Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi METODE PENELITIAN

benar-benar linier dan tidak bias, atau tidak terjadi penyimpangan- penyimpangan persamaan yang berarti, seperti di bawah ini : a. Tidak boleh ada Multikolineritas b. Tidak boleh ada Heteroskedastisitas c. Tidak boleh ada Autokorelasi Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini penjelasan mengenai asumsi klasik :

a. Multikolinearitas

Multicolinearity Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti, diantaranya beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Uji multikoninearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adnya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas Ghozali, 2001 : 63. Deteksi adanya multikolinearitas menurut Santoso 2000: 206 yaitu: 1. Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1

b. Heteroskedastisitas

Heteroscedasticity Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas tetap atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali, 2001: 77. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus Rank Spearman adalah : rs = 1 – 6   1 2 2   n n d i ............................................ Gujarati, 1999: 188 Keterangan : d i = Perbedan dalam rank antara residual dengan variabel bebas n = Banyaknya data Hipotesis untuk heteroskedastisitas : Ho : σ 1 = σ m tidak bersifat heteroskedastisitas Hi : σ 1 ≠ σ m bersifat heteroskedastisitas 1. Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan α = 0,05 maka Ho diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Apabila nilai signifikan huitung sig tingkat signifikan α = 0,05 maka Ho diterima berarti terjadi heteroskedastisitas.

c. Autokorelasi

Menurut Ghozali 2001: 67, tujuan uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: Daerah keragu- raguan Daerah keragu- raguan Ada Autokore lasi negatif Ada Autokore lasi positif Tidak ad autokorelsi positif dan tidak ada autikorelasi negatif dL dU 4-dU 4-dL 4 Gambar 3.1 : Kurva Uji Autokorelasi Keterangan: 1. bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound dU dan 4-dU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. bila nilai DW lebih rendah deripada batas bawah atau lower bound dL, maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. bila nilai DW lebiih besar daripada 4-dL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. bila nilai DW terletak di antara batas atas dU dan batas bawah dL atau DW terletak antara 4-dU dan 4-dL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.4.3. Analisis Data

Dilakukan dengan mengunakkan teknik statistik model regresi linier berganda, kaitan dengan variabel penelitian dapat digambarkan dengan rumus : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e ................Anonim, 2008: L- 21 Keterangan: Y = Variabel dependen abel X ih gang e = Kesalahan baku β = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 , β 4 = Koefisien regresi vari X 1 = Perubahan laba bers X 2 = Perubahan Puitang X 3 = Perubahan hutang da X 4 = Perubahan arus kas

3.4.4. Uji Hipo

ilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain

a. Uji Keco

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFKTUR GO PUBLIK)

0 2 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KESEHATAN PERBANKAN (Studi Kasus Pada Perbankan Go Publik yang Terdaftar di BEI).

0 0 9

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI LABA DALAM MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI (Studi Empiris pada Industri Manufaktur Kelompok Food & Beverage pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).

1 1 6

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa.

0 0 130

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 130

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI.

0 0 98

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

0 0 21

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BEI SKRIPSI

0 0 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA INTERNET PADA WARNET “TRANSNET” DI SURABAYA SKRIPSI

0 0 16

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 25