Facebok dan Dinamika Remaja Penggunanya

Facebook menawarkan berbagai pilihan privasi sehingga tiap pengguna dapat memutuskan siapa yang dapat melihat profil, postingan mereka, atau yang akan mengomentari mereka. Semua interaksi muncul dalam linimasa dan didistribusikan secara realtime ke teman-teman pengguna. Kendati demikian, pengguna dapat memilih untuk menolak atau menyetujui fitur penelusuran. Pengguna juga memilih bagian mana dari profil mereka yang bersifat publik dan mereka juga dapat memblokir block atau membatasi limit pengguna lain dengan mengendalikan pengaturan privasi mereka. Pengguna dapat berinteraksi dengan lebih dari satu orang pada waktu bersamaan. Komentar dan interaksi juga dapat dilihat oleh pengguna lainnya. Facebook juga dapat digunakan seperti e-mail karena ada fitur pesan pada halaman utama untuk memungkinkan komunikasi secara personal. Muise, Christofides, Desmarais, 2009 Facebook merupakan situs sosial media paling populer di Indonesia GlobalWebIndex, 2015; Kemp, 2016. Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah pengguna internet dan sosial media di Indonesia. Hingga bulan Januari 2016 tercatat 88,1 juta pengguna internet 34 dari total populasi di seluruh Indonesia dengan 79 juta di antaranya adalah pengguna Facebook Kemp, 2016. Selain itu, rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu untuk mengakses Facebook selama 2 jam 40 menit GlobalWebIndex, 2015 hingga 2 jam 51 menit Kemp, 2016. Menariknya, 33 pengguna Facebook berusia 13-19 tahun. Dengan demikian, terdapat 26 juta remaja di Indonesia memilik i akun dan aktif mengakses Facebook Kemp, 2016. Beberapa penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa aspek yang paling mengkhawatirkan dari Facebook adalah bahwa semua informasi itu secara sukarela disediakan Taraszow dan kolega, 2010. Untuk membuat profil akun, pengguna diminta untuk mengisi formulir dengan informasi identitas pribadi seperti nama, umurtanggal lahir, jenis kelamin, asal dan atau lokasi, agama, etnis, kepentingan pribadi, informasi kontak dan bagian tentang saya; selain juga mendorong pengguna untuk mengunggah foto profil. Sekalipun Facebook memiliki berbagai fitur tingkat kontrol privasi yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol siapa yang dapat melihat bagian mana dari profil mereka, pada awalnya tingkat visibilitas bawaan Facebook memungkinkan semua orang dalam jaringan pertemanan dapat melihat profil tersebut Tufekci, 2008. Taraszow dan kolega 2010 juga mengungkapkan bahwa kebijakan keamanan dari Facebook mengabaikan informasi untuk mengubah pengaturan secara manual. Hal ini menyebabkan kebanyakan pengguna bahkan tidak menyadari berapa banyak orang yang bisa melihat profil mereka sekalipun mereka memiliki kemampuan untuk membatasinya Christofides, Muise dan Desmarais, 2009; Taraszow dan kolega, 2010. Di sisi lain, muncul anggapan bahwa situs jejaring sosial seperti Facebook merupakan halaman web pribadi sehingga penggunanya bersedia untuk menampilkan informasi pribadi. Oleh karena pengguna melihat halaman mereka sebagai milik pribadi, mereka tidak akan mengharapkan informasi yang diposting untuk dilihat oleh orang lain atau bahkan tidak membayangkan kalau laman pribadinya dapat dilihat oleh orang lain. Christofides, Muise dan Desmarais, 2009; Taraszow dan kolega, 2010

3. Alasan menggunakan Facebook

Facebook menawarkan berbagai kemudahan interaksi dan komunikasi yang mampu meretas jarak dan keterbatasan komunikasi tatap muka. Para peneliti telah mulai mencermati bagaimana dan mengapa orang tertarik dengan situs jejaring sosial dan platform media sosial. Penelitian tentang Facebook, misalnya, telah mengidentifikasi beberapa alasan yang menjelaskan mengapa pengguna membangun dan memelihara profil pribadi, seperti: interkoneksi dan keinginan untuk menjembatani hubungan offline dan online Boyd dan Ellison, 2008, mengelola persahabatan yang telah ada sebelumnya Ellison, Steinfield, dan Lampe, 2007; Madge, Meeks, W ellens, dan Hooley, 2009, pembentukan identitas Selwyn, 2009; V alkenburg, Schouten, dan Peter, 2005, afiliasi dan keintiman relasi Park, Jin, dan Jin, 2011, ekspresi diri dan dan pengungkapan diri self-disclosure W iley dan Sisson, 2006; Special dan Li-Barber ,2012; Hollenbaugh dan Ferris, 2014; Zlatolas, Welzer, Heričko, dan Hölbl, 2015 dan penelusuran informasi dari pengguna lain Pempek, Y ermolayeva, dan Calvert, 2009. Sementara itu, GlobalWebIndex 2016 dalam ringkasan laporan kuartal pertama mengungkapkan beberapa aktivitas para pengguna Facebook di seluruh dunia yaitu mengklik tombol like 66, menonton video 51, berkirim pesan rutin kepada seorang teman 50, mengomentari foto atau video teman 48, membaca berita 47, membaca sebuah artikel 47, masuk untuk melihat apa yang terjadi tanpa posting atau mengomentari apa pun 44, mengomentari status profil teman 44, mengunggah dan berbagi foto pribadi 37, dan memperbarui status profil pribadi 34.

B. Privacy Concern

1. Pengertian Privacy Concern

Pemahaman tentang Privacy concern PC tidak bisa dipisahkan dari konsep tentang privasi. Privasi identik dengan kebebasan, keleluasaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 atau kemerdekaan bagi seorang individu untuk bertindak Schoeman, 1992. Selain itu, privasi juga dimaknai sebagai kesempatan untuk menjadi diri sendiri, melakukan apa yang ingin dilakukan, dan memiliki tempat untuk diri sendiri Poortinga, Steg, dan V lek, 2004, dalam Steg, Berg, dan de Groot, 2013. Definisi paling awal menyebutkan privasi sebagai klaim individu, kelompok, atau lembaga untuk menentukan sendiri, kapan, bagaimana, dan untuk apa informasi tentang mereka diungkapkan kepada pihak lain Westin, 1967 dalam Margulis, 2011. Dalam perkembangannya, privasi dipahami sebagai proses pelestarian anonimitas dan berkaitan erat dengan kontrol atas informasi tentang diri sendiri. Dalam lingkungan online, orang-orang yang merasakan tingginya ancaman pada privasi akan cenderung untuk tidak mengungkapkan informasi tentang diri karena mereka menganggap ancaman tersebut mengurangi kontrol atas informasi dan mengurangi perlindungan terhadap diri mereka sendiri Taddei dan Contena, 2013. Dalam penggunaan media sosial, privasi dipahami sebagai hak untuk mengontrol pengumpulan dan penggunaan informasi tentang diri sendiri ONeil, 2001. PC secara sederhana dapat dimengerti sebagai perhatian atau kepedulian individu atas privasi dan keinginan untuk melindungi privasi mereka. Dalam konteks penggunaan media sosial seperti Facebook, PC adalah sejauh mana penggunanya memperhatikan kinerja situs jejaring sosialmedia sosial dalam pengumpulan dan penggunaan informasi personal miliknya. PC mencerminkan persepsi individu atau keprihatinannya tentang bagaimana informasi pribadi dikelola oleh sebuah situs Rifon dan kolega, 2007; Hong dan Thong, 2013.

2. Aspek Privacy Concern

Penelitian tentang PC telah menghasilkan beberapa model. Tiga model utama yang akan dipaparkan adalah Concerns for Information Privacy CFIP yang dikembangkan oleh Smith, Milberg, dan Burke 1996, Internet Users’ Information Privacy Concerns IUIPC yang dikembangkan oleh Maholtra, Kim, dan Agarwal 2004 dan Internet Privacy Concern IPC yang dikembangkan oleh Hong dan Thong 2013. Penelitian ini mengacu pada aspek collection, secondary use, improper access, control, dan awareness Smith, Milberg, dan Burke, 1996; Maholtra, Kim, dan Agarwal, 2004; Hong dan Thong, 2013.