25
Indikator: Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka indikator yang mau dicapai
dalam pendidikan kepangudiluhuran tentang percaya kepada Tuhan adalah: a Menjelaskan arti sikap percaya kepada Tuhan berdasar Kitab Suci.
b Menjelaskan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken sebagai jalan menuju keselamatan Kristiani.
c Meneladan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.
2 Allah yang Murah Hati
Untuk memperoleh keselamatan dan hidup bahagia di dunia, perlulah setiap orang percaya kepada Tuhan. Hal itu juga berlaku bagi pemimpin tarekat
atau komunitas, yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rohani dan jasmnai para brudernya. Tentulah tugas ini amat berat, sukar, dan kurang menyenangkan;
orang yang paling tabah pun akan mundur ketakutan, jika ia tidak boleh mengharapkan pertolongan dari surga.
Dua orang pemimpin seperti Mgr. Ludovicus Rutten pendiri Kongregasi FIC dan Br. Bernardus Hoecken sebagai bruder pertama di kongregasi FIC adalah
figur pemimpin menjadi teladan. Mereka berdua adalah gembala atau pemimpin yang dengan setia dan penuh kasih mengantar para bruder kepada sikap percaya
sebagai jalan menuju keselamatan rohani. Mereka adalah dua karakter yang menjalankan perutusan dengan kasih, setia, bersemangat, dan bertanggung jawab.
Hal itu mereka ambil dari semangat gembala sejati yakni Allah yang ditampakkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dalam pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu karya perutusannya berkembang tidak hanya di kota Maastricht saja. Sugi, 2011: 12.
Br. Bernardus Hoecken ketika menghadapi masalah-masalah pada permulaan kongregasi seperti kekurangan calon bruder, dia berdoa kepada Tuhan
dan mempercayakan segala masalah tersebut kepada Tuhan. Berkat semangat, ketekunan, dan menyerahkannya kepada Tuhan serta mohon perantaraan kepada
Bunda Maria, akhirnya semua masalah tersebut dapat diatasi. Buktinya justru perkembangan sekolah-sekolah yang didirikan tidak hanya di kota Maastricht
tetapi sampai ke berbagai negara, seperti Indonesia. Tanpa iman, tidak akan terjadi mukjizat. Karena rasa percaya kita pada Tuhan iman itulah yang
mendatangkan mukjizat. Kisah dalam Injil Lukas 8:22-25 menggambarkan bagaimana Yesus menegur para murid yang kurang beriman, mereka menjadi
kuatir dan ketakutan ketika mereka dihadapkan dengan persoalan yaitu angin dan taufan yang menimpa perahu mereka, pada hal Yesus ada bersama mereka.
Lukas 8:22-25, “pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-
sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: Marilah kita bertolak ke seberang danau. Lalu bertolaklah mereka. Dan ketika mereka sedang
berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Maka datanglah
murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: Guru, Guru, kita binasa Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itu
pun reda dan danau itu menjadi teduh. Lalu kata-Nya kepada mereka: Di manakah kepercayaanmu? Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang
kepada yang lain: Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?
Indikator: a Mengenal Allah adalah kasih berdasarkan Kitab Suci.
27
b Menjelaskan kasih Allah yang dialami oleh Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken dalam hidupnya.
c Meneladan sikap percaya Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.
d Meneladan ketabahan dan kesabaran yang ditunjukkan Mgr. Ludovicus Rutten dan Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.
b. Rendah Hati
1 Melayani Dengan Rendah Hati
Di zaman sekarang ini banyak orang cendrung hidup secara individu, tertutup, angkuh bahkan sombong. Situasi seperti ini menjadikan orang tidak
peduli terhadap sesamanya. Orang tidak mengerti akan tanggungjawab sosialnya, yaitu ikut berperan serta bertanggungjawab memperhatikan orang lain. Biasanya
orang justru lebih mudah menyalahkan orang miskin, menderita, dan bersalah. Orang yang bersikap rendah hati pada dasarnya tidak mencari pujian,
tetapi lebih mendasari tindakanya pada keiklasan hati untuk mengasihi sesama. orang yang rendah hati memiliki sifat peduli terhadap orang lain, mengingat jasa
atau pertolongan yang pernah diterima meski sekecil apapun. Orang yang rendah hati tidak mementingkan diri melainkan memperhatikan kepentingan orang lain
Sugi, 2011: 23. Dalam Kitab S
uci ditegaskan “Barang siapa ingin menjadi yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjad
i pelayanmu” Mat 23:11. “Aku datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, Aku telah memberikan suatu teladan
28 supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” Mat
20:27-28. Demikianlah manusia harus semakin dapat merendahkan diri, agar Tuhan disadari selalu hadir dalam kehidupannya. Allah menentang orang yang
congkak tetapi mengasihi orang yang rendah hati karena Ia sendiri adalah rendah hati. Ia berjalan dengan orang yang rendah hati karena memiliki kemauan
membuka diri terhadap semua ajaran-Nya. Konstitusi FIC art. 12 tentang Maria, Maria menjadi inspirator kerendahan
hati bagi bruder-bruder FIC. Dijelaskan bahwa Santa Perawan Maria adalah pelindung Kongregasi para bruder Santa Perawan Maria yang Tak Bernoda
Fratres Immaculatae Conseptionis-FIC. Para bruder berbahagia menempatkan Maria sebagai inspirasi dalam meningkatkan semangat kerendahan hati.
Kehidupan Maria sepenuhnya dibaktikan bagi pelayanan terhadap Putranya. Ia memandang dirinya sebagai hamba yang hina dina, yang mengalami bahwa Tuhan
mengerjakan karya agung dalam dirinya. Di dalam kidung magnificatnya, terungkap perhatian utamanya terhadap yang miskin dan berkekurangan, dan
kerinduannya terhadap keadilan dan kebenaran. Indikator:
a Menjelaskan sikap kerendahan hati dalam melayani dari Br. Bernardus Hoecken.
b Menjelaskan pandangan Kristiani tentang sikap rendah hati dalam melayani berdasarkan Kitab Suci.
c Meneladan sikap rendah hati Br. Bernardus Hoecken dalam melayani. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2 Maria Teladan Kerendahan Hati Bagi Manusia
Gereja sejak awal mengakui peranan Bunda Maria dalam keseluruhan tata keselamatan. Karya keselamatan Allah dilaksanakan dalam dan melalui Yesus
Kristus, dengan mengiktutsertakan Maria dalam karya keselamatan itu. Maria mulai berperan ketika menyatakan kesiap sediaan dan ketaatannya kepada
kehendak Allah untuk mengandung Yesus Putera-Nya bdk. Luk 1:26-28. Maria mendengarkan, dan percaya. Percaya dinyatakan dengan:
a Menjadi hamba Tuhan b Melayanimemercayai
c Mewujudkan Sabda Allah dalam hidupnya Sejak awal perjalanannya menjadi bunda Yesus, Maria mengalami
tantangan iman yang berat bdk. Luk 2:33 – 35, “ … suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran dan hati banyak orang” ay. 35. Pengujian kesetiaan Maria berpuncak pada peristiwa jalan salib Yesus. Ia
tak tergoyahkan. Ia setia menemani Putranya dalam jalan salib-Nya. Maria semakin mewujudkan kesetiaannya dengan rendah hati. Ia bersedia menjadi ibu
bagi para rasul, yang menjadi cikal bakal Gereja. dengan demikian Maria sudah sejak awal menjadi bunda Gereja. keagungan pribadi Maria yang begitu rendah
hati dihayati oleh Gereja, itulah sebabnya Gereja memberi banyak gelar kepadanya. Walapun demikian Gereja selalu mengingatkan agar umat
menempatkan Maria secara proposional. Devosi kepada Maria tidak berdiri sendiri, melainkan harus ditempatkan dalam konteks Yesus Kristus sebagai
juruselamat dan satu-satunya perantara keselamatan kepada Bapa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam konstitusi FIC art. 12 tentang Maria, dijelaskan Santa Perawan Maria adalah pelindung Kongregasi para Bruder Santa Perawan Maria yang
Terkandung Tak Bernoda Fratres Immaculatae Conceptionis – FIC. Para Bruder
berbahagia menempatkan hidupnya di bawah perlindungannya yang istimewa. Kehidupan Maria sepenuhnya dibaktikan bagi pelayanan Putranya. Ia memandang
dirinya sebagai hamba yang hina dina, yang mengalami bahwa Tuhan mengerjakan karya Agung dalam dirinya. Di dalam Kidung Magnificatnya, dan
kerinduannya terhadap keadilan dan kebenaran. Dia adalah Ibu semua orang beriman. Melalui semua keraguan dan ketidakpastiannya, ia tetap setia terhadap
Putranya, bahkan sampai di Kalvari. Oleh karna itu semua bangsa menyebut dia berbahagia.
Indikator : a Memahami Maria sebagai teladan kerendahan hati bagi manusia melalui
Kitab Suci. b Menjelaskan Maria sebagai teladan kerendahan hati bagi manusia
melalui Br. Bernardus Hoecken. c Meneladan sikap kerendahan hati Maria.
3 Sikap rendah hati untuk menghargai nilai kerja
Pepatah mengatakan Ora et Labora, St.Benekdiktus dari ordo Benekdiktin bekerja dan berdoa. Dengan bekerja orang beriman mewujudkan
panggilan Tuhan yang dapat membahagiakan dirinya. Bekerja meski disertai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan keringat, rasa lelah atau capek, tetapi tetap memberikan kepuasan batin dan kebahagiaan Sugi, 2011: 31.
Orang harus bekerja, karena dengan bekerja orang dapat mempertahankan hidup kebutuhan dasar. Dengan bekerja orang memuliakan Allah bdk. Yoh
5:17, aspek religius. Dengan bekerja orang merasa berbahagia karena mengembangkan potensi-potensi dirinya aspek psikologis Dengan bekerja
orang dapat berjasa dengan orang lain aspek sosial, Sugi, 2011: 31. Dalam ajaran Gereja Gaudium et Spes no.34 dan 35 di jelaskan bahwa
sebagai orang beriman menyadari Tuhan memanggil manusia untuk bekerja. Bekerja merupakan sebuah panggilan dari Tuhan untuk ikut serta dalam karya
penciptaan-Nya. Nilai kerja yang sesungguhnya terletak pada faktor-faktor yang tidak selalu ekonomis, seperti menemukan harga diri, sosial, pengembangan diri,
demi kesejahteraan sesama, dan ikut ambil bagian dalam karya Tuhan. Maka pekerjaan apapun bentuknya sungguh bernilai dihadapan-Nya, apabila dalam
bekerja kita menghadapinya dengan penuh syukur, sikap rendah hati dan menghargai pekerjaan itu.
Demikian juga dalam konstitusi FIC art 5, no. 76 dan 77, dijelaskan bahwa Bruder sepenuhnya membaktikan diri demi pelayanan kepada Allah dan demi
pelayanan kepada kedatang Kerajaan-Nya. Dalam kasih, para Bruder membaktikan dirinya kepada Dia yang penug kasih. Dalam Dia, para Bruder
membaktikan dirinya seorang kepada yang lain dan kepada semua orang. Para Bruder mengungkapkan pembaktian ini dalam keseluruhan hidupnya. Mereka
melaksanakannya dalam semangat Injil, antara lain dengan menjanjikan dirinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
untuk hidup menurut Triprasetia : Ketaatan, Kemiskinan, dan hidup Wadat demi Kerajaan Allah.
Indikator : a Menjelaskan sikap rendah hati diperlukan untuk menghargai nilai kerja
melalui Kitab Suci. b Memahami sikap rendah hati diperlukan untuk menghargai nilai kerja
melalui Br.Bernardus Hoecken. c Meneladan sikap rendah hati Br. Bernardus Hoecken untuk menghargai
nilai kerja dalam kehidupan sehari-hari.
c. Semangat dan Keteguhan hati
1 Penyerahan Diri Jalan Memperoleh Kekuatan Keteguhan Hati
Globalisasi adalah perubahan yang terjadi di dunia ini akibat dari penemuan-penemuan modern sehingga seolah-olah dunia yang luas ini menjadi
sedemikian sempitnya. Hal ini membawa perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Di satu sisi globalisai telah memberikan kemungkinan untuk
membangun kesatuan secara lebih luas. Di sisi lain globalisasi telah memberikan berbagai tawaran atau pilihan yang beragam. Hal ini memberikan kesulitan pada
semua orang terlebih generasi muda yang masih mencari jati diri. proses mencari jati diri ini menyebabkan generasi muda mudah berubah dalam pilihan-pilihan
hidup. Oleh karena itu generasi muda memerlukan teladan pribadi yang memiliki keteguhan hati dalam hidup. Mereka perlu melatih diri untuk membuat pilihan-
pilihan tepat dalam hidup Sugi, 2011: 39. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dalam Injil Mat 16:24 Yesus berkata kepada murid-muridNya: Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingan sendiri, memikul
salibnya, dan terus mengikuti Aku. Firman ini menunjukkan bahwa Yesus memberikan persyaratan kepada manusia kalau ingin mengikuti Yesus, manusia
harus rela dan mau meninggalkan segala sesuatu yang menghambat hubungannnya dengan Tuhan.
Indikator: a Menjelaskan arti penyerahan diri.
b Meneladan sikap penyerahan diri Br. Bernardus Hoecken.
2 Sikap Keteguhan Hati Di Bangun Melalui Kewaspadaan
Waspada berarti orang selalu bersikap berjaga-jaga menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Sadar akan yang dihadapi meskipun belum jelas
jalan keluarnya. Dalam Injil Lukas 12:35-37, pelayan yang siap selau selau berjaga-jaga setiap hal. Berpakaian dan lampu tetap bernyala sama seperti pelayan
yang sedang siap menunggu tuannya kembali dari pesta kawin. Kalau tuan itu kembali dan mengetuk pintu, mereka akan segera membuka pintu. Alangkah
untungnya pelayan-pelayan yang kedapatan sedang menunggu pada waktu tuannya datang. Maka dalam menghadapi hidup pada era globalisasi dibutuhkan
sikap waspada atau bertindak berhati-hati untuk berani memilih dan menetukan hal-hal yang baik dan meninggalkan yang kurang baik. Untuk bisa sampai proses
memilih hal yang baik serta meniggalkan yang kurang baik membutuhkan bantuan orang lain Sugi, 2011: 44.
34
Indikator : a Menjelaskan sikap waspada yang dihidupi Br. Bernardus Hoecken dan
Mgr.Ludovicus Rutten. b Menjelaskan pengalaman bersikap waspada sangat perlu dalam kehidupan
sehari-hari. c Meneladan sikap waspada yang dihidupi Br. Bernardus Hoecken dan
Mgr.Ludovicus Rutten.
d. Kebijaksanaan dan berpengetahuan
1 Menjadi Manusia Pendoa
Doa suatu sarana komunikasi kasih antara manusia dan Allah. Menjadi manusia pendoa berarti mau menyediakan waktu dan tempat untuk selalu
membangun kedekatan hati dengan Allah. Baginya doa merupakan nafas kehidupan sehari-hari. Melalui doa, seseorang dimampukan untuk mendengarkan
kebenaran dan hidup batin yang mendalam Sugi, 2011: 48. Orang yang bijaksana adalah orang yang cerdas dalam artian mampu
membedakan hal yang baik dari hal yang buruk I Raj 3:9. Ia dapat memberikan alternatif-alternatif sebagai jalan ke luar. Orang yang bijaksana orang yang terus
belajar dan terus menangkap jalan-jalan Tuhan. Jalan Tuhan dibacanya melalui tanda-tanda yang terjadi setiap harinya.
Indikator: a Menjelaskan cara mencapai kebijaksanaan dan berpengetahuan Br.
Bernardus Hoecken menjadi pribadi pendoa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b Menjelaskan makna doa dalam kehidupan sehari-hari. c Meneladan kehidupan doa Br. Bernardus Hoecken.
d Meneladan tindakan bijaksana dan berpengetahuan dalam kehidupan Br.Bernardus Hoecken.
e. Sikap Bijaksana
1 Menjadi Insan Pembelajar
Menjadi manusia pembelajar merupakan hak setiap orang, dan yang bersedia menerima tanggung jawab untuk melakukan dua hal penting yakni :
a Berusaha mengenali dirinya, potensi dan bakat-bakat yang muncul, b Berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan potensinya itu,
mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuhnya, dengan cara menjadi dirinya sendiri Sugi, 2011: 54.
Dalam kontitusi FIC dijelaskan “kita harus berkembang menjadi orang yang sungguh-sungguh dewasa dan kaya secara rohani. Kita akan menjadi
semakin berarti bagi persekutuan persaudaraan kita. Kita bersedia mendengarkan orang lain dan menerima pertolongan mereka; kita hendaknya menghargai orang
lain, meskipun dalam kenyataan mereka berbeda d ari kita.” Ditegaskan pula
bahwa orang bijaksana ialah orang yang terus belajar dan terus menanggapi jalan- jalan Tuhan.
Indikator : a Menjelaskan arti kesatuan kata dan perbuatan
36
b Menjelaskan kebijaksanaan dan berpengetahuan memerlukan sikap mendekatkan diri pada Tuhan.
c Meneladan Mgr.Ludovicus Rutten dan Br.Bernardus Hoecken dalam bersikap bijaksana melalui usaha mereka menjadi insan pembelajar.
2 Sikap Bijaksana Merupakan Perwujudan Iman
Seorang yang bijaksana mengenal kesucian Tuhan Allah dan takut akan Dia. Seorang yang bijaksana mengetahui bagaimana menggunakan waktu secara
tepat untuk memuliakan Tuhan. Seorang yang mengenal Tuhan mengetahui bahwa kehidupan nyatanya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Allah
yang kekal Sugi, 2011: 59. Santo Yakobus mengatakan, “kebijakan adalah rahmat Allah yang harus
dimohon dalam doa dan dilatih dalam suasana doa”. Bruder Bernardus Hoecken dalam segala hal meskipun sangat kecil kepentingannya terlebih dahulu tetap
memohon nasihat dan pertolongan kepada Tuhan dan Bunda Maria, sebagai pelindung kongregasi.
Maria adalah seorang tokoh Kitab Suci Perjanjian Baru PB yang keberadaanya sangat diakui dan dihormati dalam Gereja katolik. Pengakuan dan
penghormatan itu diberikan bukan sebatas karena Maria sebagai ibu Yesus tetapi juga cara hidup berimannya. Sikap bijaksana sungguh hidup dan menyatu dalam
pribadi Maria. Ia sungguh cermat dan mengetahui secara baik segala kebutuhan dan perutusan Yesus. Maka sebagai ibu, Maria tidak banyak menuntut perlakuan
khusus baginya dari Yesus tetapi ia justru memberi kebebasan yang seluas- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
luasnya kepada Yesus untuk mewujudkan tugas dan perutusan-Nya. Maria, karena ketulusan dan belaskasihnya ia berani meminta Yesus untuk melakukan sesuatu
demi memenuhi kebutuhan orang lain, Yoh 2:1-11 walaupun ia sadar belum waktunya bagi Yesus melakukan itu. Demikianlah Maria menunjukkan sikap
bijaksana dalam hidupnya Sugi, 2011: 59. Indikator:
a Menjelaskan sikap bijaksana sebagai salah satu keutamaan hidup Kristiani. b Menjelaskan sikap bijaksana Maria yang reflektif.
c Meneladan sikap bijaksana Br. Bernardus Hoecken.
3 Kerjasama Dalam Komunitas
Mgr. Ludovicus Rutten dan Br.Bernardus Hoecken mempunyai pandangan hidup yang berbeda. Oleh karena itu mereka kadang kala mempunyai pendapat
yang berbeda pula dalam cara membentuk religius muda yang mereka damping. Meskipun demikian perbedaan itu tidak mengurangi persahabatan mereka, sebab
mereka dengan sikap rendah hati tidak bermaksud mempertahankan pendapat dan keyakinan pribadinya. Perbedaan itu terjadi karena sama-sama berbakti kepada
Tuhan dengan melayani sesama. Dalam 1 Kor 12:12-26, dikatakn tubuh itu satu dan mempunya anggota-
anggota banyak. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, melainkan atas banyak anggota. Allah telah memberikan tugas kepada masing-masing anggota ,
secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. Kepada anggota-anggota tubuh yang dipandang kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan
38
terhadap anggota-anggoa kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus supaya jangan tejadi perpecahan dalam tubuh. Anggota-anggota yang berbeda itu
saling memperhatikan. Karna itu bila satu anggota menderita, semua turut menderita, jika satu anggota di hormati semua anggota turut bersuka cita.Sugi,
2011:64. Indikator :
a Memberikan penjelasan orang yang bijaksana selalu bisa bekerjasama dalam komunitas.
b Meneladan kerjasama dalam komunitas dari Br.Bernardus Hoecken dan Mgr.Lidovicus Rutten
f. Sikap Saleh
1 Doa Yang Mengubah
Perkembangan pengetahuan dan teknologi berkat daya rasional manusia sering dituding sebagai penyebab lunturnya kehidupan rohani. Orang menjadi
kurang peduli dengan hal-hal rohani seperti doa-doa pribadi. Praktik kehidupan doa mulai banyak tidak mendapatkan perhatian dan tempat dalam hati. Kerelaan
seseorang untuk berdoa menjadi berkurang karena ada tuntutan yang dianggap lebih penting dalam hidupnya Sugi, 2011: 69.
Peranan doa dalam kehidupan beriman tetaplah penting, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Doa memiliki aspek sosial. Banyak peristiwa dalam
Kitab Suci yang menunjukkan betapa kuatnya doa, yang dapat menyelamatkan. Dalam Mat 8:5-13; Luk 7:1-10 Yesus mengabulkan permohonandoa seorang
39
perwira yaitu menyembuhkan hamba sang perwira tersebut. Kekuatan doa yang keluar dari iman yang mendalam sungguh luar biasa bagi lingkungan sekitarnya.
Doa memiliki kekuatan besar untuk mengubah apa yang ada di sekelilingnya termasuk orang-orang di dekatnya. Melalui doa seorang dapat memahami
kehendak Tuhan atas dirinya. Indikator:
a Menjelaskan bahwa doa memiliki fungsi sosial. b Menjelaskan nasihat Br.Bernardus Hoecken pada para Bruder tentang
hidup doa. c Meneladan hidup doa Br.Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.
2 Hidupku Berkat Bagi Orang Lain
Meutia Hatta Swasono mengatakan “masyarakat dihinggapi pola hidup individualistik sehingga semangat gotong- royong yang menjadi landasan hidup
bermasyarakat menjadi luntur. Semangat gotong-royong dikhawatirkan akan hilang seiring dengan perkembangan. Zaman dan perjalanan dunia cenderung
kapitalistik”. Semangat individualistik cemderung semakin merasuk dalam hidup generasi zaman, sehingga orang tidak lagi mau peduli kepada orang lain.
Dalam situasi yang demikian, kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita sebab hidup kita adalah semata-mata anugerah Allah.
“setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan
40
karena pertukaran Yakobus 1:17. Anugerah Allah yang kita terima harus kita bagikankepada orang-orang di sekitar yang membutuhkan.
Bruder Bernardus Hoecken dan para bruder FIC dalam komunitas Bruder FIC yang pertama mengalami berbagai kesulitan dan kekurangan. Namun mereka
tetap maju dan terus maju, terus berbuat baik dengan tetap meminta petunjuk dari Tuhan dalam melaksanakan perbuatan-perbuatan baik tersebut. Sugi, 2011: 75.
Indikator: a Menjelaskan pengalaman Br. Bernardus Hoecken dalam memberikan diri
sebagai berkat bagi orang lain. b Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam memberikan diri sebagai berkat
bagi orang lain. .
g. Teladan Baik
Semua orang pernah berbuat kesalahan dan dosa selama hidupnya. Kesalahan dan dosa merupakan salah satu ciri khas manusia, karena manusia di
dunia ini tak ada yang sempurna. Ketidaksempurnaan manusia menjadikan dirinya cenderung untuk berbuat kesalahan dan dosa. Ketika seseorang berbuat kesalahan
atau dosa ada yang secara berani mengakuinya dan memohon ampun atas kesalahan dan dosanya. Orang sadar dosa tidak hanya merugikan orang lain,
melainkan juga merusak kehidupan diri sendiri, merenggangkan relasi dengan sesama, dan menciderai relasi dengan Allah, mereka berani mohon ampun.
Bahkan sering, ketidakmampuan seseorang memberikan pengampunan pada sesamanya menjadikan dirinya tidak nyaman dalam membangun relasi dengan
41
sesamanya. Orang yang tidak mau kekurangannya diketahui orang lain karena mempertahankan gengsi, malu dan takut, kalau-kalau orang lain menjauhi dirinya.
Apapun tindakan dosa, ada pengalaman yang sama yang muncul pada orang yang melakukannya; perbuatan dosa menyebabkan hidup tidak damai. Namun
kejatuhan manusia dalam kesalahan dan dosa bukanlah akhir dari segalanya. Dalam masyarakat ada beragam kesempatan dan sarana untuk mengadakan
perdamaian, rekonsiliasi, atau pertobatan, baik secara pribadi maupun bersama. Allah adalah maharahim sekaligus mahapengampun; Ia tidak mau hidup
manusia terkurung dalam dosa dan kesalahan. Dalam kebaikan-Nya Ia selalu menantikan setiap manusia kembali kepada-Nya, membebaskan manusia dari dosa
tanpa memperhitungkan besarnya dosa dan kesalahan manusia I Yoh 4:16. Di dalam kehidupannya Br. Bernardus Hoecken menekankan betapa
pentingnya pemeliharaan iman bagi para brudernya. Ia memberikan teladan baik dalam pengungkapan dan perwujudan imannya akan Allah. Salah satu teladannya
adalah sikap iman yang selalu merindukan kehadiran berkat Allah. Kerinduan inilah yang melandasi dirinya untuk mendesak para bruder dalam mentaati
konstitusi, rela merendahkan diri, bermati raga, refleksi, menerima sesamanya dengan segala kerendahan hati dan mengampuni sesamanya yang telah bersalah
bagi kongregasi maupun dirinya. Kemauan untuk menerima orang lain yang bertobat inilah menjadi bukti bahwa ia mendapat pengampunan diri dari Allah.
Humbelt, 1994:35 Indikator:
a Menemukan hambatan dan kemudahan dalam mengampuni sesama sebagai wujud penerimaan tanpa syarat.
42
b Mengampuni sesama sebagai perwujudan cinta tanpa syarat. c Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam mengampuni sesama.
d Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam menerima orang lain tanpa syarat.
h. Lembut Hati
Lembut hati tidak bisa dipisahkan dengan rendah hati. Lembut hati dan rendah hati adalah suatu keadaan yang kompleks dan homogeny, artinya tanpa
memiliki roh lembut hati orang tidak mungkin rendah hati. Tanpa memiliki roh rendah hati orang tidak mungkin berlaku lembut hati. Lembut hati bukan lemah
gemulai. Seseorang yang bersuara keras dan kasar tingkah lakunya belum tentu orang yang keras hatinya, orang demikian adakalanya bisa memiliki roh yang
lembut hati, sebaliknya orang yang kelihatan dan bersuara lemah sangat memungkinkan memiliki kekerasan hati Sugi, 2011: 91.
Lembut hati dalam Alkitab berarti suatu karakter yang memuliakan Tuhan sehingga mudah tersentuh dan mudah merespon sabda Tuhan. Kemarahan adalah
lawan dari lembut hati atau kelemahlembutan. Dalam Kitab Suci orang yang lemah lembut akan memiliki sukacita khusus. Mereka akan tambah bersukaria
Yes 20:19. Orang yang lemah lembut juga akan memahami sifat Kristus yang lemah lembut dan rendah hati Mat 11:19. Di dalam Mazmur 25:9 dikatakan
orang yang lemah lembut akan memiliki kemampuan yang baik dalam menghakimi perkara. Tuhan membimbing orang-orang yang lemah lembut. Orang
yang lemah lembut akan memancarkan kecantikan batiniah I Prt 3:4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43 Bruder Bernardus Hoecken dalam bukunya yang berjudul: “Petunjuk-
petunjuk para pemimpin Kongregasi para bruder Santa Perawan Maria yang Terkandung tak Bernoda, mengatakan “Berusahalah meneladan dengan tepat
Bapa dan Pelindung kita St. Vinsensius de Paul. Karena kesabaran dan keramahtamahannya ia menyelesaikan banyak hal. Ia disebut malaikat kedamaian.
Ia selalu mengajak orang agar mereka melatih diri dalam kelembutan hati dan keramahtamahan. Katanya: “Keutamaan-keutamaan itu membuka hati orang
sedangkan kekerasan menutupnya” Humblet, 1994: 86 . Indikator:
a Menjelaskan sikap lembut hati menurut Kitab Suci. b Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam bersikap lembut hati terhadap
sesama.
i. Tabah Hati
Ada beberapa siakap dasar yang dimiliki setiap insan manusia mulai dari adanya. Pada dasarnya semua manusia itu baik, sebab diciptakan dan dikehendaki
oleh Allah. Dalam setiap pribadi itu Allah menanamkan rencana dan kehendak- Nya yang baik Yer 29:11-14. Setiap pribadi manusia itu berbeda. Perbedaan itu
merupakan keunikan seseorang . hal ini dikatan oleh St. Paulus dalam suratnya kepda jemaat di Korintus 1 Kor 12:11. 28-31. Karunia itu haruslah digunakan
untuk membangun kehidupan bersama. Perbedaan bukan dimaksud untuk memecah kesatuan melainkan untuk saling melengkapi dan mempersatukan,
saling memperkaya. Maka keunikan itu baru dapat berarti apabila disumbangkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dan diwujudnyatakan bagi kepentingan bersama. Setiap orang tidak harus mencari kepentingannya sendiri, dan merasa diri lebih dari yang lain sebab memiliki
karunia khusus yang menjadi ciri khas. Br Bernardus Hoecken seorang pribadi yang keras namun sekaligus tabah hati dalam menghadapi permasalahan Sugi,
2011: 99. Indikator:
a Mampu menunjukkan sikap Br. Bernardus Hoecken yang teguh hati, ketika mengalami perbedaan pendapat.
b Mampu menjelaskan bahwa setiap pribadi itu unik menurut Kitab Suci c Meneladan Br. Bernardus Hoecken dalam menghargai setiap perbedaan
dalam hidup bersama
j. Mencintai para Bruder
Mencintai para bruder dilandaskan pada kutipan Kitab Suci “barang siapa m
engasihi Allah, ia juga mengasihi saudaranya,”I Yoh 4:2. Mencintai para bruder merupakan bagian dari sikap mengasihi saudara, dan ini sebagai wujud
ungkapan kasih pada Allah. Mengasihi para bruder dilandasi rasa hormat yang dalam, dan turut serta menjaga kemurnian dan kaul-kaul suci, memberikan
motivasi dan apresiasi terhadap para bruder. Indikator:
a Siswa mampu menemukan nilai-nilai keutamaan Bruder FIC yang sudah dihidupi oleh sekolahnya.
b Meneladan Br. Bernardus Hoecken dan Mgr. Ludovicus Rutten dalam mencintai sesamanya.
45
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian mengenai evaluasi pendidkan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta yang meliputi
metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik instrument pengumpulan data, teknik pengembangan pengembangan instrument
dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nana Syaodih 2015:53-54
metode ini menggambarkan permasalahan yang ada dan data diperoleh dari pengamatan, dan studi pustaka.
Fungsi dari deskriptif sendiri yakni merupakan kegiatan untuk menjelaskan berbagai karakteristik data sehingga gambaran dari data itu terungkap dengan
jelas. Untuk mendaptkan fakta atau data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis akan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
pokok yang akan disebarkan kepada responden, lalu akan didukung oleh metode wawancara.
B. Tempat dan Waktu penelitian
Penulis akan melaksanakan penelitian ini pada bulan Desember 2015 hingga bulan Januari 2016 di tiga 3 SMP Pangudi Luhur yang ada di
46
Yogyakarta, yaitu SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.
C. Populasi dan Sample Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya, Sugiyono, 2014:215. Populasi dalam penelitian ini adalah siswai-siswi kelas IX SMP Pangudi
Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan. Berdasarkan data yang diperoleh dari ke tiga sekolah tersebut, jumlah
siswa kelas 1X SMP Pangudi Luhur Yogyakarta 155, SMP Pangudi Luhur Sedayu 81 dan SMP Pangudi Luhur Moyudan 77. Jumlah populasi sebanyak 313 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2014:215. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1, 5 dan 10 Sugiyono, 2014:86-87. Berdasarkan jumlah
populasi 313 orang, peneliti menggunakan taraf kesalahan 5, maka sampel yang ditetapkan dan diambil diantara 161 orang atau 167 orang, maka peneliti
mengambil sampel sebanyak 163 orang. Dari jumlah sampel 163, 5 orang penulis wawancarai. 5 orang tersebut termasuk dalam hitungan 163 orang.
47
Dalam pemilihan sampel ini teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah sampling purposive. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu, maksudnya peneliti sungguh-sungguh mengetahui bahwa responden yang diminta untuk mengisi kuesioner dan untuk diwawancarai
adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan Sugiyono, 2014:68. Peneliti mengambil teknik ini karena sesuai dengan
pertimbangan peneliti, di mana ,siswai-siswi kelas IX SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini merupakan orang-orang yang sungguh mengalami dan terlibat langsung dalam pendidikan kepangudiluhuran, sehingga
mereka dianggap mengetahui dan memahami bagaimana proses pendidikan kepangudiluhuran selama ini.
Ketika penelitian berlangsung, kuesioner yang disebarkan sejumlah sampel yang diambil yakni 163 kuesioner. Jumlah kuesioner yang disebarkan melebihi
jumlah sampel yang seharusnya diambil untuk mengisi kuesioner yakni 250 orang untuk mengantisipasi jika ada kuesioner yang lainnya yang tidak dapat dipakai
untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga dengan demikian kuota 163 sampel yang diperlukan tetap terpenuhi. Dari 250 kuesioner yang telah disebarkan sebanyak
163 yang dikembalikan sejumlah sampel yang ditetapkan dan semuanya dapat dipakai untuk dianalisis lebih lanjut.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Dikarenakan bentuk permasalahan dalam penelitian ini bersifat deskriptif atau menggambarkan, maka hanya ada satu aspek atau variabel yang akan diukur
48 atau digambarkan dalam penelitian yaitu variabel mengenai “Pendidikan
Kepangudiluhuran” di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.
2. Definisi Konseptual Variabel
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan pada bab II, maka definisi konseptual evaluasi pendidikan kepangudiluhuran adalah mengukur,
menilai proses pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.
3. Definisi Operasional Variabel
Pendidikan kepangudiluhuran adalah suatu usaha penanaman nilai-nilai yang meliputi; Percaya kepada Tuhan, rendah hati, semangat dan Keteguhan
hati, kebijaksanaan dan berpengetahuan, sikap bijaksana, sikap saleh, teladan baik, lembut hati, tabah hati, mencintai para Bruder.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan teknik penelitian dengan penyebaran kuesioner. Dapiyanta 2011: 23 menyatakan
kuesioner adalah “serangkaian daftar pertanyaan atau daftar isian yang harus dijawab atau diisi oleh responden untuk mendapat jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti”. Kuesioner merupakan cara untuk menyampaikan pertanyaan secara tertulis pada lembar yang telah tersedia dan
49
harus dikembalikan. Jenis kuesioner ang dipakai adalah kuesioner tertutup, di mana pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pilihan jawaban. Melalui kuesioner
ini penulis akan menyediakan seperangkat pernyataan untuk diisi oleh responden, kemudian data yang didapat akan diolah secara deskriptif.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur nilai variabel dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert ini merupakan skala yang
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Sugiyono 2009: 135 mengatakan dalam skala Likert ini setiap nomor itemnya memiliki 5. Dalam hal ini skala Likert dimodifikasi menjadi 4
kemungkinan jawaban, yaitu Selalu SL dengan skor 4, sering SR dengan skor 3, Kadang-kadang KK dengan skor 2, dan Tidak Pernah TP dengan skor 1.
Jadi, masing-masing item akan diskor sesuai dengan skala penilaiannya dan di dalam analisis datanya akan diperoleh nilai maksimum untuk setiap item
pernyataan adalah 4 poin dan nilai minimumnya adalah 1 poin. Berikut ini adalah skor alternative jawaban setiap itemnya:
Tabel 1: Skor alternatif jawaban variabel pendidikan kepangudiluhuran
Item favorable 4
3 2
1 Item Non-faforable
1 2
3 4
50
Dalam penelitian ini, instrument bersifat tertutup. Artinya, jawaban untuk masing-masing pernyataan yang telah disediakan pada kolom jawaban, sehingga
responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan yang dilihat dan dialaminya.
a. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 2: Kisi-kisi Instrumen aspek pengetahuan dan penghayatan pendidikan
kepangudiluhuran dalam bentuk kuesioner Aspek
Indikator No Item
1. Percaya kepada Tuhan.
Menjelaskan arti sikap percaya kepada Tuhan melalui Kitab Suci
Menjelaskan sikap percaya yang dimiliki Br. Bernardus Hoecken sebagai jalan menuju
keselamatan Kristiani. Meneladan sikap percaya yang dimiliki Br.
Bernardus Hoecken. Sikap-sikap yang bukan menjadi teladan dari
Br. Bernardus Hoecken dalam kehidupan sehari-hari.
1
2
13
14
2. Rendah Hati. Menjelaskan sikap kerendahan hati dalam
melayani dari Br. Bernardus Hoecken. Menjelaskan pandangan Kristiani tentang
sikap rendah hati dalam melayani 3
4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI