
21 0,019
Valid 22
0,000 Valid
23 0,000
Valid 24
0,000 Valid
25 0,000
Valid 26
0,000 Valid
27 0,000
Valid 28
0,000 Valid
57
29 0,000
Valid 30
0,000 Valid
31 0,000
Valid 32
0,000 Valid
33 0,000
Valid 34
0,000 Valid
35 0,000
Valid 36
0,000 Valid
37 0,000
Valid 38
0,000 Valid
39 0,000
Valid 40
0,000 Valid
Maka butir yang memiliki koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,  216  dianggap  valid  dan  layak  digunakan  dalam  penelitian  ini.  Perhitungan  uji
validitas  dalam  penelitian  ini  dengan  menghitung  korelasi  antara  masing-masing skor  item  pernyataan  dengan  skor  total  menggunakan  rumus  teknik  korelasi
Product Moment berbantuan Microsoft Excel.
Tabel 6. Rumus manual uji Validitas
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi variabel x dengan y PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
XY : hasil perkalian antara variabel x dengan y
X : jumlah nilai setiap item
Y : jumlah nilai konstan
N : jumlah subyek penelitian
Hasil validitas butir pada keseluruhan aspek  yang diuji dari 35 butir soal. Semua butir soal nilainya lebih dari 0,216. Dengan demikian semua soal dinyatakan valid
dan layak untuk dianalisis lebih lanjut.
3 Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut  Riduwan  2010:  213,  uji  reliabilitas  dilakukan  untuk mendapatkan  tingkat  kehandalan  alat  pengumpul  data.  Sugiyono  2014:  268,
Instrumen  yang  reliabilitas  adalah  instrumen  yang  jika  digunakan  beberapa  kali untuk  mengukur  obyek  yang  sama,  akan  menghasilkan  data  yang  sama.
Pengukuran  reliabilitas  dari  penelitian  ini  akan  dilakukan  dengan  cara    satu  kali pengukuran guna mencari reliabilitas internal  dari setiap item instrumen.
Besar  koefisien  reliabilitas  berkisar  antara  0,00  sampai  dengan  1,00.  Jika koefisien  semakin  mendekati  1,00  maka  reliabilitas  hasil  pengukurannya  sangat
tinggi.  Dalam  penelitian  ini,  uji  reliabilitas  dilakukan  dengan  teknik  formula Alpha dengan menggunakan program SPSS 19.0 for windows.
Tabel 7. Rumus manual uji Reliabilitas
Keterangan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
reliabilitas alpha Si  = varian responden untuk item 1
K = jumlah item St = jumlah varian skor total
Hasil pengujian reliabilitas melalui program SPSS 19.0 for windows dapat di lihat dri tabel berikut ini.
Tabel 8. Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha
N of Items 0,810
35
Dari  hasil  analisis  terhadap  35  butir  item  instrumen  yang  valid,  diketahui  nilai Cronbach’s  Alpha sebesar 0,810  yang berarti reliabilitas soal tinggi.
E. Teknik Analisis Data
Sugiyono  2010:  207  analisis  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  untuk membahas  data  yang  dihasilkan  dari  penyebaran  instrument  setelah  terkumpul
semua. Adapun  yang dilakukan dalam analisis ini adalah  mengelompokkan data berdasarkan  variabel  dan  jenis  respondennya,  mentabulasi  data  berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data atas setiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Analisis  data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  analisis  deskriptif. Statistik  deskriptif  merupakan  statistik  yang  digunakan  unutk  menganalisa  data
60
dengan  cara  mendeskripsikan  atau  menggambarkan  data  yang  telah  terkumpul sebagaimana  adanya  tanpa  bermaksud  untuk  membuat  kesimpulan  yang  berlaku
untuk  umum  atau  generalisasi.  Penulis  menggunakan  metode  statistik  deskriptif ini  karena  sesuai  dengan  tujuan  penulisan  skripsi  ini  yaitu  ingin  mengetahui
proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. Adapun  data  yang  ingin  diuji  melalui  statistik  deskriptif  ini  meliputi
penyajian  data  melalui  tabel,  grafik,  dengan  memperhitungkan  nilai  yang  sering muncul  modus,  nilai  tengah  median,  pengukuran  tedensi  sentralrata-rata
mean,  simpang  baku  standar  deviasi,varian,  range  rentang  skor,  skor terendah minimum, skor tertingi maksimum, serta perhitungan persentase.
Instrumen  penelitian  ini  didasarkan  pada  skala  Likert  dengan  interval skalanya  4  dan  perhitungan  jumlah  skornya  didasarkan  pada  banyaknya  nomor
item instrument, yaitu 28 nomor item. Namun dalam pengujian Validitas terdapat 4 item yang tidak Valid. Maka jumlah item yang digunakan untuk pengolahan 24
item.  Untuk  mendapatkan  skor  tertinggi  Selalu  dalam  variabel  ini,  nilai tertingginya  dikalikan  dengan  jumlah  seluruh  nomor  item,  yaitu  4x24=96.
Sedangkan untuk skor terendah untuk jawaban Tidak Pernah dalam variabel ini, nilai terendahnya dikalikan dengan seluruh nomor item, yaitu 1x24=24.
Adapun  pengolahan  data  dalam  penelitian  ini  akan  dimulai  dengan menyusun  instrumen  berdasarkan  nomor  item,  kemudian  akan  dicari  tingkat
validitas  dan reliabilitasnya, lalu  mulai dikelompokkan dan diolah sesuai  dengan data yang ingin diketahui agar bisa digunakan untuk mendeskripsikan pendidikan
kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berikut  ini  adalah  cara  untuk  menentukan  kategori  variabel  yang  diukur, yang juga berlaku untuk setiap aspek variabelnya:
1.  Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 4x24=96
2.  Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 1x24=24
3.  Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 96-24=72
4.  Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 724=18
Kriteria tersebut diambil dari rumus sebagai berikut;
Tabel 9. Rumus Penentuan Kriteria
Keterangan: Smak = skor maksimal
Smin = skor minimal n = rentang skala setiap item instrument
nilai keseluruhan
1.  Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 24x4=96
2.  Skor aspek pengetahuan : 11x1=11
3.  Total skor keseluruhan : 96+11=107
4.  Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 107-24=83
5. Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya
: 834=20,75
Kualifikasi Interval
62
Sangat baik 86,26-107
Baik 65,51-86,25
Kurang 44,76-65,50
Sangat kurang 24-44,75
Aspek 1, Pengetahuan
6.  Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 11
7.  Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 0
8.  Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 11-0=11
9.  Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 114=2,75
Kriteria Interval
Sangat Baik 9,26-11
Baik 7,6-9,25
Cukup 5,76-7,5
Kurang 4-5,75
Aspek 2, Penghayatan
1.  Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 4x6=24
2.  Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 1x6=6
3.  Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 24-6=18
4.  Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 184=4,5
Kriteria Interval
Selalu 19,6-24
63
Sering 15,1-19,5
Kadang-kadang 10,6-15,0
Tidak pernah 6-10,5
Aspek 3, Proses
1.  Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 4x18=72
2.  Skor terendah yang dicapai dalam variabel ini : 1x18=18
3.  Hasil dari skor tertinggi dikurangi skor terendah : 72-18=54
4.  Hasil dibagi 4 sesuai skala intervalnya : 544=13,5
Kriteria Interval
Selalu 58,6-72
Sering 45,1-58,5
Kadang-kadang 31,6-45,0
Tidak pernah 18-31,5
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada  bab  IV  ini  penulis  akan  menyajikan  dan  membahas  hasil  penelitian dengan  menganalisis  semua  data  yang  dibutuhkan  untuk  mendeskripsikan
Evaluasi Pendidikan
Kepangudiluhuran dan
refleksi kateketis
guna pengembangan pendidikan kepangudiluhuran.
Analisis dilakukan dengan deskripsi statistik yang digunakan oleh penulis dalam  menganalisis  data  penelitian  ini.  Analisis  frekuensi  digunakan  untuk
menghitung  data  pada  variabel,  analisis  statistik  percentile  values,  central tendency,  dispersion  dan  distribution,  serta  menampilkan  grafik  dengan
menggunakan program SPSS 19.0 for windows.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan  hasil  analisis  diperoleh  data  mengenai  Evaluasi  Pendidikan Kepangudiluhuran yang dideskripsikan sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran
Berdasarkan  hasil  pengolahan  data  dapat  diperoleh  gambaran  mengenai Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran:
a. Deskripsi Data Keseluruhan Evaluasi Pendidikan Kepangudiluhuran
Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskripsi nilai Keseluruhan evaluasi pendidikan kepangudiluhuran